Sudah menjadi kebiasaan selama beberapa hari ini mereka menikah Revan selalu memani Rena mencuci piring bekas makan malam mereka. Pria itu hanya diam memperhatikan sang istri yang tampak sibuk mencuci piring dan gelas tanpa ada niat membantunya. Tugasnya nanti membuang sampah setelah Rena selesai mencuci piring.
"Re..."
"Hm" Rena hanya balas dengan gumaman tidak jelas.
"Kamu kapan selesainya?" Tanya Revan. Rena menghentikan sejenak gerakannya menggosokan spon di piring kotor hanya untuk menoleh menatap Revan yang berdiri tepat disampingnya.
"Udah dari 3 hari yang lalu" balas Rena, dengan santainya. Setelahnya ia kembali meneruskan kegiatan mencucinya.
"Kenapa enggak bilang?" Tanya Revan, ia melangkah mendekat hingga kini benar-benar berdiri tepat disamping Rena.
"Kamu enggak tanya" balas Rena, tanpa beban, membuat Revan yang mendengarnya menggerutu pelan.
"Ya udah cepetan, aku mau sekarang" pinta Revan, tak sabaran.
"Sabar, aku belum selesai cuci piringnya" ucap Rena, yang mau tak mau membuat Revan harus kembali dibuat menunggu.
Sambil sesekali melirik Revan yang berdiri disebelahnya, Rena dengan sengaja melambatkan kegiatan mencucinya. Tapi, sepertinya Revan menyadarinya, pria itu langsung melayangkan protesnya.
"Cepet, Re. Jangan dilama-lamain!" Ucap Revan.
"Makanya bantuin!" Balas Rena, mendelik sebal ke arah Revan.
Kali ini tanpa paksaan berlebih Revan langsung menuruti permintaan Rena. Keduanya mulai bekerja sama agar cucian piring dan gelas yang sebenarnya tak seberapa jumlahnya itu cepat selesai. Rena yang menyabuni sedangkan Revan bertugas membilasnya.
Sampai akhirnya tak membutuhkan waktu lama semuanya sudah selesai. Dapur juga sudah kembali bersih seperti semula.
"Udah selesaikan?"
"Hm, sebentar aku mau minum dulu, haus" ucap Rena, berjalan menuju dispenser sambil membawa sebuah gelas yang kemudian ia isi dengan air mineral. Satu gelas air itu berhasil Rena habiskan hanya dengan beberapa tenggakan.
Baru menyimpan gelas bekasnya pakai di meja Rena merasakan sepasang tangan melingkari dipinggangnya, itu tentu saja tangan Revan. Rena menurut ketika pria itu menuntun tubuhnya berbalik hingga mereka kini berdiri saling berhadapan.
Kedua telapak tangan besar Revan merangkum lembut wajah Rena, mengelus pipi wanita itu dengan jempolnya.
Rena tak menolak ketika perlahan Revan mulai menempelkan bibir mereka. Ia bahkan mulai memejamkan mata, menunggu apa yang akan Revan lakukan selanjutnya.
Revan yang semula hanya menempelkan bibirnya dipermukaan bibir Rena, kini dengan tak sabaran mulai bergerak untuk memberi lumatan pada bibir wanitanya itu. Diciumnya bibir lembut milik Rena sambil tangannya mengusap mesra punggung wanita itu. Revan tersenyum saat tak lama bibir Rena juga bergerak membalas ciumannya. Revan juga perlahan ikut memejamkan mata, meresapi nikmatnya permainan bibir mereka.
Rena membalas lumatan demi lumatan bibir agresif yang Revan berikan sebisanya. Ia juga menyambut Revan yang ingin bertindak lebih jauh, hingga lidah pria itu kini mulai menerobos masuk menjelajah mulutnya. Membuat Rena mengerang tertahan merasakan godaan lidah dan bibir ahli pria itu di bibirnya.
Rena menjauhkan wajah mereka ketika merasakan pasokan oksigen ke dalam paru-parunya sudah mulai habis. Nafas keduanya terdengar memburu begitu ciuman bibir itu terlepas. Setelah sama-sama menarik nafas panjang, Revan akan kembali menyatukan bibir mereka tapi Rena menghindar, dengan bergerak mundur sambil menahan dada suaminya itu. Mendapat penolakan tentu Revan langsung melayangkan tatapan protesnya.
"Di kamar aja!" Ucap Rena yang sadar jika mereka kini ada di dapur, Rena tak mau sampai ada yang memergoki kegiatan mereka ini.
Mendengarnya senyum Revan kembali merekah lebar, dalam hati pria itu bersorak kegirangan. Kemudian dengan tak sabaran Revan menarik tangan Rena untuk pergi ke kamar mereka.
*****
"Mash..." Desah Rena tertahan, ia kini sudah berbaring pasrah dibawah Revan dengan bagian atas tubuhnya tak tertutupi apapun.
*****
Selengkapnya tersedia di karyakarsa @mamicica atau bisa klik link yang ada di profil
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Time [21+]
ChickLit"Daripada sama dia, aku lebih baik jadi janda seumur hidup!" Sepenggal kalimat penolakan mutlak yang Rena katakan. Tapi, bagaimana bisa satu bulan kemudian ia malah sudah sah diperistri oleh Revano, seorang pria dari masa lalu yang sudah menorehkan...