Bab 14

23.1K 1K 38
                                    

Tengah malam Rena terbangun karen tenggorokannya terasa kering. Rena bangkit dari tidurnya, sambil menahan kantuk ia berjalan menuruni tangga rumahnya, pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Stok air di kamarnya habis dan ia lupa mengisinya.

Biasanya setiap malam sebelum tidur semua lampu di dalam rumah Rena matikan termasuk lampu dapur, tapi kini dapur terlihat terang. Apa tadi ia lupa mematikannya? Namun, pertanyaanya itu terjawab ketika melihat Baby terngah berdiri di depan kompor seorang diri.

"Baby ngapain?" Tanya Rena, bisa ia lihat sedikit kekagetan di wajah Baby saat melihat dirinya.

"Kamu laper?" Tanya Rena, lagi, melihat sebungkus mie instan yang ada di tangan Baby.

"Aku mau masak mie" balas Baby. Tadi memang saat makan malam Baby hanya makan sedikit yang membuatnya kini malah sulit tidur karena tengah malam merasa kelaparan. Baby pergi ke dapur berharap ada sisa makanan bekas tadi makan malam, tapi ia teringat jika Rayi sudah habiskan semua sisa makanan. Melihat ke dalam kulkas juga Baby hanya temukan bahan-bahan mentah yang harus di olah.

Kebetulan sekali saat melihat kabinet Baby melihat ada stok mie instan, jadi Baby putuskan untuk memasak itu karena selain mudah namun juga cepat.

"Kenapa enggak minta sama Tante bikinin?" Tanya Rena.

"Aku biasa sendiri" balas Baby.

"Sekarang kamu punya Tante, punya Mas Rayi, jangan dibiasain apa-apa sendiri" ujar Rena, tangannya terulur menyentuh bahu Baby penuh kelembutan.

"Mau Tante masakin yang lain?" Tawar Rena yang Baby balas gelengan kepala.

"Mie aja, aku udah laper" balas Baby.

"Ya udah, kamu duduk biar Tante yang bikinin, Tante jamin rasanya akan lebih enak" ucap Rena, mengambil alih mie instan tersebut dari tangan Baby.

Baby sendiri menurut, ia memilih berjalan menuju meja makan menunggu Rena membuatkan mie instan untuknya.

Keadaan benar-benar hening, hanya terdengar suara air mendidih yang Rena gunakan untuk memasak mie. Hingga tak sampai 10 menit kemudian mie tersebut sudah siap. Rena sajikan mie instan kuah dengan berbagai macam toping itu dihadapan Baby.

"Terimakasih, Tante" gumam Baby, menatap mie di hadapannya penuh minat.

Baby menunduk malu saat dikeheningan malam tiba-tiba perutnya berbunyi kencang. Rena sendiri hanya terkekeh, kemudian menyuruh Baby segera menyantap makannya.

"Tante mau?" Tawar Baby.

"Buat kamu, aja"

Keadaan memang hening tapi tak terasa ada kecanggungan di antara keduanya. Baby fokus menyantap menyantap makanannya sedangkan Rena tak lepas memperhatikan Baby yang tampak sangat lahap dengan makannya.

Rena selalu diliputi kesedihan jika memikirkan nasib malang gadis disampingnya ini. Sebelum mereka tinggal bersama, Baby hanya hidup dengan seorang Ayah yang bahkan terlihat sangat cuek. Tak bisa Rena bayangkan bagaimana Baby bisa melalui kehidupan berat itu. Tapi, Rena berjanji ia akan buat hubungan Baby dan Revan selayaknya Ayah dan anak pada umuknya. Jadi, jika sewaktu-waktu terjadi hal buruk pada pernikahannya dan Revan, gadis itu tak sendirian lagi.

Keinginan Rena membangun hubungan baik antara Ayah dan anak itu semakin kuat dan Rena yakin suatu saat ia pasti akan berhasil dengan itu.

"Bunda kasih Baby mie malem-malem, aku enggak boleh makan mie" ucap Rayi, yang tiba-tiba muncul di ambang pintu ruang makan.

"Enggak usah berlebihan, Ray. Bunda tau di luar kamu bisa bebas jajan" ucap Rena, terang-terangan mencibir putranya itu.

Rayi berjalan mendekat kemudian mengambil duduk di kursi yang berhadapan dengan Bundanya.

Once Upon A Time [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang