menghilang²⁰

50 2 0
                                    







Riki terus mencek ponselnya menunggu kabar dari seseorang yang mengatakan bahwa ia akan kembali namun sudah hampir 2 minggu penuh orang itu tidak ada lagi kabar apapun. Riki takut jika orang itu dalam masalah dan tidak mampu menyelesaikannya.

Mashiho yang lagi-lagi melihat Riki tidak tenang menghela napas "ada apa ki" Tanya mashiho. Riki menatap mashiho dan menggeleng meninggal mashiho yang menggendong so-yi. Untuk asahi masih sama menunggu sang kekasih di taman tempat mereka berpisah.

Tidak ada yang bisa di lakukan snipers dan wolf karena asahi menolak untuk di bantu dan di hibur, asahi hanya butuh jisung dan hanya jisung yang bisa membuat asahi kembali seperti dulu.

"Haru, apakah haechan, jaemin dan jihoon boleh kemari, mereka ingin berkunjung sekalian bertemu so-yi" Ujar junkyu karena kebetulan mereka berada di ruang kerja haruto. Haruto menghentikan aktivitas nya dan menatap junkyu, haruto menggeser laptopnya dan menarik junkyu agar bisa duduk di atas meja kerjanya. Junkyu menurut dan duduk di atas meja, haruto menarik tangan junkyu dan menggenggamnya menatap junkyu dalam namun tidak bisa di lihat junkyu betapa besarnya cinta haruto untuknya.

"Apakah kedatangan mereka semata untuk berkunjung atau ada hal lain sayang" Bukan haruto berprasangka buruk dengan teman junkyu tapi salah satu dari mereka adalah bawahan lawan haruto jadi mau tidak mau haruto harus bertindak tegas jika itu akan membahayakan pasangannya.

Junkyu tersenyum dan menggeleng "mereka memang hanya akan berkunjung, untuk yang lain kyu tidak tahu dan kyu akan membereskannya jika memang mereka ada hal lain yang mengancam keselamatan kita" Haruto tersenyum merasa senang dengan pikiran terbuka yang dimiliki junkyu, haruto sebenarnya sedikit takut jika junkyu marah akan dirinya yang mempertanyakan kesetiaan pertemanan mereka.

"Haru jika ada masalah bagi dengan kyu jangan simpan sendiri, kyu tahu haru tahu sesuatu tentang mereka jadi kasih tahu kyu ya" Nah kan haruto itu sangat yakin dengan junkyu yang selalu peka akan lingkungan sekitarnya bahkan di saat ia buta kepekaan nya semakin besar dan tajam.

Haruto menghela napas "salah satu teman kamu adalah bawahan musuh ku dan yang satunya lagi bawahan ayah mu, aku tidak ingin berprasangka tapi jika benar maka keberadaan kamu sudah di ketahui ayah kamu, cepat atau lambat kamu akan di temukan dan di paksa pulang" Junkyu cukup terkejut karena teman lamanya adalah orang yang bersangkutan dengan musuh haruto dan ayahnya, jika yang di katakan haruto benar maka dalam waktu dekat ayahnya akan kemari.

"Jika benar maka kyu ingin bertemu mereka di markas yang lain, intinya mereka tidak boleh mengetahui markas utama kyu nggak mau" Haruto mengangguk menarik Junkyu agar duduk di pangkuannya dan memeluk erat tubuh junkyu.




Dari luar hutan markas terlihat sebuah motor sport masuk ke kawasan markas snipers dan itu membuat para penjaga markas mulai bersiap siaga bukan hanya mereka tapi semua orang anggota snipers langsung bersiap. Sesampai di perbatasan motor itu berhenti dengan sang pemilik motor membuka helmnya dan memasukkan kartu akses. Pintu keamanan terbuka memperlihatkan jisung yang masuk dengan motor sport yang di kendarainya.

Jake yang kebetulan berada di ruang pengawas langsung menghubungi haruto dan yang lain bahwa yang datang bukan lah musuh melainkan orang yang menghilang 2 minggu yang lalu, semuanya keluar kecuali asahi dan zhang hao yang masih di taman belakang markas.

Jisung tersenyum melihat riki yang pertama kali menyambutnya dan di susul yang lain namun dahi jisung mengernyit ketika tidak mendapati sang kekasih di sana. Mashiho mendekati jisung menjewer telinga jisung sembari menariknya masuk ke markas. Semuanya hanya diam karena mashiho adalah orang yang ikut sakit ketika asahi sedih kemarin.

"Yak, mashiho apa yang kau lakukan" Teriak jisung tidak suka dan melepaskan jeweran mashiho dari telinganya.

"Kemana saja kau ha, lihat asahi seperti orang gila kau tau" Marah mashiho menunjuk asahi yang masih setia duduk di kursi taman belakang, jisung menghela napas dan menatap mashiho dan beralih menatap asahi.

"Bukan urusan mu" Jisung pergi meninggalkan mashiho yang siap marah lagi jika tidak di hentikan oleh yoshi.

"Sudahlah, kita tidak bisa terlalu ikut campur sayang" Mashiho menatap tajam yoshi namun hanya sebentar karena setelahnya mashiho mengangguk, meski tidak setuju dengan apa yang di katakan yoshi tapi mashiho tau batasannya sebagai teman asahi.

Mereka semua mengangguk membenarkan apa yang di katakan yoshi, Zhang hao turun bersama so-yi di gendongan nya karena tadi mashiho menitipkan anaknya kepada Zhang hao yang memang tidak turun menyambut jisung. Zhang hao mendekati mashiho dan memberikan baby so-yi kepada mashiho.

"Dia dari tadi menangis karena kau tak kunjung kembali" Mashiho mengangguk karena memang so-yi tidak suka jika dengan orang lain kecuali dengan haruto, Suno dan junkyu untuk yoshi hanya sesekali jika mashiho tidak ada.

"Hmm, Terima kasih" Zhang hao mengangguk dan duduk di sebelah hanbin. Mereka semua menunggu jisung dan asahi yang sedang berbicara atau lebih tepatnya asahi yang belum percaya bahwa jisung berdiri didepannya sekarang.

Jisung menghapus air mata Asahi yang masih mengalir membasahi pipi milik Asahi, lihatlah Asahi sangat kacau, mata sembab merah, lingkar hitam dan wajah yang pucat. Jisung mengutuk kebodohannya meninggalkan Asahi tanpa penjelasan. Jisung menarik Asahi ke dalam pelukannya membiarkan Asahi menangis di dalam dekapan nya karena mau bagaimana pun Asahi akan menjadi tanggung jawab jisung jadi jisung harus selalu ada untuk Asahi baik sekarang maupun nanti di saat keluarganya mengusik mereka nantinya.

Meski jisung sudah membuat keputusan di keluarga besarnya itu tidak menutup kemungkinan mereka tidak akan mencampuri hubungan jisung dan Asahi kedepannya karena mereka hanya ingin jisung menikah dari kalangan atas bukan seperti Asahi yang tidak ada asal usul.

"Sttt sayang aku kembali hmm, jangan menangis jika kau masih menangis maka aku akan kembali pergi hmm" Asahi menggeleng memeluk erat tubuh jisung, jisung tersenyum dan mengecup kepala Asahi lembut. 2 minggu tanpa Asahi membuat jisung sangat merindukan kekasihnya ini. Meski pendiam tapi Asahi memiliki sifat manja dan pecicilan dan itu hanya terjadi jika ia bersama jisung. Sehebat itu jisung bisa membuat sifat manja Asahi keluar.

"Kita akan selalu bersama tidak akan ada lagi yang bisa memisahkan kita hmm, besok kita akan menikah dengan atau tidaknya restu dari keluarga ku hmm, aku akan memilih kamu" Tegas jisung yang di balas anggukan oleh Asahi karena Asahi ingin egois untuk kali ini saja karena tanpa jisung Asahi tidak bisa hidup dan kemarin adalah contohnya hidup Asahi tanpa jisung. Jisung mengusak rambut Asahi dan melonggarkan pelukan mereka menghapus air mata sang kekasih dan membawa Asahi masuk ke dalam setelah Asahi tenang dan kembali tersenyum manis kepada jisung ingat hanya jisung bukan yang lain.




Thanks you guys, see you next chapter

can I see the worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang