Chapter 2

820 71 0
                                    

Alana terbangun dari tidurnya. Nafasnya terengah-engah. Dia mimpi orang itu lagi.

Alana tersenyum kecut.

Dia pergi ke dapur. Meminum segelas air sembari mengecek handphonenya. Ternyata sudah pukul 5 pagi.

"Haruskah aku jogging?"

○○○

Tentu saja suasana pagi itu sepi. Alana tau karena di sini rata-rata aktivitas baru dimulai jam 7 pagi.

Setelah selesai mengelilingi beberapa blok, Alana pergi ke 7eleven yang berada tak jauh dari rumahnya.

"Selamat datang" Sapa pegawai 7eleven

Alana tersenyum.

Setelah mengambil sebotol air dia pergi untuk membayar. Namun di depan kasir ada dua orang laki-laku yg terlihat kebingungan.

"Hyung aku kira kau membawa uang cash!" Bisik salah satunya

"Aku juga kira kau membawa handphone! Kan biasanya kau tidak bisa lepas dari handphone mu" Balas laki-laki satunya

"Hhh bagaimana ini bayar nya"

Alana tersenyum. Kesempatan bagus untuk menambah teman!  Dia lalu maju ke kasir setelah mendengar semuanya.

"Tambahkan ini saya yang bayar" Kata Alana menaruh botol minuman di meja kasir.

Dua laki-laki itu menoleh terkejut.

"Eh tidak usah" Sahut salah satunya.

Alana memicingkan matanya, berusaha melihat sosok di balik topi dan masker. Tampak familiar tapi nihil. Sulit mengenali seseorang dibalik masker.

"It's okay, I got this"

"Kamsahamnida" Ujar Pegawai 7eleven

Alana mengangguk, mengambil kartunya dan melenggang ke luar.

"Hyung dia seperti tetangga kita" Bisik Seungkwan,

"Kau tau dari mana ?" Tanya Joshua

"Kemarin ketika aku mengambil barang bersama Seungcheol dia menyapa kami. Aku melihat sekilas mukanya."

"I see, dia sepertinya foreigner Seungkwan ah "

"Foreigner ?"

"Iya kartunya Amex, American Express. Jarang sekali aku mendapati kartu itu di Korea" Jelas Joshua

Sungkwan mangut-mangut mendengar penjelasan Joshua.

"Haruskah kita menyapa nya dengan benar hyung? Kita juga belum berterima kasih dan aku jadi merasa bersalah sudah menggosipkan dia sebagai simpanan pejabat kemarin" Ujarnya

Joshua memutar bola matanya, hafal dengan spekulasi liar adiknya itu.

"Boleh, tapi... bagaimana kalau dia mengenali kita ?" Tanya Joshua Khawatir

"Kita gambling hyung, tapi aku yakin dia tadi melihat wajahmu sekilas dan tidak ada reaksi yang aneh"

"Karena aku memakai masker dan topi"

"Berarti dia bukan fans, atau jika dia mengenali kita ya sudah hyung cepat atau lambat keberadaan dorm baru kita juga akan tercium media" Ujar Seungkwan sambil membuka pintu minimarket.

Joshua mengikuti langkah adiknya.

"Dia di sana hyung, sana sapa dengan bahasa Inggris! Supaya dia nyaman" Tunjuk Seungkwan pada Alana yang duduk di salah satu kursi depan minimarket.

Setelah menimang nimang sejenak, Joshua sepakat menghampiri Alana.

"Hey thank you so much. How can we repay this?" Sapa Joshua friendly

Alana menaikkan alisnya, tertarik. Tidak menyangka akan bertemu seseorang dengan aksen American yang kental.

"All is good, we buy the same things" Tunjuk Alana pada botol minumannya.

Joshua tersenyum

"Can we sit ?"

"Feel free" Sahut Alana.

Joshua dan Seungkwan duduk di kursi depan Alana.

"Um.. Kau bisa bahasa korea kan ?" Tanya Seungkwan canggung.

"Bisa" Ujar Alana singkat sambil mengeluarkan kotak bekalnya.

Berbeda dengan tanggapannya yang terkesan dingin hatinya excited ingin berbagi, siapa tau dia bisa punya teman baru!

"Ini kalo mau" Ujar Alana lalu mengunyah sepotong apel dari kotak bekalnya

Seungkwan dan Joshua saling berpandangan.

Seakan sepakat atas sesuatu mereka kompak membuka maskernya.

"Aku Joshua dan ini Seungkwan, kami tinggal di Blok DM no 45. Senang berkenalan denganmu."

To be continued

Jangan lupa tap 🫶 dan comment yaa, terimakasih! 🥰🦋

Hi Neighbor! [SEVENTEEN FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang