"Anakmu aja udah punya pacar, masa kalah sama anak sendiri" Rena langsung melayangkan tatapan jengahnya pada Fara yang baru saja bersuara.Meski sejak tadi sudah mencoba menebalkan telinganya, lama-lama Rena merasa jengah juga dengan ocehan-ocehan yang keluar dari mulut sahabatnya itu.
"Kalo ngoceh terus mending keluar!" Usir Rena, terang-terangan kepada Fara yang duduk tepat diseberang mejanya. Bisa Rena lihat tatapan tak terima yang sahabatnya itu berikan.
"Jahat!" Ucap Fara, sengaja merajuk. Wanita itu bangkit lalu memutari meja hingga kini sudah berdiri tepat di samping Rena.
"Liat dulu fotonya, sumpah dia ganteng!" Sepertinya tidak ada kata menyerah dalam kamus hidup Fara, wanita itu masih mencoba untuk meyakinkan Rena.
"Enggak minat!" Tolak Rena, datar.
"Kali ini pasti cocok, dia juga duda anak satu, visi misi kalian pasti sama" ujar Fara, terus meyakinkan.
"Enggak Fara!" Tolak Rena lagi, ia memilih kembali fokus pada pekerjaanya.
"Ayolah Re coba sekali lagi buat terakhir, aku udah terlanjur buat janji sama dia. Dia sampe rela terbang kesini" pinta Fara kali ini mengeluarkan jurus memelasnya, biasanya dengan itu Rena akan dengan mudah luluh.
"Bukan urusan aku" balas Rena, mencoba tak mengacuhkan ocehan Fara.
"Emang kamu enggak kesepian jadi janda, emang kamu enggak iri sama aku yang punya Indra?" Tanya Fara. Indra sendiri adalah suaminya.
"Ya udah, sini Indra untuk aku" balas Rena dengan mudahnya yang langsung mendapat seruan tak terima dari Fara.
"Ye, mana bisa!"
"Please, Re!" ucap Fara memelas. Kini bahkan Fara mulai mencengkram erat bahu Rena sambil menggoyangkannya pelan.
Terdengar Rena menghembuskan nafasnya kasar sambil menyingkirkan tangan Fara yang semula hinggap dibahunya.
"Kapan?" Tanya Rena, menatap Fara malas. Mendengar ucapan Rena seketika sebuah senyuman lebar terbit dari wajah Fara.
"Sore ini!"
"Hah?"
"Mana bisa!" Protes Rena, ia tak menyangka akan secepat itu.
"Sip, sore ini ya!" Namun Fara tak mendengarkan protesan Rena, dengan cepat ia meraih tas miliknya yang tadi ia simpan di atas kursi lalu dengan terburu-buru berpamitan pergi.
"Jangan lupa nanti sore, bye bye!"
****
Padahal Rena sengaja pulang lebih cepat agar ia bisa menghindari pertemuan yang sudah Fara rencanakan, namun sahabatnya itu seakan sudah bisa membaca gerak geriknya. Tepat saat Rena selesai mengunci pintu ruangannya Fara tiba-tiba sudah muncul dihadapannya, tidak hanya sendiri tapi kali ini bersama sang suami.
"Ayo!" Ajak Fara, menyeret tangan kanan Rena pergi ke parkiran. Rena sendiri dengan pasrah mengikuti langkah Fara.
"Enggak jadi, deh" tolak Rena, sesaat setelah ia berdiri di samping mobil milik Fara.
"Enggak bisa!"
"Masuk!" perintah Fara, dengan tatapan matanya menyuruh Rena masuk ke dalam mobilnya.
"Yang, seret itu manusia ke dalam!" Perintah Fara pada Indra, sang suami. Indra dengan sigap menuruti perintah istrinya namun Rena lebih dulu bergerak menghindar.
"Oke aku mau!"
"Aku bawa mobil sendiri, aja!" Ujar Rena, berjalan ke arah dimana mobilnya terparkir.
"Jangan kabur ya, Re!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Time [21+]
ChickLit"Daripada sama dia, aku lebih baik jadi janda seumur hidup!" Sepenggal kalimat penolakan mutlak yang Rena katakan. Tapi, bagaimana bisa satu bulan kemudian ia malah sudah sah diperistri oleh Revano, seorang pria dari masa lalu yang sudah menorehkan...