Chapter 5

754 63 0
                                    

"Ting Nong"

Intercom di ruangan tamu Alana berbunyi.

Alana memencet tombol nya dan wajah Lee Ajhussi terpampang.

"Agassi ada tetangga sebelah yang ingin mengantarkan bingkisan. Saya suruh masuk atau saya terima di depan saja ?"

Jantung Alana berdebar kencang.

Seventeen!

"Berapa orang pak ?"

"Dua"

"Suruh masuk saja"

"Baiklah saya arahkan mereka ke pintu depan"

Layar intercom kembali menggelap.

Alana dengan cepat berlari ke kamarnya.

Mengoles sedikit pelembab bibir dan merapikan rambutnya. Bersiap senatural mungkin tapi tidak lecek di depan seventeen.

Sedangkan di luar Dokyeom dan Dino sedang menyusuri taman milik Alana

"Tamannya bagus ya"

"Oh, tapi aku kesal padamu hyung karena kau bilang dia anak pejabat yg disembunyikan, kan jadi kita yang disuruh kesini sebagai permintaan maaf"

"Yak, kau duluan yang bilang dia kurang waras!" Bisik Dokyeom tidak terima

Dino memutar bola matanya malas.

"Lagi pula kita ke sini untuk mengakrabkan diri, siapa tau dia orangnya seru. Vernon saja bersemangat sekali ketika menceritakan dia" Kata Dokyeom lagi

"Tapi Seungkwan seperti benci sekali pada dia hyung"

"Iya sih tapi Dino mari kita bangun sudut pandang kita sendiri. Jangan terpengaruh orang lain"

"Ne, tapi.. aman kan hyung ? Dia bukan dispatch atau sejenisnya kan"

"Hhh mana mungkin dispatch seniat itu menyewa rumah di UN village hanya untuk mengawasi kita. Kita tidak sepenting itu. Permisi" Dokyeom mengetuk pintu pelan

"Iya juga sih, eh ada suara orang membuka pintu"

Alana membuka pintu.

"Annyeonghaseo, saya Dokyeom dan ini Dino kami ingin mengantarkan buah tangan hehe" Dokyeom menyapa Alana Canggung sambil menyodorkan bungkusan ala korea yang diberi pita cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Annyeonghaseo, saya Dokyeom dan ini Dino kami ingin mengantarkan buah tangan hehe" Dokyeom menyapa Alana Canggung sambil menyodorkan bungkusan ala korea yang diberi pita cantik.

Alamat tersenyum meski sedikit kaget karena yang datang member yg berbeda. Dia kira Member seventeen yang sudah ditemuinya kemarin.

"Annyeonghaseo, saya Alana. Mari masuk"

"Eh tidak usah, kami hanya ingin mengantarkan ini saja" Sahut Dino

"Hey tidak apa-apa, ayo masuk saya baru saja membuat kue"

Dino dan Dokyeom bertukar pandangan.

"Baiklah sebentar saja" Kata Dokyeom

Dino memandang Dokyeom tidak setuju, tapi tetap mengikuti langkah hyung nya itu.

Alana tersenyum.

Lalu mengajak mereka duduk di ruang tamu.

"Wah kau pintar sekali mendekor rumah" Puji Dino takjub dengan furniture dan hiasan rumah Alana.

"Hehe terima kasih, tapi rumah ini lebih kecil daripada punya kalian. Maka dari itu saya ingin memanfaatkan space nya sebaik mungkin.

"Sebentar ya saya ambil kue nya dulu" Alana pergi ke dapur.

"Seleranya classic sekali ya Dino, rumahnya terkesan hangat dan homey"

Dino menyeder di sofa milik Alana.

"Betul hyung, aku jadi merasa nyaman di sini. Suasana nya tenang tidak seperti di rumah sebelah berisik" Jawabnya

"Kan kau yang paling berisik"

"Kau sih hyung"

Alana datang dan meletakkan kuenya

"Waaah cantiknya" Puji Dokyeom pada kue yang dibawa Alana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waaah cantiknya" Puji Dokyeom pada kue yang dibawa Alana.

Alana tersenyum sambil memotong nya menjadi beberapa bagian dan memberikannya pada tamunya.

"Ini bunganya bisa dimakan ?" Tanya Dino

"Bisa, itu edible flower saya tanam sendiri di samping"

Dino memakan kuenya sesuap.

"Enak sekali Alana" Puji Dino

"Benar astaga, seperti dari toko kue terkenal" Kata Dokyeom

Alana tersenyum senang, dia merasa berhasil karena ada seorang yg bisa menikmati makanannya selain lee ajhussi dan bibi yang bersih-bersih rumah.

"Terima kasih, kalian bisa makan beberapa pun yang kalian mau" Ujar Alana sambil memotong kuenya lagi dan mengambil untuk dirinya sendiri.

"Wah aku tambah ya " Ijin Dino sambil meletakkan potongan kue di piringnya.

Alana mengangguk.

"Jadi kau tinggal sendiri ?" Tanya Dokyeom

"Betul, kerasa sepi sekali ya rumahnya. Mau menonton tv ? Supaya tidak terlalu sepi"

"Tidak, begini saja sudah nyaman. Rumah mu enak sekali. Tenang tidak seperti rumah kami yang berisik" Cibir Dino

Alana tertawa.

"Tentu saja berisik ada 13 orang yang tinggal di sana"

"Tapi yang paling berisik sih Dino" Kilah Dokyeom

"Enak saja, kau yang paling berisik. Bernyanyi tidak tau tempat"

Dokyeom tersenyum manis pada Dino.

"Chugule?"

Alana tertawa lagi.

"Seventeen memang membernya seru sekali ya" Puji Alana

Dino batuk-batuk, tersedak karena ikut tertawa dengan respon dokyeom.

"Makanya jangan mengejek yang lebih tua"

"Sebentar ya aku buatkan minum"

"Aku bantu ya ?" Tawar Dokyeom

To be continued

Jangan lupa like dan comment 🫶🥰✨️🦋

P.s video di atas adalah ilustrasi rumah Alana, dengan cr tertera🙏

Hi Neighbor! [SEVENTEEN FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang