🍂 Chapter 5

37 8 0
                                    

🍂🍂🍂

Seketika suasana didalam pesawat sangat riuh sekali,..

"Diharapkan para penumpang tenang dan segera memakai masker oksigen." Peringatan dari sang pramugari.

Saat itu juga riuh suara orang-orang yang panik terdengar jelas di telinga ku, begitu pun dengan umi dan Abi.

"Ya Allah bi, astagfirullah hal adzin."

"Nak  sayang fa Syafa kamu aman sayang ? Jangan lupa pake masker oksigen nya."

Beberapa menit kemudian karena pesawat yang benar-benar hilang kendali, dinyatakan ____

"Astagfirullah umi, Abi, huft ya Allah cuma mimpi." Ucapnya, dan lagi-lagi mimpi kecelakaan pesawat itu berputar ulang dimimpi ku.

Tepat sekali saat aku terbangun dari tidurku ternyata kini sudah memasuki waktu Dzuhur, dengan segera aku pun pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan segera menunaikan ibadah sholat Dzuhur.

"Assalamualaikum warahmatullah 2x." Sesuai sholat seperti biasa aku menengadah kedua tangan ku dan memanjat kan doa untuk mereka.

Tak butuh waktu lama saat ritual ibadah kh selesai, terdengar notifikasi masuk.

____

62×××××××××××

Syafa gue mau kita ketemuan di cafe mawar.

Aku pun tak tahu siapa pemilik nomor ini, nomor asing tepatnya.

Saat aku akan menjawab pesan itu__

Gue Galen, gercep gpl.

____

Huftt ternyata itu pesan dari kak Galen, males sekali harus bertemu dengan nya.

Tapi jika aku tidak menuruti keinginan nya pasti dia tidak akan membuat hidup ku tenang.

Baru saja saat aku akan pergi pesan dari nomor yang sama itu kembali muncul.

Cepetan woy..

Siput bangettttt

Sabar pak !

Begitulah jawaban ku.

Cafe mawar tepat berada di jalan soenara, letaknya yang tak terlalu jauh dari rumah ku membuat ku tak membutuhkan banyak waktu untuk segera sampai di sana.

"Nih pesen makanan sepuas Lo." Serahnya pada ku saat aku baru datang.

"Aku gak laper kak." Memang benar adanya saat ini aku tidak ingin makan.

"Yaudah bagus deh kalo Lo gak laper gue jadi hirit duit." Bullshit, dasar sok care nyatanya itu cuma formalitas ajah.

"To the poin ajah kak, kakak ngapain ngajar aku ketemu kayak gini ?" Tanyaku

"Emmm gue cuma iseng ajah ngajak Lo kesini." Melongo, begitu lah ekspresi wajahku sekarang.

"B ajah kali mukanya gak usah sok syok gitu." Cibir nya yang tentu membuat ku geram

Narasi satu Hati  >>> ENDING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang