Bab 23

14K 873 105
                                    

****

Rena meletakan dengan hati-hati tubuh kecil putrinya yang sudah tertidur di atas baby boxnya. Bisa ia dengar suara shower masih menyala yang menandakan Revan belum selesai dengan mandinya.

Saat akan berjalan menuju lemari untuk menyiapkan pakaian yang akan Revan pakai, tanpa sengaja pandangan Rena jatuh pada dompet milik Revan yang tergeletak di atas kasur. Tiba-tiba Rena penasaran dengan isinya, lebih tepatnya Rena ingin mengetahui foto yang terakhir kali ia lihat di dompet tersebut masih Revan simpan atau tidak.

Sedikit ragu Rena meraih dompet tersebut, ternyata saat dicari foto itu masih berada persis di tempat terakhir Rena lihat. Rena mulai merenung, padahal selama ini Revan selalu menungkapkan jika pria itu mencintainya tapi kenapa bisa masih foto Karin yang pria itu simpan bukan fotonya. Entah mungkin Revan tak menyadari jika masih menyimpan foto Karin, tapi rasanya mustahil Revan tak mengetahuinya sedangkan dompet adalah salah satu benda wajib yang selalu Revan bawa.

Rena berpikir untuk membuang foto tersebut tapi ia ragu. Namun setelah Rena pikir-pikir ia juga punya hak untuk tak menyukai suaminya sendiri menyimpan foto wanita lain. Meski Rena sendiri tak tahu perasaan seperti apa yang kini ia miliki kepada Revan, tapi yang pasti ia tak menyukai ada foto wanita lain di dompet pria itu. Maka setelah meyakinkan diri, Rena mengambil dua foto itu kemudian ia simpan di dalam saku celananya.

Clek!

Rena dibuat sedikit gelagapan ketika mendengar pintu terbuka, ia akan menyimpan dompet Revan ke tempatnya semula tapi pria itu sudah lebih dulu melihatnya memegang dompet itu.

"Ngapain, Re?" Tanya Revan, sambil menggosok rambut basahnya dengan handuk kecil.

"Ah, enggak ini, tadi aku liat dompet kamu udah jelek banget, Mas. Cepet ganti" Revan hanya tertawa pelan menanggapi ucapan istrinya itu. Ia memang tipe orang yang jarang membeli barang baru sebelum barang yang ia miliki sebelumnya benar-benar rusak.

"Iya, nanti aku beli" balas Revan.

Revan berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaiannya kemudian ia memakainya secepat mungkin. Revan sudah terlambat. Setelah bersiap seadanya Revan menghampiri box bayi untuk berpamitan kepada putri kecilnya.

"Papa berangkat ya, Nak" pamit Revan, pada putri kecilnya yang menggeliat pelan mendapat ciuman darinya. Kini Revan beralih menghampiri Rena yang duduk di atas kasur mereka.

"Tidur, muka kamu pucet banget, biar nanti Baby sama Rayi yang urus toko" ucap Revan. Jam tidur Rara memang belum teratur. Setiap malam mereka harus bergantian bergadang untuk menjaga bayi mereka.

"Aku berangkat ya, Re" pamit Revan yang Rena balas dengan anggukan kepala.

"Hati-hati, Mas" pesan Rena.

Mengikuti ucapan Revan, selagi putrinya tertidur Rena memilih memejamkan matanya sejenak. Ia akan bangun nanti saat harus menyusui bayinya.

****

Hal menyenangkan setelah kelahiran Rara adalah Rena bisa mendandani putri kecilnya itu dengan dress-dress lucu yang ia beli. Seperti saat ini, setelah mandi Rena sengaja memakaikan sebuah dress berwarna pink yang sebenarnya masih terlihat kebesaran di tubuh bayi kecilnya itu. Rena terkekeh pelan melihat putrinya kini tampak sangat menggemaskan.

Rena juga sengaja mengambil beberapa foto Rara untuk ia kirimkan kepada Revan. Biasanya pria itu akan selalu cepat membalas pesan yang ia kirim tapi kini dilihat saja belum. Sepertinya Revan sudah ada diperjalanan pulang karena ini memang sudah waktunya jam pulang kerja bagi pria itu.

Benar saja, tak lama dari jendela kamarnya, Rena bisa melihat mobil Revan memasuki pekarangan rumah mereka.

"Papa pulang, Dek" ucap Rena pada bayi kecilnya. Rena sudah bersiap menyambut Revan namun saat melangkah masuk Rena melihat ada yang aneh dari wajah pria itu.

Once Upon A Time [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang