Kompor

37 8 1
                                    

Enjoy the story~❤️

"Itu bos kenapa daritadi liatin lo mulu?" Bagas bisik ke gue.

"Kenapa gak lo aja yang nanya sama dia? Kenapa harus nanya ke gue? Orangnya kan ada di depan lo, Gas."

"Idih nih orang. Jangan kenceng-kenceng kek!" - Bagas.

"Ya lo, kepo tapi gak mau nanya."

"Pak, jangan diliatin mulu. Leleh nanti lama-lama si Celine," - Dika.

"Saya mau kasih saran boleh ya, pak?" - Ayu.

"Silakan," - Joshua.

"Kalo cemburu tuh bilang, pak. Jangan pake kode-kodean. Temen saya nih rada bego. Mana  paham dia sama kode begitu," - Ayu.

"Percuma lo ngomong gitu ke dia, gak bakalan ngaku."

"Hadeuh, pak. Apa saya perlu bawa Ansen kesini lagi biar bapak mau jujur?" - Ayu.

"Ansen masih saya ya, pak sama Celine?" - Dika.

"Wah! Jangan-jangan dia ajak kerjasama nih cuma modus tuh, pak. Aslinya mah mau ngajak Celine balikan," - Bagas.

"Saya kenal banget sama Ansen. Dia tuh orangnya gigih, pak. Apalagi kalo soal Celine," - Ayu.

"Apa perlu saya ajak Ansen ke rumah baru bapak sama Celine buat silaturahmi?" - Dika.

"Silaturahmi, tipis-tipis ngajak Celine balikan" Bagas ketawa.

Brak!

"Kepancing," Bagas bisik ke gue.

"Kok jadi gue yang takut ya?" Dika juga bisik ke gue.

"Eh, mau kemana?? Makanan saya belum selesai!"

"Kita pulang," - Joshua.

"Pulang?? Ngapain?? Ini masih jam istirahat kantor."

"Kita pulang sekarang."

🔎🔎🔎

"Ngapain sih liatin saya terus?"

"Gak papa," - Joshua.

"Lama-lama bolong pipi saya kalo liatinnya kayak gitu."

"Celine," - Joshua.

"Apa?"

"Teman-teman kamu itu menyebalkan semua ya," - Joshua.

"Kenapa jadi temen-temen saya?? Ada juga bapak yang nyebelin dari kemaren!"

"Saya ini sayang, bukan. Saya ini cinta sama kamu," - Joshua.

"Tau. Kalo gak cinta, bapak gak mungkin mau nikah sama saya."

"Kamu sendiri, kenapa mau menikah sama saya? Saya tidak mau dengar jawaban karena dijodohkan oleh orang tua, saya mau jawaban lain" - Joshua.

"Ya karna itu bapak. Bukan Bagas atau Dika, apalagi Ansen."

"Jadi, kalau misalnya Ansen yang datang ke rumah bunda dan melamar kamu" - Joshua.

"Saya tolak mentah-mentah."

"Kenapa? Bukannya dia tampan, baik, dan sudah kenal lama dengan orang tua kamu?" - Joshua.

"Perasaan saya buat dia udah gak sama kayak dulu. Saya udah gak sayang sama dia."

"Lalu?"

"Apanya?"

"Sekarang kamu sayangnya sama siapa?" - Joshua.

"Menurut bapak?"

"Kamu masih mencintai Ansen," - Joshua.

"Ya udah kalo bapak mikirnya gitu. Awas! Saya laper, mau sarapan!"

Gue lepas pelukan dia di pinggang gue terus turun buat sarapan. Mana laper, lagi cape gara-gara semalem, ditambah denger jawaban dia barusan. Makin dipucuk emosi gue pagi ini.

Pengen rasanya nabok bibirnya dia tuh pake wajan. Biar makin seksi tuh bibir karena pake lipstick warna dark black. Iya, item yang item banget itu loh. Biar dia jadi trend fashion 2024 sekalian.

Kesel deh. Gak percaya banget sama gue. Apa perlu gue buat pengumuman di sosmed kalo gue udah gak cinta lagi sama Ansen biar dia percaya? Kayaknya masih kurang deh buat dia.

"Celine," - Joshua.

"Sstt! Saya mau makan dengan tenang!"

Drrttt

"Apa??"

"Kok begitu? Lo gak sopan ya sama abang."

"M-maaf, bang. Ini gara-gara adek ipar kesayangan abang tuh!"

"Jangan nyalahin orang. Gue ada paket buat lo. Nanti kalo udah dateng, lo foto paketnya ya."

"Paket apa? Bayar gak?"

"Gak usah. Udah dibayar, lunas. Lo tinggal pake."

"Ipiin nih? Jidi pinisirin kin gii."

"Udah nanti liat aja. Gue matiin ya. Lagi ada meeting di luar, gue inget kalo punya paket buat lo. Inget, kalo udah sampe, lo foto paketnya."

"Iya. Makasih, abang paketnya. Lope-lope buay abang" gue matiin telponnya.

 Lope-lope buay abang" gue matiin telponnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa sih?"

"Tadi Aska?" - Joshua.

"Iya. Kan denger sendiri tadi saya manggilnya abang, bukan sayang."

"Mau dong dipanggil sayang sama kamu," - Joshua.

"Mau dong punya suami yang gak curigaan sama istrinya."

"Mau kemana?" Joshua genggam tangan gue.

"Mau ke depan. Siapa tau nemu suami yang gak curigaan sama istrinya?"

Gue naroh piring dulu di wastafel sekalian cuci tangan. Habis itu ke depan, mau cari suami baru. Gak, guys. Itu bercanda. Gue mau nonton drakor di ruang tengah.

"Celine," - Joshua.

"Apa?"

"Kita keluar yuk," - Joshua.

"Gak bisa. Abang kirim paket, takutnya gak ada orang di rumah pas paketnya dateng."

"Sebentar aja. Lagipula ada bibi di rumah. Mau ya?" - Joshua.

"Gak mau."

"Iya udah. Nanti malam gimana?" - Joshua.

"Iya udah. Mau kemana?"

"Aku mau ajak kamu ke tempat yang jauh biar Ansen gak bisa nemuin kamu lagi."

To be continue

Penerjemah Hati - JoshuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang