.
.
.
.
.
."Puaskan aku-"
"...!!!..."
"Kenapa diam? Tak mau? Sakura adalah gadis penurut-"
"..."
Perlahan tapi pasti Rin membuka satu persatu kain di tubuhnya, dengan tangan yang gemetar dan mata yang menahan panas, menahan cairan bening untuk keluar
Dengan semua tenaganya, Rin melepas kain terakhir di tubuhnya, di hadapan Obito, tubuh nya bergetar, malu, takut, dan merasa sesak didada nya
Obito menatap Rin dengan dalam diam, Rin yang berdiri di hadapannya itu tampak menahan tangis
"Aneh..."
"...!!!..."
Rin menatap Obito dengan kedua alis mengerut
"Aku tak bergairah, tidak seperti saat aku melihat Sakura-
"...!?!..."
Rin kembali menunduk, tangannya mengepal erat
"Bu-bukankah dulu ka-
"Dulu? Bahkan dulu aku tak pernah bergairah, aku dulu hanya menghiburmu Rin, itu saja-"
Dheg...!
Sudah cukup, Rin sudah bertahan sampai saat ini, matanya menyorot tajam netra onyx Obito
Persetan dengan rasa malu, masa bodoh dengan harga diri, Rin melangkah mendekati Obito yang masih menatapnya datar
"Aku... Aku sudah berusaha, sudah melakukan hal ini dengan mengorbankan harga diriku... Hiks Heuk ta-tapi kau... Hiks bahkan tak melihatnya-"
"..."
Obito masih menatap Rin datar, tak ada ekspresi khusus yang ua tunjukan, bahkan...
Entahlah, bahkan rasa iba di hati Obito pun tak ada
Rin meraih ujung kerah bathrobe Obito, perlahan Rin melorotkan bathrobe itu, tampaklah tubuh atletis Obito yang menggoda, dada bidang, perut seperti roti sobek dan jangan lupakan kedua lengan kekar dengan urat yang menonjol dibalik kulit, menambah kesan saxy di mata para kaum hawa, termasuk Rin
"Aku... Aku akan melakukannya Obito, jika yang bisa kulakukan untukmu dengan memberikan mahkotaku, agar kau mau memaafkanku, maka aku akan memberikannya-" ucap Rin kemudian mendekatkan wajah nya kewajah Obito
Hingga detik berikutnya kedua bibir itupun menempel, bibir tipis Rin yang lembut bermain lihai dibibir Obito
Obito hanya diam, tak bergeming, entahlah, gairah nya tak mau keluar
Rin yang tak kunjung mendapatkan balasan dari lawan mainnya pun hanya tersenyum getir dalam lumatannya
Rin melepaskan tautan mereka, nampak benang saliva memanjang keluar dari bibir mereka, entah milik siapa cairan saliva itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Fragile {Season 2}
Romantizm"Mulai sekarang aku tak ingin mempercayai apapun atau siapapun. Cukup rasa sakit ini menjadi bukti, bahwa aku tak pantas di cintai" 🌸🌸🌸 "Aku tau aku tak seperti mereka yang mengerti akan cinta, dalam hidupku, aku tak pernah merasakan cinta sebelu...