Hello hello! Gimana sama cerita yang ini? Bagus nggak menurut kalian? Kalo bagus lanjutin aja okey.SEE YOU GUYS!
I HOPE YOU ENJOY TO MY NOVELS
-------------------------------------------------------------
Keesokan harinya, pada pukul 03.40 Sheila bangun lalu mandi dan berwudhu dan setelah itu barulah ia melaksanakan ibadah yang di lakukan orang muslim di setiap harinya.
Setelah melaksanakan ibadahnya, Sheila pun membantu bundanya memasak makanan yang akan di gunakan sebagai sarapan untuk dirinya, Bunda, dan adik adiknya yang lain.
Pada pukul 06.30 barulah ia berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Untungnya jarak sekolah dan panti tidak jauh. Namun, ia tetap harus cepat karena pada pukul 06.50 bel aka berbunyi dan doa akan dimulai.
Sesampainya di sekolah, Sheila pun meletakkan tas nya dan mengeluarkan buku yang di perlukan untuk jam pelajaran pertama pada hari ini.
"Woi Sheila!" Panggil temannya yang jarak tempat duduknya sangat jauh dari tempat nya.
Sheila pun menoleh ke arah temannya yang bernama Bianca Redista, si gadis blak blakan yang kalo ngomong gak pake di saring sampe halus. "Apa?!" Tanya Sheila dengan sedikit teriakan.
"gak papa!" Balas Bianca membuat Sheila kesal setengah mati.
Sheila pun menghampiri Bianca di tempat duduk nya lalu memukul bahu teman nya itu hingga memunculkan bunyi yang sangat nyaring.
Bianca bukannya kesakitan ia malah tertawa keras.
"Ancene menungso gak jelas!" Kata Sheila dengan kesal. [ emang manusia gak jelas ]
"Ho'oh gak jelas. Koyok uripmu" Kata Bianca membuatnya memukul gadis itu dengan lebih keras. [Iya gak jelas. Kayak hidupmu ]
Setelah memukul Bianca, Sheila kembali ke tempat duduknya dan membuka HP nya.
Dan ketika ia membuka apk WhatsApp, ia melihat ada nomor yang tidak terdaftar di kontak nya.
Siapa ini? |
|Gran
Ouh oke oke |
Setelah tau siapa yang menggunakan no itu, Sheila pun menyimpan nomor asing itu dengan nama GranNat.
Tak lama kemudian doa di mulai dan Sheila pun memutuskan untuk menyimpan HP nya dulu dan akan ia buka ketika istirahat nanti.
• • • •
Pada pukul 08.30 bel istirahat berbunyi dan Sheila pun membuka HP nya dan ternyata ia mendapatkan chat dari Gran.
|udh makan?
Udah kak |
|pake apa makannya?
Pake nasi lah kak |
|bukan gitu maksudnya
| kmu makan pake lauk apa cantikkYa lauk yang bisa dimakan lah kak |
| terserah kamu aja
Hehehe :) |
Setelah itu Sheila pun menghentikan chat nya dengan Gran karena Bianca terus saja memanggilnya untuk di ajak ke kantin.
"Woi! Ayo ke kantin!" Katanya.
"Iseh ta lah. Sabar po'o seh dadi wong!" Balas Sheila ngegas. [Tunggu dong. Sabar napa seh jadi orang! ]
Setelah itu mereka berdua pergi ke kantin dengan Bianca yang merangkul pundak Sheila yang lebih pendek darinya. Maklum, Sheila tingginya cuma 149cm sedangkan Bianca 157cm.
"Cil, aku ngesak no karo awakmu" Kata Bianca dengan pandangan prihatin. [cil, aku kasian sama kamu]
Sheila memandang Bianca dengan bingung. "Nyapo toh kok ngesak no nak aku?" Tanya nya. [Kenapa sih kok kasian ke aku?]
"Iyo, aku ngesak no awakmu seng wes umur pitulas tapi dukure sek koyok arek SMP" Kata Bianca dengan tatapan kasian membuat Sheila kesal dan berakhir memukul lengan Bianca. [Iya, aku kasian ke kamu yang udah umur 17 tapi tingginya masih kek anak SMP]
Bianca tertawa keras melihat raut wajah kesal milik temannya ini.
Tak lama kemudian mereka berdua sampai di kantin yang keadaan stan stan nya penuh dengan para siswa/i.
"Kate tuku opo?" Tanya Sheila kepada Bianca yang sedang celingukan mencari stan yang sedikit sepi agar mereka bisa menikmati makanan karena istirahat pada jam pertama hanya 30 menit saja. [Mau beli apa?]
"Karep. Tapi, aku pengen mie seblak tapi iseh rame. Piye?" Tanya Bianca yang meminta pendapat Sheila. [Terserah. Tapi, aku pingin Mie seblak tapi masih rame. gimana? ]
" Trobos ae lah!" Kata Sheila dengan semangat.
"Yo wes enteni sek. Aku tak trobos antrian ben ndang mari ndang wes, ndang mbadog" Kata Bianca dan setelah nya gadis itu pun pergi menerobos beberapa manusia yang sedang mengantri. Sedangkan, Sheila. Ia mencari tempat duduk sembari menunggu Bianca. [Ya udah tungguin bentar. Aku mau trobos antrian biar cepet selesai, cepet udahan, cepet makan]
Sembari menunggu Bianca selesai, Sheila membuka chat nya dan ternyata ada pesan terbaru lagi dari Gran.
|istirahat?
Iya |
|beli apa
Gak beli apa apa |
Cuma nganterin temen aja ||ouh gitu
Iyaaa |
Tak lama kemudian Bianca datang dengan kedua gelas plastik yang berisi bakso lengkap dengan saus yang sudah di campur.
"Mbok pangan kabèh sak munu akèh e?! " Kaget Sheila. [Kamu makan semua segitu banyaknya?! ]
"Lak ngawor! Katene a aku ngentek no bakso sak mene akeh e!" Balas Bianca. [Sembarangan! Ngadi ngadi aku ngabisin bakso segini banyaknya!]
"Lah terus gawe sopo loh situk e?" Tanya Sheila dengan bingung. [ lah terus buat siapa satunya?]
"Gawe awakmu" Kata Bianca sembari menyerahkan cup gelas yang berisi bakso kepada Sheila. [Buat kamu]
Mata Sheila berbinar "Waduh suwun loh yo! Ngene O bendino lak enak aku!" Katanya dengan senang. [Waduh makasih loh ya! Begini setiap hari kan enak aku]
"Enak ndek koen, gak enak ndek aku!" Sinis Bianca. [Enak di kamu, gak enak di aku!]
Sheila hanya tertawa mendengar perkataan Bianca.
Beginilah kehidupan Sheila di sekolah yang hanya memiliki satu teman di kelasnya. Namun, sebenarnya ia memiliki teman yang lain tapi saat ini temannya yang satunya sedang ada urusan di luar negeri karena temannya yang satu itu adalah anak berada dan sering keluar negeri hanya untuk mengurus pekerjaan. Maklum, anak tunggal, apa apa di urus sendiri termasuk perusahaan kedua orang tuanya yang bertebaran dimana-mana.
»»——⍟——««
Sidoarjo, 25 Maret 2024
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual Boyfriend [End]
Fiksi RemajaHVTL ( Hubungan Virtual Terhalang Layar). pacaran secara Virtual? bukannya itu hubungan yang cuma modal kuota sama kamera bagus ya? dan lagi cuma berupa ketikan aja udah bisa bikin salting berguling guling. tapi, banyak anak gen z yang masih betah s...