Girl's Time

27 5 0
                                    

Enjoy the story~❤



"Yang bener aja lo? Masa iya bokap lo kasih proyek ke mereka? Apa gak gelud tuh nanti?" - Ayu.

"Nyatanya gak tuh, mereka fine-fine aja."

"Gue malah takut mereka baku hantam di bawah," - Yeni.

"Rumah gue bukan sasana tinju, guys."

"Dia masih gamon?" - Ayu.

"Masih."

"Terus suami lo malah izinin dia dateng ke rumah kalian?" - Yeni.

"Mau jadi kompor kali."

"Nih bocah ya. Orang serius malah bercanda," - Ayu.

"Tapi dia gak salah, Ay" - Yeni.

"Eh, lo tau Vina kan?" - Ayu.

"Tau! Anjir! Dia yang dulu bikin gue lost contact sama Ansen! Setelah gue cari tau, ternyata dia yang jadi alasan nyokapnya Ansen nyuruh anaknya pindah ke luar negeri!"

"Santai-santai, bu. Itu udah delapan taun yang lalu. Bukannya lo udah move on? Lo juga sekarang kan punya Mr. Josh," - Ayu.

"Bukan gitu. You know what? Bahkan sampe sekarang nyokapnya Ansen belum nemuin ayah sama bunda buat minta maaf. Kesel gue."

"Gak akan sih kayaknya. Dia udah terlalu malu buat ketemu ayah sama bunda," - Yeni.

"Yang gue gak habis pikir, si Vina itu tuh. Sebelum Ansen pergi, dia sempet ngomong yang jelek-jelek kayaknya sama nyokapnya si Ansen. Makanya di hari itu tuh Ansen belum sempet pamit dan jelasin semuanya ke gue."

"Tapi pada akhirnya, dia jelasin ke lo kan?" - Ayu.

"Telat. Dia jelasin setelah gue bahagia sama yang sekarang. Setelah gue benci sama dia dan lupa sama semua tentang dia."

"Terus sekarang laki lo malah terjebak sama proyek tiba-tiba dari bokap lo. Emang kayaknya lo ditakdirin buat berteman lagi sama dia sih," - Yeni.

"Eh iya, soal Vina tadi gimana lanjutannya?"

"Oh iya! Yang gue denger dari anak-anak, dia sekarang ada di Jakarta" - Ayu.

"Waw! Terus?"

"Lo mau tau yang lebih bikin gempar lagi?" - Ayu.

"Aish! Kalo cerita jangan setengah-setengah kek! Gregetan gue," Yeni nimpuk Ayu pake boneka.

"Ya maap. Nih ya, sekarang dia jadi penerus bisnis keluarganya Ansen" - Ayu.

"Nah! Ini yang gue tunggu! Baguslah. Kalo jadi penerus bisnis, otomatis dia bakal jadi calonnya Ansen kan? So, he doesn't bother me anymore" gue senyum.

"Masalahnya Ansen nolak," - Ayu.

"Beg*!"

"Kan. Gue yakin lo lebih emosi dari kita. Gue aja waktu pertama kali denger cerita ini tuh rasanya pengen ngebanting rumah tau," - Yeni.

"Bisa?"

"Gak. Makanya sampe sekarang rumah gue masih aman," - Yeni.

"Gue 100% yakin, alasan Ansen nolak Vina itu karena lo" - Ayu.

"Do I look, I care 'bout that?"

"Dan yang gak habis pikir lagi, sampe sekarang nyokapnya Ansen masih ketipu sama kelicikannya si Vina" - Ayu.

"I already guessed it. I know that Ansen's mother was fooled from the start by Vina's sweet talk."

"Terus ya," - Ayu.

"Honey."

"Yes, darling. Can I help you?"

"No, honey. I just wanted to offer you lunch. What do you want for lunch?" - Joshua.

"Wait a minute. Kalian mau makan siang apa?"

"Pasta kayaknya enak deh. Lo gimana, Yen?" - Ayu.

"Boleh. Ini bumil gimana? Lo bisa makan gak?" - Yeni.

"Ya bisa lah! Mau pasta bolognese atau pasta krim jamur?"

"Gue jamur," - Ayu.

"Gue juga deh," - Yeni.

"Oke. And you?" - Joshua.

"I need pasta bolognese with meet sauce that you made yesterday and tuna mayo seems delicious too."

"Oke. Please wait. It might take a while. So, eat some snacks first" Joshua senyum sambil naroh keranjang cemilan sama minum di meja kecil.

"Thank you, darling" gue senyum.

Joshua cuma senyum terus dia balik lagi ke bawah sambil bawa nampan tadi. Sekitar 1 jam kemudian, dia balik lagi ke kamar buat manggil kita. Gue pikir kita cuma makan siang berempat. Gue, Joshua, Ayu sama Yeni. Tapi ternyata, Ansen masih ada disini. Mereka masih bahas soal kerjaan.

"Your pasta bolognese with meet sauce and your tuna mayo," - Joshua.

"Ini masak sendiri?" - Ayu.

"Iya. Saya memang lagi suka masak dan sering coba-coba resep baru. Silakan dimakan. Kalo ada yang kurang, langsung bilang aja. Gak usah ragu," - Joshua.

"Celine, ada yang mau aku tanyain ke kamu" - Ansen.

"ANSEN!!!"



To be continue

Penerjemah Hati - JoshuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang