Tadi malam Radi sempat mengirimi Rena pesan jika pria itu nanti akan mampir ke tokonya, dan saat ini menjelang waktu makan siang pria itu tiba juga. Meski sudah lama bercerai hubungannya dan Radi memang masih terjalin dengan baik. Selain karena memang dulu mereka berpisah secara baik-baik, mereka masih harus tetap menjalin komunikasi baik untuk bekerja sama mengurus putra mereka Rayi.Meski dulu saat perceraian hak asuh Rayi jatuh pada Rena, tapi Radi masih bertanggung jawab memenuhi seluruh kebutuhan putranya itu. Hari ini juga Radi datang berkunjung sekalian untuk mengkonfirmasi jika semalam dirinya sudah mentransfer sejumlah uang untuk kebutuhan Rayi sebulan kedepan.
"Maaf ya, Re" ucap Radi, teringat ucapannya terakhir kali di kantor polisi yang memang sangat kasar, ia pasti sudah menyakiti perasaan ibu dari anaknya itu.
"Iya, Mas, gak apa" balas Rena, ia tahu kekhawatiran Radi. Radi tentu tahu seperti apa pria yang menikahinya.
Keduanya terus mengobrol santai seperti biasa, lebih banyak membicarakan perihal putra mereka. Sebenarnya Radi ingin berkunjung ke rumah Rena untuk bertemu Rayi, tapi Rayi ada kegiatan di kampusnya yang membuat beberapa hari terakhir ini anak itu tidak pulang ke rumah. Maka dari itu Radi memilih bertemu dengan Rena di toko milik mantan istrinya itu, untuk mengantarkan oleh-oleh yang sengaja ia beli untuk Rayi. Radi bisa saja berkunjung ke rumah Rena seperti biasa, tapi ia malas bertemu suami baru wanita itu. Radi yang mengetahui perjalanan hidup Rena dulu, sejujurnya menyimpan dendam pada pria itu.
"Kalo ada apa-apa langsung kasih tau aku" ujar Radi.
"Iya, kalo Rayi kenapa-kenapa langsung aku kabarin" balas Rena.
"Bukan cuma Rayi, kamu juga" ucap Radi yang hanya Rena balas dengan anggukan kepala. Radi terlalu baik untuknya, pria itu sejak dulu yang paling bisa ia andalkan tapi memang sejak awal mereka lebih cocok berteman, seperti sekarang ini.
"Mau makan siang bareng?" Tawar Radi.
"Boleh, deh" balas Rena, ia sedang bersiap-siap ketika tanpa permisi pintu ruangannya terbuka. Rena langsung melayangkan tatapan sengitnya kepada Revan yang masuk begitu saja ke dalam ruangannya.
"Ada apa? Kenapa kesini?" Tanya Rena, biasanya setiap akan datang ke tokonya Revan selalu memberitahunya terlebih dahulu dengan mengirim pesan atau menelponnya, tidak seperti sekarang yang tiba-tiba sudah muncul di dalam ruangannya.
"Emang ada larangan aku datang ke tempat istriku sendiri" balas Revan, berjalan menghampiri Rena kemudian mengecup ujung bibir wanitanya itu. Seketika Rena langsung melayangkan tatapan anehnya.
Kemudian Rena teringat jika sejak tadi diruangan ini juga ada Radi. Rena berdehem pelan, mulai saling memperkenalkan dua pria itu.
"Ini Radi mantan suami aku"
"Mas, ini Revan suami aku" ujar Rena.
Kedua pria itu hanya saling melayangkan tatapan datar tanpa ada niat berjabat tangan untuk sekedar sedikit berbasa-basi.
Radi tentu tahu siapa Revan, tapi tidak dengan Revan yang hanya mengetahui jika Radi adalah Ayah dari Rayi sekaligus mantan suaminya.
Di pertemuan pertama mereka, terlihat sekali jika kedua pria itu sudah saling melayangkan tatapan tak sukanya dan Rena menyadari itu.
Karena kehadiran Revan, Radi dan Rena tidak jadi makan bersama. Radi sendiri memilih langsung berpamitan pulang.
"Ngapain dia kesini?" Tanya Revan sesaat setelah Radi pergi, dari nada Revan tak bisa menyembunyikan jika pria itu tak menyukai siapa itu Radi.
"Tanyain kabar Rayi!" Balas Rena.
"Kenapa harus lewat kamu? Rayi sudah besar, harusnya langsung aja ketemu Rayi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Time [21+]
Genç Kız Edebiyatı"Daripada sama dia, aku lebih baik jadi janda seumur hidup!" Sepenggal kalimat penolakan mutlak yang Rena katakan. Tapi, bagaimana bisa satu bulan kemudian ia malah sudah sah diperistri oleh Revano, seorang pria dari masa lalu yang sudah menorehkan...