Part 7!

1.4K 81 0
                                    

Hari ini dimana hari keberangkatan ayah dan buna ke new zealand. Kini renjun dan jeno sudah berada dibandara, berniat mengantarkan ayah dan buna nya.

Renjun dari tadi tak kunjung melepaskan pelukannya pada buna winwin. Sebenernya renjun anaknya manja sekali pada winwin, untungnya winwin tidak lelah menghadapi sikap manja renjun.

"Udah dong injun buna nya dilepas, kasian dari tadi kamu kekep terus." Ujar yuta yang sedari tadi melihat adegan dua orang teletubbies.

"Ihh ayah ga ngerti, nanti kalo injun kangen buna gimana? Kan ga bisa peluk, jauh buna nya! Makanya sekarang injun puas-puasin peluk buna nya." Winwin yang mendengarnya pun tersenyum hangat.

"Udah ya sayang pesawat buna bentar lagi berangkat, jadi harus cepet cepet biar ga ketinggalan pesawat. Kamu ngerti kan sayang?" Winwin menatap putra bungsu nya, hangat sekali yang sekarang dirasakan renjun.

Renjun menatap bunanya dan berkata "Iya buna, buna hati hati ya disana. Jangan lupa kabarin injun teruss." Kini berganti menatap sang ayah, "Ayah juga hati hati, jagain buna terus. Injun ga mau kalian pulang pulang bawa adik buat injun."

Yuta yang mendengarnya membulatkan matanya. "Hah...eng-ga ko, ayah pasti jagain buna disana." jawab yuta.

"Yaudah buna sama ayah berangkat ya, hati hati disini, jangan ngerepotin abang jeno. Abang jeno buna titip anak buna ya."

Jeno mengangguk. "Iya buna jeno bakal jagain injun, buna jangan khawatir." Jeno pun tersenyum dengan ala-alanya.

Setelah kepergian yuta dan winwin, renjun dan jeno langsung pulang ke apartemen jeno. Kemarin renjun sudah memutuskan untuk tinggal sementara di apartemen jeno, karena jika di rumah renjun akan terlalu sepi untuk mereka berdua, tetapi mereka akan merencanakan menginap sesekali di rumah renjun. Terus apartemen jeno tidak terlalu jauh dengan sekolah renjun, jadi tidak apa untuk tinggal sementara di apartemen jeno, pikir renjun. Bonusnya bisa ajak main kak hyuckie, yaa itulah yang dipikirkan pemuda huang renjun.

Sebenarnya mereka tidak langsung pulang ke apartemen, tetapi mereka ke rumah renjun dulu untuk membawa tas bawaan renjun. Renjun tidak membawa banyak barang dan baju, sebab jika bisa pulang lagi buat apa membawa begitu banyak barang? batin renjun. Toh baju jeno juga banyak, jadi renjun bisa pakai baju jeno untuk ia tidur.

Jeno yang berada di ruang tv pun terkejut mendapati renjun baru saja melompat kekursi di pinggir jeno. "Njun lo kenapa sih? jangan lompat lompat kaya gitu, entar jatuh." Peringatan jeno ke renjun.

"Abang jenowwww."

"hmm?" Jeno berdehem.

"Abang injun laperrrrrrrr."

"Yaudah sana makan, malah curhat si bocah." Ujar jeno.

"Ihh emang ya laki laki tuh gaada yang peka!" Ujar renjun dengan muka yang sudah tekuk.

"Sadar diri ye renjun bocah, lu juga laki laki." Ujar jeno santai.

"ya..ya kecuali gue lah. Udah ah lama pesenin hotpot yang pedes banget dong laper nihhh." Renjun mengusap-usap perutnya lucu.

"Yaelah bilang dong bocah." Jeno mencubit pipi tembam renjun, seketika jeno mendapatkan teriak mantap dari renjun. "YA! JENO LU KEBIASAAN." Teriak renjun.

"Heh, abang nya mana?" Jeno membuat wajah so mengintimidasi, padahal mah terlihat sedang menyipitkan matanya.

"Udah ah kesel gue, awas aja ga dipesenin hotpot nya." Kini renjun menghilang ditelan pintu kamarnya, (kamar sementara renjun di apartemen jeno).

Jeno langsung memesan hotpot pesanan renjun di aplikasi online, ia juga membeli kimbab untuk dirinya. Setelah beberapa lama menunggu bel pintu berbunyi, "RENJUN ITU MAKANAN LU DATENG CEPETAN AMBIL!!"

MY CEO || HYUCKREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang