Proyek Ayah dan Ansen

27 6 0
                                    

Enjoy the story~❤

"Sebelumnya, ayah minta maaf sama kamu ya. Bukannya mau buat kamu susah karena harus ketemu terus sama Joshua. Tapi, ayah mau kalian yang pegang proyek ini. Bisa kan?" - Ayah.

"Saya janji akan bersikap profesional sampai proyek ini selesai, yah" - Ansen.

"Terima kasih ya. Ayah tau betul soal kamu. Dan kamu, Josh. Tolong bantu Ansen menyelesaikan proyek ini ya. Ayah juga tahu dan paham soal kamu. Ini semua ayah lakuin demi kalian bertiga," - ayah.

"Iya, ayah. Sebelumnya, saya juga mau bilang terima kasih karena ayah percayakan proyek besar ini ke saya" - Joshua.

"Sama-sama. Ansen bagian pengawasan sampe pembangunannya selesai, kamu bantu dia promosi sekalian bantu kelola keuangannya ya" - ayah.

"Iya, yah" - Ansen + Joshua.

"Terima kasih. Kalian memang bisa diandalkan," ayah nepuk pundak Ansen sama Joshua sambil senyum.

"Yah," - Joshua.

"Nanti aja. Kamu udah dipelototin tuh daritadi," - ayah.

"Lama banget sih. Lagi pada ngomongin apa?"

"Proyek rahasia. Ayah tinggal ya," - ayah.

"Kamu kenapa kesini? Kan udah dibilang, chat aja. Gak perlu jalan kesini," Joshua genggam tangan gue sambil natap mata gue.

"Hp aku kan di kamu, gimana mau chat? Lagian deket juga. Aku cuma mau panggil kalian buat makan siang. Tadi aku dipesenin rujak mangga, es krim cokelat, sama ada yang lain juga."

"Iya udah. Ayo, kita masuk" - Joshua.

Gue, Ansen, sama Joshua balik lagi ke ruang tengah.

"Saya baru bisa ketemu kamu sekarang," - Mom Eve.

"Iya, tante. Maaf kalo waktu itu saya gak bisa lama-lama di acaranya Celine karena saya juga ada urusan mendadak di restoran," - Ansen.

"Gak papa. Waktu itu Celine udah terima hadiahnya kan?" - Mom Eve.

"Hadiahnya yang mana ya? Banyak yang diterima, jadi gak tau."

"Celine," - bunda.

"Wajar kalo Celine gak tau, bun. Soalnya, aku lupa kasih kartu ucapan di dalem hadiahnya" - Ansen.

"Maaf ya, Ansen" - bunda.

"Gak papa, bun. Kalo gitu, aku sekalian mau pamit. Ada yang harus di restoran," - Ansen.

"Makasih ya, Sen. Pokoknya nanti dikabari lagi kalo desainnya udah jadi," - ayah.

"Siap, ayah" - Ansen.

"Why you looking at me like this? Something wrong with me?"

"Nothing wrong. But, you just so pretty," Joshua senyum.

"What?? So cringe! No, I mean, that's something wrong with you. Menantu bunda kayaknya salah makan," gue pindah duduk ke deket Mom Eve.

"Mom, emang salah kalo aku bilang Celine cantik?" - Joshua.

"Do you know this? I got a goosebump when you say that to me. Like, somebody that I can't see. I mean, a ghost standing behind me and whisper to my ear. You can imagine what I feel, right?

"Mom setuju sih sama Celine," - Mom Eve.

"Mom, aku mau pinjem Celine sebentar" - Joshua.

"Kalian mau pergi?" - Ayah.

"Iya, yah. Mau ajak Celine jalan-jalan biar gak bawel terus," Joshua senyum sambil ngelirik gue.

"Setuju. Bawa deh, jangan dipulangin ke rumah kalo perlu" - ayah ketawa.

"Ayah!"



To be continue

Penerjemah Hati - JoshuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang