•Part 7: Nio dan Baba__ Nio disini Baba!

824 104 5
                                    

Haloo readers buna tercintaaaa~
Siapa yang nunggu cerita ini update?
Angkat jempolmu!!!👍

Happy reading

*
*
Votenya jangan lupa!
*
*

Nio menatap pemandangan taman  dari jendela mobil Babanya. Banyak pasangan orang tua dan anaknya yang tengah bermain atau sekedar jalan sore hari ini. Matanya menyiratkan sebuah perasaan rindu yang teramat dalam. Ia rindu orang tuanya.

Nio masih setia menatap keluar ketika Lingga datang dengan dua cone ice cream. Lingga duduk kembali di belakang kemudi, belum menyadari sang putra yang masih melamun.

"Adek, ini es krimnya." Lingga mengulurkan satu cone es krim coklat tanpa mengalihkan perhatiannya. Merasa tak ada sambutan, Lingga pun lantas menoleh pada Nio.

Dengan ujung jarinya, Lingga menoel punggung kecil Nio. "Galau Dek?"

Terlihat Nio menghela nafas. Ia membenarkan posisi duduknya dengan punggung bersandar pada jok mobil. Tatapan yang lurus ke depan itu membuat Lingga mengernyit. Kembali, ia menoel lengan kecil Nio dengan ujung jarinya.

"Wanita mana yang menyakitimu, Nak?" tanya Lingga yang dibalas lirikan sinis dari Nio.

"Emang Nio Baba, apa? Di tinggal pacalnya kelual kota aja galau," sindir Nio, mengingat curhatan Babanya semalam yang sempat menggalau lantaran ditinggal sang pacar keluar kota.

Lingga mendengus. "Ye ... biarin aja sih? Nih es krim kamu." Lingga kembali menyodorkan es krim Nio.

Si kecil dengan ogah-ogahan menerima es krim yang sebenarnya dipintanya tadi. Dengan tangan kanan memegang es krim miliknya, Lingga menjalankan mobil untuk segera pulang ke rumah.

Lagu drive dari NCT dream, mengalun mengisi keheningan sepanjang jalan. Lingga begitu menikmati lagu hingga ikut menyanyikan lirik yang dihafalnya.

"Baba," panggil Nio.

Masih dengan mulut yang menggumamkan lirik lagu, Lingga menoleh sebentar pada Nio.

Dengan ragu Nio menatap kedua manik rubah milik Lingga. "Baba ... kapan Nio dijemput?"

Secara mendadak, Lingga menginjak rem. Mobil seketika berhenti di tengah jalan. Beruntung jalan yang mereka lewati sepi pengguna.

Nio tersentak ke depan. Hampir saja ia menabrak dashboard mobil jika tak ada sabuk pengaman yang menahannya. Dengan raut muka kesal, Nio menoleh ke arah Babanya, berniat protes.

Namun belum sempat memprotes, wajah kesal Nio seketika berganti khawatir begitu melihat tatapan kosong Lingga.

***^_________^***

Satu hal yang sering Lingga coba lupakan, bahwa Nio masih memiliki orang tua yang bisa menjemputnya kapan saja. Ia berulang kali menepis pemikiran bahwa Nio akan meninggalkannya. Dia tak tau apa yang harus ia lakukan saat hari itu tiba. Ia tak mau berpisah dengan Nio sedangkan waktu mereka bersama saja masih terbilang singkat.

Lingga selalu berusaha mengenyahkan pertanyaan 'kapan Nio dijemput?' dari benaknya. Namun ia tak menduga bahwa pertanyaan itu akan datang dari Nio sendiri. Ia tak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan Nio, sedangkan di satu sisi hatinya tak rela berpisah dengan sang putra.

Become A Papa||00LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang