mansion¹

512 17 0
                                    




















Di sebuah kamar yang sangat luas dan mewah terdapat sebuah tempat tidur yang di tempati oleh seorang manusia dengan tubuh yang di tutupi selimut. Sedikit rambut terlihat berwarna biru. Suara kicauan burung di pagi hari membuat sang pemimpi terbangun dari tidur nyenyak nya.

Di buka selimut yang menutupi tubuhnya menggeliat meregangkan otot tubuh dan meraba tempat tidur dan terus meraba hingga tangan putihnya berada di atas nakas. Sebuah gelas yang berisi air minum dibawa ke dekat mulut, bibir merah muda menyesap minuman tersebut hingga dahaga terlepaskan.

Kembali si cantik meraba tempat tidur menarik kakinya kearah lantai, mencari sendal rumah yang biasa di gunakan, ketika kakinya mendapatkan apa yang di cari dengan berlahan kaki putih itu bangkit dan mengambil sebuah tongkat yang tidak jauh dari tempat tidur. Berlahan kaki putih itu berjalan menuju sebuah pintu tempat dimana kamar mandi berada. Di buka dan berjalan secara berlahan ke dalam menuju wastafel guna mencuci wajahnya.

Menatap cermin dengan tatapan kosong, jelas kosong karena yang di lihat hanya hitam, dunia si pemuda cantik hanya hitam tanpa ada cahaya yang masuk, ya si pemuda buta "selamat pagi kyu, hari baru untuk hidup baru" kata itu terucap dengan dari mulut kecil itu.

Tidak pernah absen si pemuda cantik menyemangati dirinya menjalani hidup tanpa cahaya dan warna. Setiap pagi akan selalu di mulai dengan kata semangat dari dirinya sendiri.

Bergegas menyelesaikan ritual paginya dan keluar dengan handuk yang melingkar di pinggangnya. Pemuda itu berjalan ke arah walk in closed miliknya dan meraba baju apa yang akan di gunakan, tangannya berhenti di sebuah Hoodie baby blue dan celana jeans abu-abu.

Lagi lagi melangkah berlahan menuju meja rias yang di atasnya terdapat berbagai macam parfum dengan aroma yang sama yaitu aroma cake.

Tanpa di sadari sedari keluar dari kamar mandi sepasang mata melihat semua yang di lakukan pemuda manis yang memanggil dirinya dengan sebutan kyu atau nama lengkapnya Kim Junkyu. Setetes air mata jatuh di pipi wanita paruh baya yang melihat sang anak dengan kekurangan yang tidak pernah di harapkan.

"Kyu" panggil wanita itu membuat Junkyu berbalik dan tersenyum entah tepat atau tidak yang jelas Junkyu tersenyum menyambut panggilan lembut dari sang bunda.

"Iya Bun" Junkyu berjalan berlahan ke arah kasur dan duduk di sana terlihat ada beberapa jarak karena Junkyu tidak tahu dimana keberadaan sang bunda, wanita paruh baya itu mendekat dan menggenggam tangan sang anak.

"Mari sarapan" Junkyu mengangguk dan bangkit mengikuti langkah sang bunda. Mereka menuruni tangga menuju lantai satu, meski buta bukan berarti Junkyu akan tidur di lantai satu karena kebutaan Junkyu bukan sedari kecil melainkan karena kejadian dua tahun yang lalu saat pesta kelulusan SHS nya.

Di lantai satu lebih tepatnya di ruang keluarga sudah ada pria paruh baya dan dua orang remaja sedang mengobrol disana. Junkyu yang mendengar suara berbincang memilih langsung pergi ke dapur. Ketika laki-laki yang ada di sana terdiam melihat Junkyu memilih pergi tanpa menyapa mereka.

Tidak mereka tidak menyalahkan Junkyu karena itu memang salah mereka, mereka sejak awal tidak pernah menerima Junkyu apalagi semenjak Junkyu mengalami kecelakaan dan matanya di renggut paksa. Sang bunda yang melihat itu diam dengan tatapan sendu.

"Kalian keterlaluan melampiaskan semuanya kepada Junkyu padahal Junkyu tidak mengetahui hal itu" ujar wanita itu pergi meninggalkan ketiga orang yang masih terdiam.





Junkyu ke dapur dan terdengar beberapa suara maid yang memang selalu ada di mansion. Salah satu maid yang menyadari keberadaan Junkyu mengintruksikan kepada yang lain untuk diam, Junkyu menghela napas sudah biasa dengan semua ini. Junkyu berjalan ke arah pantry dan sedikit bergeser ke samping dan menemukan kompor yang terasa masih panas. Junkyu meraba ke arah atas dan mengambil sebuah gelas yang ada di sana. Junkyu juga meraba kearah lain mengambil panci untuk merebus air.

Semua yang Junkyu lakukan lagi-lagi tidak lepas dari semua mata termasuk ibu dan ketiga orang tadi. Saat air sudah mendidih Junkyu akan mengambilnya namun tangan Junkyu salah arah hingga tanpa sengaja tangannya mengenai badan panci yang panas.

"Shhh" desis Junkyu langsung mencium tangannya. Junkyu memilih jalan aman dengan mematikan kompor dan mengambil sarung tangan untuk melindungi tangannya dari panas.

Lagi air mata sang bunda menetes merasa bersalah dengan apa yang di alami putra sulungnya. Ingin membantu tapi Junkyu akan selalu menolak dan berkata "tidak perlu aku masih bisa"

"Tuan muda biar bibi bantu" ah Junkyu tau suara itu, maid yang dekat dan selalu membantu Junkyu sejak kecil hingga sekarang. Junkyu tersenyum dan menggeleng

"Tidak usah bi, kyu sudah selesai, bibi lanjut saja pekerjaannya" maid itu mengangguk membiarkan Junkyu bekerja seperti yang di inginkan. Usai membuat susu Junkyu membawa gelasnya ke arah meja makan tentu saja dengan bantuan tongkat pemberian sepupunya yang sudah di modifikasi dengan suara penunjuk arah.

Junkyu duduk dengan susu yang masih di pegangannya, suara tarikan kursi terdengar Junkyu masih diam hingga suara kepala keluarga meminta mereka untuk makan. Junkyu membiarkan semuanya mengambil terlebih dahulu dan barulah Junkyu mengambilnya namun tangan Junkyu di tahan.

"Biar bunda ambilkan" Junkyu menggeleng dan menahan tangan sang bunda.

"Tidak Bun, Junkyu bisa meski mata Junkyu tidak befungsi tapi tangan Junkyu masih berfungsi" lagi-lagi kata-kata Junkyu menohok keempat orang di sana bukan hanya mereka tapi semua maid dibuat diam.

"Kyu"

"Sudah Bun, kyu sudah biasa seperti ini jangan kasihan karena Junkyu tidak butuh"

"Junkyu" teriak sang kepala keluarga tidak suka dengan bahasa yang Junkyu gunakan ketika berbicara dengan sang istri. Junkyu diam dan menatap kosong kedepan seolah menerima apa yang akan di katakan kepala keluarga.

"Jaga ucapan mu" Junkyu mengangguk dan memilih tidak peduli, percuma melawan jika nanti pukulan yang akan di dapat. Junkyu mengambil nasi dan lauk meski berserakan tapi Junkyu masih tepat berusaha sendiri.

"Ck tidak berguna" Junkyu terdiam dan menghentikan suapannya. Junkyu mengambil tongkatnya dan bangkit.

"Aku kenyang" Junkyu pergi dari sana meninggalkan meja makan yang sunyi. Sang bunda menatap tajam si bungsu.

"Cukup sudah cukup kalian memojokkan Junkyu selama ini, jika kalian enggan kehadirannya maka aku akan membawanya pergi" wanita itu ikut bangkit setelah melepaskan amarahnya yang selama ini tertahan. Sudah cukup selama ini ia diam mendengar cercaan, hinaan dan kekerasan yang di berikan kepada Junkyu, kali ini tidak, ia tidak akan diam saja.











Thanks you guys, cerita baru yang masih request dari salah satu pembaca, semoga kalian suka.

can I see the worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang