Sejujurnya Rena sudah sangat muak melihat wajah Revan, tapi kini ia terpaksa harus kembali berdekatan dengan pria itu sebab hari ini Rena akan ikut Revan ke ibu kota. Revan berniat mengenalkannya pada Baby, putri satu-satunya pria itu.Sepanjang perjalanan mulai dari pesawat sampai kini mereka sudah mendarat di kota tujuan, sama sekali tak ada obrolan yang berarti atau lebih tepatnya Rena yang memilih bungkam. Tak Rena tanggapi meski beberapa kali Revan sengaja membuka obrolan.
Awalnya Revan meminta Rena untuk menginap di rumahnya tapi Rena menolaknya dengan tegas. Sebelum tiba Rena sengaja sudah memesan hotel untuknya sendiri yang jaraknya tak jauh dari rumah Revan.
Maka dari itu Revan putuskan perkenalan Rena dan putrinya akan dilangsungkan nanti malam saja, sekalian makan malam yang akan diadakan di restoran yang ada di hotel tempat Rena menginap.
Waktunya akhirnya tiba. Rena datang lebih cepat ke restoran yang sebelumnya sudah Revan reservasi untuk malam malam mereka bertiga malam ini. Tak lama dua orang yang ia tunggu tiba juga. Bisa Rena lihat wajah pasangan Ayah dan anak itu sama-sama terlihat tegang yang membuat keadaan seketika canggung untuknya.
Tanpa ada perkenalan Revan menyuruh mereka duduk. Rena berinisiatif untuk menyapa Baby tapi respon yang Rena terima sungguh tak ia duga. Berbeda dengan pertemuan sebelumnya dimana Baby masih terlihat sangat ramah kepadanya, kali ini Rena menyadari jika wajah gadis itu terang-terangan menatapnya tak suka.
Baby bahkan membuang wajah saat Rena mencoba menanyakan kabar gadis itu, yang akibatnya Baby mendapat teguran keras dari Revan.
"Seperti yang sebelumnya Papa bilang, Papa akan menikah" jelas Revan.
Rena tak lepas memperhatikan wajah gadis yang duduk di depannya terlihat semakin muram saja. Dari wajahnya saja Rena yakin jika Baby tak menyetujui pernikahan ini terjadi tapi gadis itu pasti tak punya kuasa untuk menolak.
"Ini Tante Rena, calon ibu sambung kamu" Rena menampilkan senyuman manis saat Baby mendongkak meliriknya, tapi lagi-lagi gadis itu melengos begitu saja tak memperdulikannya.
Rena sendiri hanya tersenyum maklum sambil dalah hati ia menyiapkan diri karena bukan hanya Revan, ia harus siap menghadapi duplikat Revan yang terlihat sekali tak menyukainya itu.
"Nanti, setelah Papa dan Tante Rena menikah kita pindah ke Surabaya!"
"Mana bisa begitu!" Barulah setelah mendengar keputusan Papanya yang satu itu Baby berani menolak. Gadis itu melayangkan tatapan tak terimanya kepada sang Papa.
"Tidak ada penolakan!" Ucap Revan, final, tak memberikan lagi kesempatan Baby untuk menolak.
Saat makanan sudah tersaji, ketiganya fokus dengan makanan masing-masing. Rena beberapa kali sudah mencoba membangun obrolan dengan Baby untuk sedikit mencairkan suasana yang terasa sangat canggung tapi Baby mengabaikannya. Gadis itu terus menunduk mengunyah makannnya tanpa semangat. Meski begitu Rena bisa melihat jelas jika mata Baby sudah berkaca-kaca seperti menahan tangis. Rena yang melihatnya tentu merasa tidak tega.
Malam itu hanya Revan yang berhasil menghabiskan makanannya tanpa sisa, sedangkan makanan Baby dan Rena masih tersisa banyak sebab keduanya sama-sama tak memiliki nafsu untuk makan.
"Baby keliatan enggak suka sama aku" gumam Rena saat kini hanya ada mereka berdua karena Baby berpamitan pergi ke toilet.
"Tugas kamu untuk buat Baby terima pernikahan kita!" Ucap Revan tanpa beban. Mendengarnya terang-terangan Rena mendengus sinis. Munculnya Revan kembali hanya menambah beban hidupnya saja.
"Nanti setelah anterin Baby pulang aku balik kesini, aku tidur di tempat kamu" ucap Revan, dengan senyum penuh arti.
"Enggak bisa, aku mau langsung pulang" tolak Rena, setelah makan selesai Rena memang akan langsung pergi ke bandara untuk pulang. Rena bisa menebak jika hal itu bisa saja terjadi. Untungnya Rena sudah siaga memesan tiket untuknya pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Time [21+]
ChickLit"Daripada sama dia, aku lebih baik jadi janda seumur hidup!" Sepenggal kalimat penolakan mutlak yang Rena katakan. Tapi, bagaimana bisa satu bulan kemudian ia malah sudah sah diperistri oleh Revano, seorang pria dari masa lalu yang sudah menorehkan...