Baik permisa saat ini kita sedang berada di lokasi dimana diduga telah terjadi pemerkosaan yang di alami remaja berusia 16 tahun, dan kabar nya korban anak dari pasangan pengusaha sukses terkenal -
Saluran televisi itu langsung di matikan mendadak oleh umi Zahra selaku orang tua ku yang tak kuasa mendengar reporter membawakan berita tentang diriku, saat ini hampir semua media mengabarkan tentang kasus ku ini.
Entah kemana sang pria brengsek penjahat kelamin itu pergi dan kini sementara diriku hancur -
"Wah wah wah bening banget kamu dek_"
"Sendirian ajah nih, mau aku temenin ngga ?" Tanyanya genit.
Sementara aku terus berjalan tak tentu arah, aku yang merasa takut pun kembali masuk ke dalam hotel yang baru saja di pakai tempat pesta oleh kawan ku 3 jam lalu.
"Duh kak Syifa mana si lama banget."
"Dek sini ajah temenin Abang." Jijik dengan tindakan nya aku pun hanya pura-pura tuli.
"Cekk kepala aku pusing lagi," Keluh ku yang masih setengah sadar,
Ya akibat Nanda yang terlalu banyak memberi minuman beralkohol itu kepada ku yang berhasil membuat ku kehilangan separuh kesadaran ku.
"Ihhh Jang pegang-pegang deh," Ucap ku marah
"Cantik-cantik kok galak."
Pria itu kini semakin lancang ia mulai berani menyentuh ku, geram tangan mungil ku dengan kencang menampar pipi kanan pria tersebut.
Saking kencangnya tamparan itu sampai membuat wajah sang pria menoleh ke kiri.
"Menarik juga Lo."
Samar-samar aku melihat kemarahan dari dirinya, usai itu nampak seringai di sudut bibirnya.
"Sini ikut gue Lo."
Ia pun menarik paksa diriku agar masuk ke salah satu kamar yang terletak di lantai satu____
"Aaarrrrgggghhh, brengsek pergi kamu."
"Fa, Syafa tenang sayang ini Teteh."
"Gak gak pergi sana pergi."
Syifa yang tambah panik pun mendekat dan mendekap aku yang masih setengah sadar,
"Pergiiii," teriakku.
"Fa sadar ini kakak," ucapnya setengah meninggi sembari membelai kepala ku dengan sayang.
Cukup lama Syifa mendekap ku untuk memberikan keterangan untuk ku hingga kini aku kembali tenang dan langsung menghambur ke dalam pelukan kak Syifa.
"Teh bayang itu kembali hadir dalam mimpiku, kak aku takut." Adu ku yang masih betah dan semakin erat memeluknya.
"Fa tenang ya, ada kakak disini kamu gak perlu takut."
Aku pun mendongak menatap mata kak Syifa yang terpancar keyakinan, aku pun kembali membenamkan wajahku kedalam dadanya.
"Teh umi sama Abi mana ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Narasi satu Hati >>> ENDING
Teen Fiction🏅juara Harapan 3 MWC Navi Publisher ***** Kisah tentang seorang gadis yang sedang mencari kebahagiaannya.... Akan kah pribahasa 'berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian ' berlaku padanya ? Y...