🍂 Chapter 16

27 4 0
                                    

Suara burung hantu menghiasi keheningan malam dengan cuaca yang kini lumayan panas padahal angin malam tertiup kencang

Apakah pertanda akan adanya hujan ? Meski pun benar adanya tak akan mengubah apa yang kini akan aku lakukan

Aksi ku ini memang cukup gila biarlah mereka melihat keadaan ku besok pagi, pastinya mereka akan menjerit histeris lalu setelah itu tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aksi ku ini memang cukup gila biarlah mereka melihat keadaan ku besok pagi, pastinya mereka akan menjerit histeris lalu setelah itu tertawa

"Aaaaaa....." Teriakku histeris,

Benar saja ternyata malam ini hujan turun dengan deras, frustasi itu yang ku rasakan tertawa sendiri bak seorang yang kurang akal sehat ( gila )

Berjalan perlahan diatas dinding balkon masjid dengan suasana hujan yang semakin lama semakin deras hingga air mata ku saja tak dapat terlihat mengalir dengan derasnya air hujan.

"Umi, Abi, maafin Syafa yang menyerah ini." Parau ku sambil sesenggukan

"Nazma mungkin pertemuan kita malam ini akan menjadi pertemuan kita untuk terakhir kalinya." Ucap ku sambil menghapus rintikan air yang mengenai wajah ku.

Mungkin ini saatnya __

Tiba-tiba saja mata ku kunang-kunang pusing seketika melanda dan saat ini juga aku pun kehilangan kesadaran ku

Selamat tinggal semua....

"Syafa hey bangun."

____

07.25 pagi

Perlahan mataku mulai membuka cahaya matahari yang amat silau baru saja membangun kan ku dari lelapnya tidur

Pusing yang kurasa membuat energi ku habis, perlahan aku terbangun dari posisi tidur ku menatap seisi ruangan

Asing itu yang ku rasa

Tempat ini amatlah asing sebelumnya tak pernah ku melihat dan datang kesini, lemari, kursi semua benda disini sangat tersusun rapih

Pusing yang melanda kepala ku sangat terasa jika aku terlalu banyak bergerak kamar bernuansa putih ini sangat membuatku terpaku

Bersih dan rapi sekali

Apa aku sudah ada di surga_ racau ku sambil menelisik kesetiap sudut ruangan

Mata ku terpejam sambil menghirup udara segar didalam ruangan ini "Umi, Abi, Teh Syifa tunggu aku." Kataku

"Kamu udah sadar ?"

Deg...

Siapa ? Suara itu tak asing lagi perlahan ku buka mataku tepat menatap bola mata sang empu.

"Alhamdulillah, gimana keadaan kamu Fa?" Lagi-lagi suara itu memenuhi gendang telinga ku.

Oh tidak mengapa ada dia kenapa dia disini seharusnya kan dia ada di dunia bukan ikut dengan ku

Apa jangan-jangan sekarang aku sedang dalam posisi koma, apa ini hanya alam mimpi, apa jangan-jangan dia kesini untuk jemput aku agar bisa kembali hidup di dunia

Narasi satu Hati  >>> ENDING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang