23

888 16 3
                                    

Warna yang sangat indah untuk pilihan dekorasi ruangan. Bunga-bunga segar menjadi hiasan. Ruang dari gedung yang polos itu seketika berubah menjadi sebuah istana. Senyuman banyak orang membuat ruang itu terasa sangat hangat. Kebahagiaan mereka, sangat kuat hingga tak melihat seorang yang sangat terpuruk di salah satu sudut ruangan.

Hari pernikahan Naya digelar, gaun yang indah, warna yang sangat cocok. Dengan pasangan pria baik dan hangat.

Hera tersenyum melihat hal itu, rasanya sangat pedih. Membawa sekotak surat yang ditulis dengan penuh rasa sayang. Namun kini tak terbalaskan.

"lo pasti bahagia Sam, Naya dapet pasangan yang baik" air mata Hera lolos keluar dari kelompak matanya.

Beberapa nyanyian dan sambutan, tak tertinggalkan kegiatan lempar bunga itupun juga didapatkan seorang wanita yang mungkin dikenal baik oleh Naya. Jeniffer.

"BAIKLAH, TAK TERASA. ACARA HARI INI SUDAH BERADA DI PENGHUJUNG. UNTUK BEBERAPA REKAN, SAUDARA, TEMAN MAUPUN SAHABAT YANG INGIN MENGAMBIL FOTO DENGAN MEMPELAI DIPERSILAHKAN"

Puluhan orang mengantri di depan pelaminan itu. Dan kini, giliran Hera. Dengan bangga dia membawa box itu. Betapa terkejutnya Naya melihat kedatangan Hera.

"loh? her? kok?"

"kamu kenal Hera babe? kok gak bilang? dia bos aku, bos utama bos pertama dari Samantha, aku yang undang ini. Bos yang Samantha mau aku undang tapi di luar negeri"

Naya terdiam mendengar hal itu.

"foto dulu aja nay, abis acara. Gue mau ngobrol"

Sekitar 47 menit setelah Hera berfoto. Acara pun selesai, dengan gaunnya. Naya menghampiri Hera di sebuah taman depan gedung pernikahan.

Hera menghisap satu batang rokok itu. Dengan pandangan melihat ke awan.

"mau ngobrolin apa her? oh iya, gimana kabar Sam?"

Hera menolehkan kepalanya kesumber suara. Lalu dia mematikan rokoknya. Tangannya mengulur untuk menyerahkan sebuah box dengan hiasan bunga diatas nya.

(ilustrasi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ilustrasi)

"ini apa?" tanya Naya sambil merima box itu.

"kado terkahir dari Sam. Gue harap, lo bahagia sama Chandra, dan Sam juga bakal bahagia liat lo dari atas"

"maksudnya? terakhir? dari atas? yang jelas her, gue bingung"

"Sam meninggal dunia nay." suara itu disertai isak tangis dari Hera yang tak sanggup untuk mengucapkannya.

"maksud? lo bercanda ya? bilang aja dia gak mau dateng"

"gue serius bangsat, buat apa gue bercanda sama kematian sahabat gue sendiri? dia sakit, dia berobat. Tapi tuhan ambil dia sebelum dia berobat. Dia kecelakaan nay, sudah 3 bulan lalu. Dan gue baru tau" dengan lantang Hera mengucapkan itu, kakinya melemah. Badannya terhuyung ke sebuah kursi taman. Air mata itu mengalir deras tanpa ragunya.

OBSESSION (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang