13

230 23 0
                                    

Meski aku bukan pelabuhan terakhir mu, setidaknya... Aku pernah memiliki senyummu

.
.
.





Kegelapan malam menyelimuti dan kesunyian malam yang menemani sosok seorang pria yang terbaring diatas ranjang king size nya

Matanya terpejam, tapi ia tak tertidur, ia hanya memejamkan mata, hanya untuk mengistirahatkan matanya sejenak, masih terasa panas, efek alkohol ataukah rasa ingin menangis

Obito terduduk dari baring nya, satu persatu ia melepas kancing kemeja nya, dengan sisa tenaganya malam ini, ia hanya ingin relax, hanya malam ini, biarkan dia tenang

Setelah semua kancing kemeja itu terlepas, ia pun melepas kemeja dark blue nya dan juga melepas celana luar dan dalam nya

Ia berjalan kearah kamar mandi tanpa busana, full naked.

Srashhh

Suara keran yang mengalir deras mengisi bathtub, netra sehitam jelaga itu melirik sekitar, kiranya ia mencari benda cair untuk pewangi dan pemanis air rendaman nya

Ahh... Itu dia!

Obito menuangkan cairan licin itu kedalam bathtub dan... Air pun mengeluarkan busa, dirasa air yang sudah pas, suhu dan sabun nya, Obito pun menarik bathtub dan merendam tubuhnya yang terasa mati rasa itu

Wajahnya menengadah, netra nya menatap lelangitan, otaknya berputar disekitar beberapa jam yang lalu, saat ia akhirnya mengatakan semuanya, semua alasan dan semua peristiwa yang ia lalui untuk bisa kembali pada Sakuranya, musim seminya, meskipun... Itu semua tak membuahkan hasil

"Ughh- desah Obito saat efek pengar dari alkohol masih terasa di kepalanya

"Ahh... Pada akhirnya... Kau pun pergi dari sisiku, hime-" gumam Obito, ia semakin menenggelamkan tubuhnya yang letih itu

.
.
.

Flashback on

.
.
.

Obito pun menjelaskan situasinya, saat terakhir Sakura dan dirinya bertemu, saat dimana ia menemukan Rin yang tergeletak di jalan, saat dimana ia di tahan oleh Rin di rumah sakit, juga saat... Dirinya diserang oleh musuh bisnis nya hingga selama dua hari ia bersembunyi dari incaran anak buah musuh nya

Obito menghapus air mata itu, bukan! Bukan air matanya, air mata gadis gulainya, air mata Sakuranya

"Sungguh demi tuhan Sakura, hanya kau, hanya dirimu yang sangat kuinginkan... Tidak ada Rin, tidak ada wanita lain... Hanya dirimu, namun takdir tuhan berkata lain-" ucap Obito sendu, sangat, ia sangat ingin memeluk, merengkuh tubuh kecil itu kedalam pelukan nya, namun apa daya, gadis ini, wanita ini, musim semu ini, bukan lagi miliknya

"Obito... ... ... A-aku tidak tahu harus bagaimana saat semua orang tak kunjung menemukanmu, aku takut, aku gelisah, aku khawatir sesuatu terjadi padamu... Aku sudah menguatkan hati, jikapun kamu memilih wanita lain... Hiks hik jika kamu lebih memilih Rin, asal kamu baik-baik saja, asalkan kamu selamat, aku rela... hiks-" Obito tertegun dengan semua penuturan Sakura

Lengannya mengepal erat, rahangnya mengeras, matanya terasa panas

"Apakah kau selalu meragukanku hime~"

Love Is Fragile {Season 2} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang