Final Round

43 6 0
                                    

Enjoy the story~❤️

Setelah kejadian "penggeledahan" rumah gue empat bulan lalu, Vina sama Tante Siska sering banget ngawasin rumah ini. Gak habis pikir gue sama mereka. Apa untungnya coba gue nyembunyiin mantan pacar di rumah ini?

"Bu, daritadi cewek itu liat ke rumah ini terus" - bibi.

"Biarin aja. Anggap aja dia fansnya Cally. Oh iya, jam berapa sekarang?"

"Jam 7:45, bu" - bibi.

"Ayo masuk, bi. Bantuin saya siapin makanan MPASI Cally," gue dorong strollernya masuk.

Biasanya kalo masak, gue tuh ditemenin sama Cally. Gue tidurin dia di stroller yang gue taruh agak jauh dari area kompor. Dari umur 4 bulan, dia tuh seneng banget liat gue masak. Kayaknya kalo gede nanti dia bakal jadi aktris deh. Ngaco.

"Sayang, ayo makan dulu. Oh, mau makan sendiri? Oke," gue taruh mangkoknya di meja dia.

Tin!

"Eh? Siapa itu?" Gue dudukin Cally di kursi makannya.

"Biar saya liat, bu" - bibi.

"Ayo, mam dulu" gue senyum sambil naroh sendoknya di mangkok.

"Siapa, bi?"

"Hai."

"Oh? Kok kamu pulang? Belum ada apa-apa di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh? Kok kamu pulang? Belum ada apa-apa di rumah. Baru jam 08:00, aku belum masak lagi. Cuma ada makanan tadi."

"Aku emang mau pulang. Aku masih kenyang. Cally lagi sarapan?" - Joshua.

"Iya. Dia bisa makan sendiri, makanya aku tinggal ngerjain yang lain. Aku bikinin kopi, tapi tunggu dulu."

"Aku habis minum kopi sama Ansen tadi," - Joshua.

"Kamu ketemu Ansen?"

"Iya. Sekalian bahas proyek ayah itu. Dia sama sekali gak tau kejadian empat bulan lalu dan minta maaf sama aku atas nama mamanya," - Joshua.

"He don't know??"

"Yes, he is. Waktu kejadian itu, dia lagi ada di luar kota dan sengaja gak kasih kabar ke siapapun karena emang lagi pengen sendiri. Dia juga minta maaf soal kamu kemaren. Dia udah ikhlas dengan keadaan yang sekarang," - Joshua.

"Tuh kan! Kalo diinget lagi, rasanya aku tuh pengen bejek-bejek si Vina itu" gue naroh biskuit sama air putih di meja.

"Thank you. Aku liat mobilnya Tante Siska di depan, aku pikir dia disini" - Joshua.

"Kalo kamu ketok kaca mobilnya, dia pasti buka kok."

"What's that??"

Gue sama Joshua langsung lari ke depan. Untungnya Cally udah beres makan dan bisa dibawa ke depan juga.

"Jangan sembarangan menilai. Menantu saya itu perempuan baik dan saya tahu itu. Kalau Anda berbicara buruk tentang keluarga anak saya, saya tidak akan segan untuk menuntut Anda" - Mom Eve.

"Mom, what's happen?" - Joshua.

"Ini. Bisa-bisanya dia ngomong kalo Celine itu suka nyembunyiin laki-laki lain di rumahnya. Dapet gosip darimana coba?" - Mom Eve.

"Mom, masuk aja. Ini biar aku sama Joshua yang urus."

"Iya deh. Daripada darah tinggi mom kumat," Mom Eve ngambil Cally dari gendongan gue terus masuk.

"Tante, saya selama ini udah sabar ya. Apa tante gak tanya dulu sama Ansen sebelum marah-marah kesini? Tante denger ya, tadi pagi Ansen nemuin suami saya di kantornya buat minta maaf. Dia udah ikhlas tante. Dia udah move on dari saya. Sampe kapan tante mau terpengaruh sama omongan Vina?"

"Oh, tunggu. Sebelum tante ngomong, saya punya bukti kalo Vina itu bukan calon istri yang baik buat Ansen."

Gue balik ke dalem buat ambil amplop coklat di kamar. Isinya tuh ada perekam suara, foto sama berkas-berkas yang dipalsuin sama Vina. Termasuk surat perjanjian dia sama Ansen.

Gue tunggu Tante Siska sampe dia bener-bener selesai liat semua isi amplop coklat tadi. Jelas dia kaget, syok. Cewe yang selama ini dia banggain ternyata malah nipu dia.

"Saya gak menuntut permintaan maaf kok, tante. Saya cuma mau tante jangan lagi ganggu keluarga saya lagi."

"Celine tunggu," Tante Siska genggam tangan gue.

"Berkas itu asli. Saya dapatkan itu dari kenalan saya yang bekerja di sana," - Joshua.

"Celine, tante minta maaf. Gak seharusnya tante percaya gitu aja sama Vina," Tante Siska meluk gue sambil nangis.

"Harusnya tante minta maaf sama Ansen, bukan sama saya. Sekarang tante pulang, tante ngobrol deh ya sama anak tante."

"Iya, tante pasti ngobrol sama Ansen. Terima kasih, Celine" - Tante Siska.

"Sama-sama, tante."

🔎🔎🔎

"Papa."

"Mana papanya?"

"Eh? Ayah sama bunda?"

"Gak cuma kita. Ada keluarga masmu juga tuh di depan," - bunda.

"Ada Ansen sama mamanya juga," - ayah.

"Siapa yang undang semua kesini?"

"Aku. Aku sengaja undang semua kesini buat kumpul sekalian makan siang. Kita kan udah lama gak kumpul bareng," - Joshua.

"Cally!"

"Eh?? Ada Ayu, Yeni, Dika sama Bagas juga! Duduk-duduk. Aduh, maaf berantakan."

"Ini kayak ada yang ilang ya?" - Ayah.

"Ada, yah. Mejanya saya pindah ke ruang baca terus saya ganti karpet. Cally lagi suka merangkak soalnya," - Joshua.

"Oh iya, mejanya ilang" ayah ketawa.

"Cally, ayo gendong" - Ayu.

"Gak bakal mau. Mau sampe jungkir balik juga tetep nempel sama papanya."

"Kayak ada yang panggil."

"Aku pesen makanan. Tunggu ya," - Joshua.

"Jadi, gimana kabar Vina?"

"Dia pulang ke rumah orang tuanya. Mama juga udah bilang, pertunangannya batal" - Ansen.

"Ngobrolnya sambil makan ya," - Joshua.

"Aku ambil piring dulu."

Gue bantu Joshua siapin piring sama minuman.  Dia ajak kita makan di ruang tengah. Sofanya dimundurin dan kita juga gelar beberapa meja kecil di atas karpet.

"Cally gak makan?" - Mom Eve.

"Tadi habis makan buah, mom. Sekarang jadwalnya ASI."

"Pantesan gemoy banget ya. Orang maknya telaten," - Ayu.

"Evel kenapa diem aja? Gak suka sama menunya?" - Mbak Erika.

"Onty," - Evel.

"Hm?"

"Kok bisa sih cowo seganteng Om Ansen jadi mantan onty? Aku kan juga mau," - Evel.

"Aduh!" Kita semua ketawa.

The end
Aloooo. Ceritanya udah tamat nih hehe. Seperti biasa, makasih yang udah support sampe cerita ini selesai. Sampe ketemu di cerita berikutnya ya❤️❤️❤️

Penerjemah Hati - JoshuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang