Meeting Pertama

37 8 0
                                    

Enjoy the story~❤



"Selamat siang, Mbak Celine. Maaf sudah menyita waktu siang Anda. Silakan duduk. Saya juga membawa tim yang akan menangani pernikahan Anda. Ada Mas Anto, fotografer; Mbak Anissa, make up artist, Mbak Sinta, bagian cathering, dan ini Mbak Widya, ketua tim dekor" - Mbak Tere.

"Jadi, tema seperti apa yang diinginkan?" - Mbak Tere.

"Kalo saya sih maunya tema fairy tales gitu, mbak. Tapi, tetep ada sentuhan warna yang bikin kesan elegan sama romantis."

"Kita bisa pake tema Luxe Luxurious Wedding sama Whismical Fairy Wedding, Mbak Celine. Di dalam proposal itu ada beberapa contoh konsep dekorasi sama foto pre-wedding yang bisa kita pake nanti," - Mbak Tere.

"This is good. We can use a combination of these themes. For the dress, we will use a fairy tale theme and for the decoration we can use a combination of both," - Joshua.

"Are you sureThis means that we will use a fairy tale concept for our wedding invitations, we will make them using a link."

"Yes, I am. A concept like this will be a unique wedding concept. And I know, this is your dream wedding concept. That's why I allow you to choose this theme," Joshua senyum.

"Thank you so much. Oke, Mbak Tere. Saya mau pake tema ini untuk pernikahan saya nanti. Kalo untuk makanannya gimana?"

"Makanannya nanti akan disesuaikan dengan temanya, mbak" - Mbak Sinta.

"Oh gitu. Saya tertarik sama ini deh, dekorasi fairytale wedding monogrammed dance floor terus kuenya yang romantic pink and gold fairytale wedding cake. Vibenya kayak Cinderella gitu kan, mbak?"

"Betul, Mbak Celine. Nanti kita bisa pake tema dekorasi yang Cinderella-Inspired Fairytale Wedding Centerpiece," - Mbak Widya.

"For the flowers, I want the Gold Fairytale Wedding Bouquet. This one," - Joshua.

"Oke, berarti udah fix ya ini. Mbak Celine, kita bisa mulai atur perencanaan dekorasinya hari ini. Untuk pelaksanaannya di hotel kan ya, mbak?" - Mbak Tere.

"Betul. Untuk fitting gaun dan lain-lainnya gimana, mbak? Saya juga mau ada testing food sebelum milih menunya."

"Oh, itu nanti setelah tim kami rapat. Kalo untuk gaun, saya akan buatkan janji minggu depan dengan Mbak Alvia. Saya boleh minta kartu nama Mbak Celine lagi?" - Mbak Tere.

"Please just contact me for this purpose. So that my future wife doesn't handle this problem alone," Joshua naruh 10 kartu nama di meja sambil senyum.

"Uangnya sudah kami transfer kemarin siang. Saya bayar 50% dari 500juta dulu sesuai kesepakatan kita dan sesuai rincian anggaran yang Anda berikan kemarin."

"Baik. Terima kasih sebelumnya telah mempercayakan momen terpenting dalam hidup Anda kepada kami. Kalo ada masalah, nanti akan segera kami hubungi" - Mbak Tere.

"Kami yang seharusnya berterima kasih. Kalo gitu, kami pamit dulu" gue senyum.

Gue sama Joshua keluar dari kantor WO. Kita mau cari resto di sekitar situ. Gak ada resto, warteg atau warung kaki lima lain gak masalah deh. Perut gue udah keroncongan daritadi soalnya.

"Kenapa diam saja? Kamu tidak suka dengan makanannya?" - Joshua.

"Bukan begitu. Kenapa pilih restoran ini?"

"Karena restoran ini yang paling dekat dengan lokasi terakhir kita. Kamu tidak suka menunya atau tidak suka dengan suasananya? Kita bisa pindah," - Joshua.

"Kita pindah aja."

"Oke, tapi sebutkan dulu alasan" - Joshua.

"Bisa gak kita langsung pindah aja?" Gue natap dia.

"Oke. Saya akan batalkan dulu pesanannya," - Joshua.

Tanpa dengerin dia, gue langsung pergi ke mobil. Dari semua restoran, kenapa dia harus milih restoran ini coba? Ya, ini gak sepenuhnya salah dia sih. Gue juga salah karena gak bilang dulu mau makan apa. Hah, dahlah. Gue pengen pulang aja. Udah gak ada nafsu lagi buat makan.

Tok tok

Gue turunin jendelanya. Gue liat dia bawa makanan. Kayaknya dari dalem deh. Yang gue inget, restoran ini punya peraturan yang udah ada sejak pertama kali berdiri. Makanan yang sudah dipesan dan dibayar tidak dapat dikembalikan. Pemiliknya bener-bener menghargai makanan.

"Saya mau ke rumah kakak."

"Oke. Saya antar kamu ke rumah Aksa," - Joshua.

At rumah Mas Aksa

"Tunggu," Joshua genggam tangan gue.

"Apa?"

"Saya ingin tahu, alasan kamu tidak ingin makan di restoran tadi. Bisa kamu ceritakan pada saya? Saya tidak ingin kejadian seperti tadi terulang lagi."



To be continue

Penerjemah Hati - JoshuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang