Ternyata Dia

58 7 4
                                    

Enjoy the story~❤️





"Udah. Buburnya udah gue minta buat dibungkus. Sekarang, gue temenin lo ke butik buat beli baju baru" - Ayu.

"Ya, tapi harusnya."

"Udah. Nanti lo keburu masuk angin malah gak jadi kerja. Ayo," - Ayu.

Akhirnya gue beli baju ditemenin sama Ayu. Akibatnya, gue jadi telat masuk kantor gara-gara tadi di butik sempet ketahan sama antrian di kasir.

"Lo darimana aja sih? Daritadi ditungguin sama tamu di dalem tuh. Mana pake bahasa Inggris lagi ngomongnya. Gue kan bingung," - Bagas.

"Lo bukannya bisa??"

"Iya bisa. Bisa gila gue lama-lama. Sana masuk!" - Bagas.

Gue rapiin penampilan dulu baru masuk ke ruang meeting. Gue liat orangnya lagi duduk membelakangi pintu masuk.

"Sorry, I had to make you wait so long. There was a small accident outside the office earlier. My name is Celine. I'm a translation staff at this company."

"It's okay, I'm Joshua. I'm a new leader who was asked to work. You were the one in front of the office, right?"

 You were the one in front of the office, right?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh, jadi dia ya pimpinan baru di perusahaan ini. Yang katanya ganteng, baik, ramah, tapi apa? Karena dia baju gue jadi basah, eh dianya malah enak-enakan duduk disini."

"Saya mengerti yang kamu ucapkan barusan," - Joshua.

"Kalo ngerti, kenapa gak minta maaf daritadi? Gara-gara Anda, baju saya basah dan saya harus keluar uang buat beli baju baru. Anda tahu baju yang tadi saya pake itu berapa harganya? Harganya."

"Baju keluaran terbaru dari Diyar dan limited edition, cuma ada satu di Indonesia. Harganya sekitar 15 juta. Untuk itu saya memberikan kamu kartu nama supaya saya bisa mengganti semua kerugian kamu, termasuk bubur yang kamu makan tadi" - Joshua.

"Saya gak butuh duit, saya butuhnya minta maaf."

"Saya akan minta maaf, tapi saya tetap akan mengganti kerugian kamu tadi" - Joshua.

"Did you understand my sentence just now? I don't need money, I want a sincere apology from you. Right now."

"Okay. I apologize wholeheartedly. I was in a hurry because I wanted to meet you. Now, can we discuss about employment contracts?" - Joshua.

"I want to ask first. Do we want to communicate in Indonesian or English? So, it don't have a headache."

"Pakai Bahasa Indonesia saja, hanya ketika saya bersama dengan kamu. Bisa saya lihat kontrak kerjanya?" - Joshua.

"Sebentar. Saya ambil dulu."

Gue keluar buat ambil berkasnya, sekalian manggil Bagas buat jadi saksi. Biar kalo ada sesuatu, kedua belah pihak gak saling tuduh nantinya.

"Please read the contract first. If you're done, please sign below here" gue kasih map kontraknya ke dia.

"Oke. Give me five minutes," - Joshua.

"Apa katanya?" - Bagas.

"Dia minta waktu lima menit buat baca semua kontraknya. Si Dika udah minta tolong OB buat bikin minum kan?"

"Udah. Bentar lagi juga dianter. Ruangan yang mau dipake juga udah dibersihin," - Bagas.

"Thank you so much. Nanti gue traktir lo makan siang deh. Mau makan dimana lo?"

"Nanti deh kita bahas. Sekarang lo fokus sama tamu lo dulu," - Bagas.

"Oke," gue senyum.

"I've read everything, but I want to revise a little the part about the time period I worked here. Not one year, but I will continue to work at this company," - Joshua.

"W-what?? But the CEO said, you only work here for a year. How can it be forever??"

"Apaan katanya? Kenapa lo marah begitu?" - Bagas.

"Nanti aja gue jelasin. I don't think there is anything wrong with this contract letter. This letter was made based on the CEO's decision."

"Before I met you, the CEO of this company told me to continue working at the company for you. So, this isn't the contract letter's fault, right?" Joshua natap gue sambil senyum.

"Okay. Please sign here and I will take you to your room."

Setelah dia tanda tangan kontrak, gue minta buat kasih surat kontraknya ke CEO perusahaan ini alias bokap gue. Sementara gue nemenin orang rese, bukan. Maksudnya manajer baru ini ke ruangannya.

"This is your room. If you need anything, please contact me.."

"Saya pasti akan menghubungi kamu. Melalui intercome ini atau nomor pribadi?" - Joshua.

"Coba aja kalo bisa telpon saya di nomor pribadi saya, itu juga kalo punya nomor saya."

"Oke."

Joshua sibuk sama handphonenya. Gak lama, handphone yang ada di tangan gue tuh bergetar. Pas gue liat, ada satu panggilan dari nomor tak dikenal. Tanpa rasa curiga, gue langsung angkat telponnya.

"Halo?"



To be continue

Penerjemah Hati - JoshuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang