jisung¹²

75 3 0
                                    


















Jisung dan Zhang Hao masuk ke markas snipers dragon dengan sunoo masih di gendongan bridal jisung. Jisung mendekati junkyu duduk dan menidurkan Sunoo di salah satu sofa yang sudah di kosongkan oleh anggota snipers dragon.

"Ji" panggil junkyu membuat jisung memutuskan pandangannya dari Sunoo dan berbalik menatap junkyu, jisung mendekat dan mencium tangan Junkyu membuat Haruto geram namun harus bisa tahan jika tidak ingin terjadi perkelahian.

"Ji Sunoo oke" jisung mengangguk dan sadar jika junkyu tidak bisa melihatnya.

"Dia baik hanya saja terlalu emosi hingga aku memukul tengkuknya hingga pingsan, entah apa yang akan dia lakukan jika aku tidak menghentikannya" ujar jisung di balas anggukan oleh junkyu dan tersenyum menyentuh wajah jisung yang kini mungkin sudah sedikit berubah karena mereka sudah lama tidak bertemu.

"Ji sudah berubah bahkan wajahnya sangat tampan" ujar junkyu membuat jisung tersenyum senang sedangkan Haruto menggeram kesal. Semua anggota snipers dragon ingin tertawa namun takut jika Haruto mengamuk dan mereka jadi makanan lion, tidak mereka masih sayang nyawa untuk tidak membuat singa tidur bangun.

"Khmm" junkyu menoleh dan tersenyum ketika menyadari ada yang cemburu. Junkyu bergeser mencari posisi Haruto dan berhenti ketika tangannya di tahan oleh haruto. Junkyu bangun dan duduk di pelukan Haruto

"Tapi haru jauh lebih tampan" kini gantian wajah Haruto yang sumringah dan jisung yang mendengus kesal. Junkyu terkekeh dengan dua orang yang sangat menyayangi ya itu.

"Sudahlah sekarang lebih baik berpikir bagaimana caranya lepas dari pemerintah sialan itu apalagi aku yakin bahwa wolf juga akan menjadi incaran karena sudah membantu kita" Haruto dan jisung mengangguk mendengar ucapan Mark yang sudah cukup jengah dengan drama picisan kedua ketua tersebut.

Mereka semua diam mencari sedikit peluang agar bisa bebas dari pemerintah bajingan itu yang menjadikan sebuah yayasan sebagai tempat eksperimen gila para dokter gila yang sama gilanya dengan mereka. Entah apa yang mereka rencanakan namun melihat tubuh beberapa korban mereka bisa di katakan bahwa mereka ingin mengubah semua laki-laki yang bisa hamil menjadi wanita seutuhnya dan wanita yang tidak hamil menjadi laki-laki seutuhnya. Sangat gila memang tapi jika di pikirkan apa yang mereka lakukan masuk akal namun itu sudah melanggar aturan manusia masa Sekarang.

Masih banyak yang belum mereka ketahui terkait dengan peneliti gila itu yang sudah memakan banyak korban bahkan kini angka kematian sangat tinggi dibandingkan dengan angka kelahiran karena disaat ada yang melahirkan maka anaknya akan mati dalam jangka waktu 20 hari dan itu terus berlanjut sampai beberapa orang wanita dan anak kecil juga ikut menjadi korban.

Sibuk dengan pikiran mereka masing-masing tidak membuat mereka lengah karena beberapa tangan anggota snipers dragon sudah berada di samping pinggang guna untuk menarik pistol yang ada di sana, bukan hanya mereka jisung dan junkyu juga ikut waspada.

Namun beberapa menit mereka menunggu tidak ada yang terjadi membuat mereka semakin waspada, Zhang Hao berdiri dan langsung pergi ke salah satu ruangan yang disana sudah banyak anggota wolf dan snipers dragon tewas.

Senapan silent, Zhang Hao menghela napas dan menarik langkahnya hati-hati namun sebuah cahaya merah tertuju ke arah kepala Zhang Hao. Sial Zhang Hao melupakan bahwa senapan itu juga memiliki teropong yang bisa melihat dan mengunci target. Zhang Hao mendongak dan benar tidak jauh dari ia berdiri terlihat sebuah mobil yang didalamnya Zhang Hao tebak ada beberapa musuh atau pemerintah.

Zhang Hao terkekeh membuat orang yang di dalam mobil kebingungan, namun mereka tetap menatap Zhang Hao hingga sebuah terali besi menutup rumah tersebut. Zhang Hao terkejut ketika suara tembakan di luar tembok besi tersebut. Tubuh Zhang Hao langsung ambruk jika saja jisung tidak menahannya. Zhang Hao menatap jisung dan tersenyum ketika jisung tersenyum.

Tidak sia-sia Haruto membuat markas mereka dengan terali besi sebagai benteng pertahanan mereka. Meski tembok itu di buat bukan berarti bisa bertahan lama jika tembakan terus mencoba menembus besi tersebut. Zhang Hao berdiri setelah merasakan tenaganya kembali ke tubuhnya. Jisung masih menahan tubuh Zhang Hao, Zhang Hao menghela napas dan melepas tangan Jisung dari pundaknya dan menatap jisung sebentar.

"Terima kasih" jisung mengangguk dan tersenyum tipis.

"Your welcome, kau baik-baik saja" Zhang Hao mengangguk dan tidak lama ponselnya berbunyi, Hanbin menghubungi nya namun Zhang Hao enggan untuk menjawab. Jisung menatap Zhang Hao bingung, bukan Jisung mengetahui hubungan Zhang Hao dengan Hanbin tapi kenapa Zhang Hao terlihat tidak senang dengan telpon yang baru saja berdering.

"Maaf, silahkan angkat telepon nya saya permisi" saat jisung akan pergi Zhang Hao menahan tangan Jisung dan mengangkat telponnya. Jisung semakin bingung dan membiarkan Zhang Hao bertindak dengan tangannya masih di tahan Zhang Hao.

"Ya" jutek Zhang Hao setelah sambungan telpon terhubung.

"Kau baik-baik saja" ujar orang di sebrang sana kembali membuat Zhang Hao menghela napas.

"Apa peduli mu ha, bukankah ini yang kau mau" ujar Zhang Hao lagi membuat orang di sambungannya terdiam. Zhang Hao terkekeh ketika tidak mendapatkan jawaban dari sebrang sana "jika" belum sempat Zhang Hao mengucapkan kalimat nya sudah di putus oleh Hanbin.

"Bisakah kau tidak berpikir buruk terhadap ku, apa pembuktian ku selama ini masih belum cukup untukmu, apakah aku harus mati lebih dulu hingga kau percaya bahwa aku tidak terlibat dengan semua ini" ujar Hanbin putus asa di sebrang sana. Zhang Hao terdiam tidak bukan Zhang Hao tidak percaya dengan Hanbin tapi Zhang Hao hanya takut kepercayaannya di bayar oleh pengkhianatan. Zhang Hao menggenggam tangan Jisung membuat jisung terkejut dan hampir saja menghempaskan tangan Zhang Hao kasar jika saja jisung tidak melihat air mata Zhang Hao turun. Jisung urung memarahi Zhang Hao membiarkan Zhang Hao melampiaskan rasa gelisah ya.

"Aku percaya bahkan sangat percaya sama kamu tapi rasa takut ku lebih besar dari rasa percaya ku padamu, bukan hanya pada mu tapi pada diriku sendiri aku takut" suara Zhang Hao terdengar serak membuat Hanbin terkejut dan dengan cepat ingin menjawab namun Zhang Hao sudah mengakhiri panggilan mereka.

Hanbin menggeram kesal dan langsung pergi ke markas snipers dragon sedangkan di markas snipers dragon Zhang Hao menangis di pelukan jisung setelah ia mengakhiri panggilan dengan Hanbin. Jisung yang tidak mengerti hanya membalas pelukan Zhang Hao dan memilih membawa Zhang Hao kembali ke dalam.

Semua orang menatap heran jisung yang menggendong Zhang Hao, kenapa jisung menjadi pengasuh pihak bawah snipers dragon hari ini tadi Sunoo kini Zhang Hao, apakah setelah ini akan ada yang selanjutnya itulah yang di pikirkan anggota snipers dragon. Jeongwoo yang melihat hal itu langsung memeluk Jaehyuk begitu juga dengan Mark yang memeluk erat Niki. Haruto yang juga akan memeluk Junkyu lebih dulu di peluk junkyu karena merasa akan ada yang terjadi jadi Junkyu sedikit waspada.

Jisung menghela napas dan meletakkan Zhang Hao di sofa dengan Zhang Hao yang tidak mau melepaskannya jadilah Zhang Hao duduk di atas pangkuan jisung.





















Thanks you guys, see you next chapter.

can I see the worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang