orang kayak Lo pantesnya mati.""Pergi sana Lo gak pantes buat tinggal di pesantren ini."
"Huh...." Suara riuh sorakan cacian membuat ku takut dan selalu merasa bersalah,
Takut !
Itu yang aku rasakan, dilempari berbagai macam benda keras membuat tubuh ku tak kuat lagi untuk bertahan.
"Woy bangun tidur ajah kerjaan nya."
"Astagfirullah, huftt untung cuma mimpi." Mata ku yang kini terbuka melihat ke arah penjuru mobil yang tepatnya tak ada lagi penghuni.
"Eh dungu buruan turun." Teriak seorang pria dari arah pintu mobil.
Dungu ?
Panggilan apa lagi itu, bebal ?, bodoh ?, otak tumpul ? Oh tidak semuanya tidak benar.
Dari pada aku yang akan terus di katai yang tidak-tidak lebih baik aku segera turun dan berkumpul bersama mereka.
Saat ini antara laki-laki dan perempuan berpencar setelah mendapatkan bagian masing-masing kamar tidur atau asrama.
"Yaelah kenapa si gue harus sama si Syafa." Keluh siswi bernama Angel
"Bukan Lo ajah kali kita juga iya gak." Ucapnya yang di angguki oleh keenam temannya.
"Ya semoga kita gak kebawa sialnya."
Kami pun sampai di kamar Khodijah 1, saat sampai didalam ternyata kamar yang dengan ukuran luas ini ternyata telah di huni oleh beberapa santri.
Setelah mba Hasna memperkenalkan kita semua dan menetapkan ranjang serta lemari untuk ditempati kita pun segera membereskannya saja.
"Syafa gue mau dibawah Lo ajah yang diatas." Bantah ? Urusan akan semakin panjang bukan, seperti biasanya aku yang harus mengalah walau rasanya ingin marah.
Huftt___
Hari semakin sore kini semua kegiatan telah ku lalui tiba saatnya menunggu waktu berbuka puasa,
Berkumpul menunggu waktu berbuka di aula sambil mendengarkan kultum dari para santri senior adalah sudah menjadi kegiatan mereka.
Tema kultum sore ini adalah "sabar". Jika kalian beranggapan bahwa kultum saat ini berjalan khusyu nyatanya tidak.
Duduk berjajar membentuk shaf sholat dengan keberadaan ku yang kini baru datang membuat semuanya bising.
Aku yang belum mendapatkan tempat duduk pun bingung ingin duduk dimana, tapi untungnya ada najma yang membantu ku agar bisa duduk.
"Mba Syafa sini." Seru najma yang sedang melihat ku kewalahan mencari tempat duduk.
Duduk bersama para santri Al-JABAL Ar-RAHMAH ini menjadi buah bibir mereka ( siswi ). sebenarnya aku tak enak dengan aku yang dengan mudah dekat dengan mereka tapi aku harus bagaimana lagi ?
Tanpa dekat dengan mereka aku bagaikan orang yang tak tau arah tujuan.
"Makasih ya."
"Sama-sama mba."
Kultum saat ini sangat pas sekali dengan perasaan ku, katanya "Allah tidak akan menguji seorang hamba melebihi batas kemampuannya, jika kita berhasil melewati ujian itu tandanya kita berhasil dan bersabarlah sesungguhnya Allah beserta orang-orang sabar."
Hal itu mampu membuat ku berhenyut haru, tiba lah saat seorang lelaki usai dengan kultumnya adzan Maghrib pun tiba.
"Ma tinggal di pesantren seru gak ?"
Tanyaku saat sedang duduk di balkon atas ( masjid ),
"Seru ajah si mba."
"Kok seru ajah si jawabnya berarti kalo gitu ada gak seru nya juga dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Narasi satu Hati >>> ENDING
Novela Juvenil🏅juara Harapan 3 MWC Navi Publisher ***** Kisah tentang seorang gadis yang sedang mencari kebahagiaannya.... Akan kah pribahasa 'berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian ' berlaku padanya ? Y...