Alisa Terusir

32.8K 2.4K 113
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HolllaaaaaaaaaaBalik lagi sama Rania dan Saka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Holllaaaaaaaaaa
Balik lagi sama Rania dan Saka.
Ayo acungkan jari kalian siapa yang kesel sama Alisa

Saka benar-benar luar biasa, dia melukai dua wanita dalam waktu semalam. Tidak hanya Rania yang meneriakinya namun juga Alisa yang berteriak keras memakinya dengan ribuan kata makian yang bahkan lebih banyak dari apa yang pernah Alisa katakan seumur hidupnya.

Tapi bagaimana lagi, perasaan itu tanpa Saka sadari telah berubah. Romantisme antara pria dan wanita yang dulu pernah Saka rasakan berganti dengan rasa peduli karena perasaan bersalah. Terdengar berengsek memang, tapi itulah kenyataannya.

"Jangan bilang kalau diam-diam kamu sudah jatuh cinta kepada istrimu, Ka. Astaga, demi Tuhan, lelucon macam apa ini? Selama ini kamu nyaris tidak memedulikannya, kamu selalu menjadikanku prioritasmu lebih dari pada dirinya, lantas bagaimana bisa kamu jatuh cinta, Ka!" Dengan ganas Alisa mengguncang tubuh Saka, seolah dia ingin menyadarkan Saka atas pemikirannya yang tersesat. "Kenal kamu berubah peduli dengannya, permainan macam apa yang kamu mainkan ini! Kamu mencintaiku, itu sebabnya kamu selalu peduli denganku. Lihat dan pikirkan baik-baik, Juni sudah pergi, dia ngasih kesempatan kita buat bisa sama-sama lagi, kenapa kamu justru kayak gini! Berhentilah merasa bersalah kepadanya, kita berdua berhak berbahagia?"

Seharusnya semua ucapan Alisa menyadarkan Saka namun nyatanya Saka tidak bereaksi apapun, perasaan pedulinya bukan lagi karena cinta, namun hanya sebatas rasa bersalah atas kesalahan yang pernah dia perbuat, lucu sekali rasanya bagi Saka saat dia menyadari betapa besar perubahan yang tidak dia sadari selama ini.
Nyatanya setidakpedulinya Saka atas pernikahannya, perpisahan adalah hal yang tidak Saka inginkan. Bukan karena Saka takut dengan reaksi oranhtuanya, namun rasa bersalah atas luka yang dia tancapkan ke hati Rania seperti sebuah tombak yang menghujamnya.

Selama ini Saka dan Rania selalu bertengkar, mereka beradu mulut tidak ada hentinya. Keluhan demi keluhan dari Rania selalu diabaikan Saka namun pada akhirnya saat mereka berangkat untuk tidur, tetap saja Saka memeluknya. Satu kebiasaan yang bahkan tidak pernah istrinya tahu. Memang tidak pernah terhidang makanan lezat di meja makan, Rania bukan tipe wanita yang suka memasak seperti Alisa namun segala keperluan Saka mulai dari seragamnya sudah disiapkan oleh Rania sebelum wanita tertidur lengkap dengan rumah yang sudah rapi. Dan kini, mendadak Saka menyadari betapa hangatnya rumah dinasnya yang dingin dengan celotehan Rania tentang kesehariannya.

Rania adalah matahari yang hangat sebelum sikap brengseknya membunuhnya secara perlahan hingga kini tidak tersisa sama sekali.  Dan perlu waktu selama tiga tahun penuh untuk Saka melihatnya, perlu tiga tahun untuk Saka menyadari betapa tidak adilnya dia kepada wanita yang dia ambil dari keluarganya sebagai istri. Benar Saka menikah tidak diawali cinta, dia terlalu fokus dengan rasa bersalahnya hingga lupa jika ada seorang yang selalu menunggu hatinya untuk terbuka.

Sekarang hati itu sudah patah, hati itu tidak bisa bertahan lebih lama. Badai kesalahan tersebut menggulung Saka dengan sangat hebat, penyesalannya berkobar begitu besar hingga Saka tidak bergerak sama sekali saat Alisa mengamuknya dengan pukulan dan makian.

"Sebenarnya apa yang terjadi, Letnan Saka!"

Suara Danyon Wahyudi, yang datang bersama dengan Kapten  Yosef dan istri mereka sama sekali tidak menghentikan tangis Alisa, batalyon menerima tamu untuk prajurit, tapi apa yang dilakukan Alisa sudah sangat mengganggu, pertengkaran yang berlebihan saja sudah mendapat teguran apalagi skandal cinta segitiga hingga membuat istri minggat, tentu saja Saka dalam masalah.

Rossa yang geram dengan tangisan dan teriakan histeris Alisa seketika menyerahkan Thalia kepada suaminya, dan dengan kekesalan yang luar biasa Rossa menarik Alisa untuk bangkit.

"Berhentilah membuat keributan di rumah orang, Nona! Bagaimana bisa kamu mengemis cinta dari pria yang sudah beristri! Kamu ini waras atau tidak?!"

Jika saja tidak ada Danyon dan para tetua lainnya disini, sudah pasti Rossa akan menjambak Alisa dengan senang hati.

"Saya dan Saka saling mencintai! Kenapa semua orang memperlakukan saya dengan cara yang tidak adil seperti ini? Bukan salah saya jika Juni pergi!"

Wahyudi menggosok kepalanya pelan, mengurus banyak prajurit bukan hal yang mudah terutama jika masalah pribadi mereka mengancam mencoreng nama kesatuan, terlebih jika masalah itu menyangkut skandal percintaan, percayalah, komandan tertinggi yang akan pertama disalahkan. Selama ini Wahyudi melihat rumah tangga Saka dan istrinya baik-baik saja, mereka pasangan mesra yang normal meski belum dikaruniai anak walau sudah tiga tahun menikah. Selama tiga tahun menjadi istri Saka, Rania tetap bekerja, meski demikian dari yang Wahyudi tahu dari istrinya, Rania tetap rajin melakukan giatnya, aktif dalam kegiatan Persit dan sosial, benar-benar tipe perempuan yang tidak neko-neko, tapi sekarang, malam hari ini sebuah ledakan hebat terjadi hingga menggemparkan seluruh Batalyon karena pertengkaran mereka. Jika sudah seperti ini bagaimana Danyon tidak turun tangan meskipun Wahyudi sangat tidak menyukai hal romantis mengerikan macam ini.

Kisah cinta segitiga yang sangat memuakkan.

"Saya tidak peduli kalian berdua saling mencintai atau tidak, tapi kehadiran Anda sudah membuat keresahan di lingkungan saya. Jadi selama saya masih meminta dengan baik, silahkan Anda pergi. Siapapun kalian yang ada diluar, bawa dia pergi dari hadapan saya." Mungkin terkesan kejam dengan apa yang dilakukan oleh Danyon Wahyudi  tapi semuanya setuju dengan ketegasan yang dilakukan oleh Danyon Wahyudi, mereka benar-benar terganggu dengan masalah rumah tangga Saka yang tidak terkendali.

Sudah bisa ditebak teriakan dan pekikan tidak terima terdengar dari Alisa namun salah satu Tamtama membawa Alisa pergi tidak peduli jika Alisa memberontak, bisa dipastikan jika setelah ini Alisa akan di blacklist dalam kunjungan. Setelah Alisa pergi suasana menjadi sunyi yang ada hanya celotehan Thalia dalam gendongan Papanya sementara Saka masih terpekur di tempat dalam posisi siap untuk menerima teguran.

"Selama ini kamu salah satu orang yang saya jadikan contoh, Saka Aryaatmaja. Kamu membuktikan kamu mampu berdiri diatas kemampuan sendiri bukan hanya mendompleng dari nama besar orangtuamu, tapi lihatlah, kamu justru terjebak dalam masalah yang sangat memalukan."

"Siap salah, Komandan! Saya siap mendapatkan teguran dan hukuman."

"Sudah sepantasnya, membuat keributan, terancam skandal......" Wahyudi mendengkus keras, dengan frustrasi beliau melihat ke sekeliling rumah Saka yang kini berantakan dan tatapan Wahyudi bertemu ke arah kepalan tangan Saka yang menyelipkan cincin berlian kecil diantara kepalan jarinya. "Apa istrimu meminta berpisah?"

Rahang Saka mengeras, terganggu dengan pertanyaan tersebut, tampak jika Saka lebih suka jika tidak harus menjawabnya namun pada akhirnya Saka mengangguk. "Istri saya meminta berpisah, Komandan."

Wahyudi meringis, Juni Saka Aryaatmaja sosok yang pendiam jika sudah sampai minggat dan meminta berpisah, sudah pasti pria yang ada di hadapannya melakukan kesalahan yang tidak tertahankan.

"Dan kamu mengiyakannya? Agar kamu bisa bersama dengan perawat Alisa? Jika istrimu yang pendiam itu sampai meminta pisah, tidak perlu diragukan kalau kamu yang keterlaluan."

Bersemi Di Ujung PerpisahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang