Wanita itu terbaring di ranjang berukuran queen size, ia terbaring lemah dengan selang infus yang menghiasi punggung tangannya juga perban yang menempeli dahinya
Wanita itu perlahan menemukan kesadaran nya, ia mulai membuka kelopak matanya, terbitlah netra berwarna hazzelnut itu
Beberapa kali kelopak mata itu mengerjap untuk menetralkan cahaya ruangan yang menyilaukan mata
Bibirnya kering, lidah nya kelu, kerongkongan nya terasa kering, lemas ia rasakan di tubuhnya, perlahan ia gerakan kepalanya untuk melihat sekitarnya
Sebuah ruangan yang asing baginya, disaat ia berusaha bangun dari baringnya, sebuah tangan membantu nya
"Hati-hati... Tubuhmu masih lemah-" suara lembut itu mengalun indah ditelinganya
Ia lirikkan matanya keasal suara itu, dapat dilihatnya, surai merah muda bak bunga sakura, netra emerald bagai hutan pinus dan wajah cantik itu yang menampilkan senyumnya
"Rin-san? Apa kau merasa tidak nyaman? Atau ada yang terasa sakit?-" tanya sosok itu begitu lembut, begitu tulus
Tes
Tes
Tes
Hazzelnut itu mengeluarkan cairan bening, meleleh dan tumpah ruah dipipi tirus nya, wanita itu-Rin ia terisak dalam diam, air mata yang mengalir deras dan bibir yang terus menggumamkan kata maaf berulang ia ucapkan, namun tak terdengar suaranya
"Aku sudah memaafkan mu Rin-san" ucap gadis itu-Sakura sembari memeluk tubuh ringkih penuh luka itu dengan hati-hati
"Rin-"
Rin tertegun, ia membatu saat mendengar suara yang sangat familiar, suara yang ia rindukan, suara itu
Netranya pun segera melirik asal suara itu
"Obito-" gumam Rin tanpa suara
Sosok pria yang selama ini ia rindukan, sosok pria yang selama ini ia nantikan kehadiran nya, dan sosok yang ingin ia mintai ribuan maaf
"Sakura... Tolong tinggalkan kami-" ucap pria itu tanpa ekspresi
Sakura hanya menganggukkan kepalanya, ia menurut dan pamit keluar ruangan
Kini, diruangan itu hanya tersisa Obito dan Rin
Saling berhadapan, namun tak menunjukan perasaan, mereka terlalu bisu dan hanya membisu
"O-Obito-kun... Bagaimana kabarmu?-" suara Rin bagai cicitan tikus yang ketakutan
Dapat Obito lihat dari sudut pandangnya, bahwa Rin mengalami kerusakan, entah secara fisik maupun mental
"Bagaimana menurutmu? Di tinggalkan orang-orang tersayang, di khianati sahabat, dan merelakan wanita yang kau cintai bersama orang lain?" sarkas, tanpa jeda
Rin meremas selimut yang ia gunakan, kedua tangannya memutih akibat cengkramannya yang kuat pada selimut itu
"Obito... Maafkan aku... Sungguh... Aku... Hiks-" Rin kembali terisak
"Kurasa dua tahun belum cukup untuk menebus semua dosa-dosamu Rin, seharusnya kau membusuk di tempat itu, seharusnya AKU membiarkanmu mati disana... Bersama para tahanan lainnya-"
Dheg!!!
Rin masih terisak dalam heningnya malam, ya malam, suara binatang malam mengalun bagai irama musik dimalam hari, menghiasi suasana hening diruangan itu
"Sakura memintaku untuk memaafkanmu-"
Setelah hening suara Obito kembali, namun isak tangis Rin belum berhenti
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Fragile {Season 2}
Romantizm"Mulai sekarang aku tak ingin mempercayai apapun atau siapapun. Cukup rasa sakit ini menjadi bukti, bahwa aku tak pantas di cintai" 🌸🌸🌸 "Aku tau aku tak seperti mereka yang mengerti akan cinta, dalam hidupku, aku tak pernah merasakan cinta sebelu...