Usai operasi dadakan yang di lakukan sunoo kini Riki membawa jihoon untuk duduk di ruang kumpul dengan paha Riki sebagai bantalan untuk jihoon kenapa tidak di bawa ke kamar karena ini bukan markas utama jadi mereka tidak menyiapkan kasur di setiap kamar.
Jaemin yang tadi menahan amarah kini sudah mulai tenang, sebenarnya bukan hanya jaemin yang menahan amarah haechan pun sama tapi haechan lebih bisa mengendalikan emosinya dibandingkan jaemin, apalagi haechan bukan kali pertama melihat hal seperti ini.
"Aku tidak akan membiarkan mereka bebas begitu saja" Batin jaemin menatap jihoon yang pingsan karena obat bius yang di berikan sunoo. Jaemin tidak suka jika rencananya harus melibatkan orang lain. Jaemin akan menyelesaikan ini sebelum semuanya semakin memburuk apalagi sekarang jihoon sudah menjadi incaran dari para bajingan yang menginginkan snipers dragon hancur.
Lagi-lagi Jake melihat bagaimana kilat kemarahan di mata jaemin, entah sadar atau tidak tapi semenjak penembakan jihoon tadi Jake tanpa sadar terus memperhatikan jaemin dan itu di sadari jaemin namun jaemin memilih abai agar jaemin tidak terlibat dengan Jake.
Namun tuhan berkata lain saat jaemin akan berpamitan untuk kembali di depan markas jaemin di tarik jake ke belakang markas. Jaemin menatap datar jake begitu juga dengan jake. Jake menberikan tablet kepada jaemin yang di terima baik oleh jaemin, jaemin menatap jake sebentar dan menatak tablet. Lagi amarah jaemin hampir tidak bisa di bendung jika jake tidak mengelus lengan jaemin.
"Kau tidak bisa selamanya menjadi pion mereka, jika kau terus seperti ini maka bukan hanya jihoon yang menjadi target mereka tapi keluarga dan anak panti akan menjadi sasaran mereka selanjutnya" Jaemin menatap jake tidak suka, sejauh mana jake mengetahui tentang dia dan teman-temannya. Jake yang tahu apa isi kepala jaemin menatap jaemin lembut.
"Kami sebagai mafia tidak akan membiarkan pengkhianat memasuki kami tapi berhubung kau dan haechan teman junkyu, jaehyuk dan niki maka kami bebaskan kalian namun jika kalian membahayakan mereka atau kami maka kita akan menjadi musuh, semua pilihan ada di diri kamu untuk haechan kami tidak bisa bantu karena haechan memiliki hutang nyawa kepada ayah junkyu sehingga jikapun haechan mau tapi haechan tidak bisa berbeda dengan kamu yang masih bisa memilih" Jake meninggalkan jaemin setelah mengambil tabletnya kembali. Jaemin terdiam dengan apa yang Jake katakan memang benar jaemin bisa memilih namun itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Jaemin meninggalkan markas snipers dragon. Selama di perjalanan jaemin terus teringat dengan apa yang di katakan Jake. Jaemin tahu benar apa yang akan terjadi jika ia terus berada di dalam genggaman mereka. Jaemin menutup matanya dan kembali menatap lurus ke depan. Jaemin harus mengambil tindakan sebelum semuanya terlambat.
2 hari setelah kejadian penembakan tersebut jaemin menghilang tanpa jejak dan itu di ketahui snipers dan jihoon yang sudah sadar yang dalam masa pemulihan. Menghilangnya jaemin membuat semua orang panik bukan hanya menghilang tapi jaemin juga memberikan perintah kepada snipers dan yang lain untuk tidak mencarinya selama 1 minggu jika dalam 1 minggu jaemin tidak kembali baru mereka bisa mencari.
Jake berdiri gelisah di dalam kamarnya yang ada di markas utama dan itu tidak lepas dari pandangan riki yang tidak sengaja melihat Jake gelisah, mereka sudah kembali ke markas utama dengan jihoon ikut bersama mereka. Riki mendekati Jake dan menepuk pundak Jake membuat Jake terkejut dan menatap kesal riki. Riki yang di tatapan tersenyum dan mengusak rambut Jake.
Riki memang termasuk dominan yang jarang berhubungan dengan sub namun jika itu snipers maka Riki akan menjaga mereka sama halnya ketika Sunoo, Jake, Asahi dan yang lainnya yang menjadi contoh untuk Riki perhatikan bahkan zhang Hao yang sudah memiliki hanbin saja masih di jaga oleh Riki.
"Kau mengkhawatirkan jaemin" Jake menatap Riki yang hanya menatap lurus keluar jendela kamar Jake, Jake mendehem percuma berbohong kepada Riki karena Riki itu memiliki kepekaan yang sangat tinggi dan Riki bisa membaca pikiran orang lain lewat mata jadi tidak akan ada yang bisa lepas dari Riki.
"Dia baik-baik saja sepertinya dia melakukan apa yang kamu ucapkan" Ujar Riki membuat Jake menatap Riki bingung, Riki lagi lagi mengusak rambut Jake merasa gemes dengan temannya itu.
"Kau berpikir aku tidak mendengar apa yang kalian bicarakan dua hari yang lalu, jaemin itu orang yang memikirkan banyak orang jadi saat kau menggunakan anak panti dan sahabatnya dia langsung bertindak" Lagi Jake menatap Riki bingung, apa Riki mengetahui banyak tentang jaemin, apa hubungan Riki dan jaemin, Jake terus berperang dengan pikirannya dan itu di ketahui Riki, Riki tersenyum dan menatap Jake lucu.
"Kau jangan menanyakan hubungan kami apa karena kami cukup dekat" Seolah mengerti apa yang di pikirkan Jake Riki mulai sedikit mengerajai Jake.
"Oh" Riki tersenyum miring, apa kali ini Riki akan kembali menjadi cupid untuk teman-temannya. Tidak apa Riki suka melihat mereka bahagia meski Riki masih belum bisa menemukan sub yang bisa membuat dia nyaman, meski Riki merasa nyaman di snipers tapi kenyamanan yang sebenarnya belum di miliki Riki dan Riki juga sedikit tidak suka bersentuhan atau berhubungan dengan para sub atau wanita.
Riki meninggalkan Jake yang masih sibuk dengan pikirannya, Riki menekan aerphone di telinganya dan suara gemuruh terdengar dari sebrang.
"Ada apa" Tanya sang penerima panggilan di sebrang sana.
"Jangan terlalu lama karena seseorang menunggu mu" Ujar Riki yang tentu saja di balas kekehan oleh orang di sana.
"Siapapun yang kau katakan, aku tidak akan tertarik karena aku sudah memiliki orang di hati ku dan aku akan menjadikan dia milik ku, kau jangan mencampuri hubungan orang lain lagi karena seharusnya kau memikirkan hidup mu" Balas orang di sebrang sana merasa lucu dengan Riki yang selalu mementingkan orang lain di bandingkan dirinya sendiri.
Panggilan terputus dengan suara tembakan di sana. Riki terus memanggil jaemin namun tidak bisa. Riki langsung pergi dari sana menuju ruang kerjanya. Tanpa Riki sadari ternyata ada jihoon yang sedari awal Riki menghubungi jaemin ada di sana. Jihoon menatap nanar punggung Riki yang sudah menghilang di balik dinding.
Jihoon menangis dan memilih pergi dari sana, jihoon merasa sakit mendengar bahwa orang yang disuka berhubungan baik dengan orang lain, jihoon memukul dadanya yang terasa perih, jihoon tidak suka ini jihoon lebih suka menjadi orang yang bodoh amat seperti dulu sebelum mengenal sahabatnya. Jihoon ingin kembali seperti dulu agar tidak merasakan sakit seperti ini. Jihoon tidak terbiasa dengan semua ini luka di hati lebih sakit dari luka tembak yang jihoon dapatkan.
Jihoon menangis di taman belakang tanpa ada orang yang tahu kecuali seseorang yang mengawasi jihoon dari jauh.
Thanks you guys, see you next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
can I see the world
De TodoDunia?, apa itu dunia?, apa sesuatu yang di sebut rumah? atau lebih besar dari itu?. entahlah