Permintaan Maaf

31.7K 1.9K 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HolllaaaaaaaRania update lagi, Happy reading semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Holllaaaaaaa
Rania update lagi, Happy reading semuanya

Rasa jengkel dan marah bergemuruh di dalam dadaku, rasanya menyebalkan sekali hanya karena perkara panggilan yang kekeuh digunakan oleh Sertu Fabian.

Nyonya Aryaatmaja, Ibu Arya, Juni Saka Aryaatmaja, dulu setiap kali melihat nametag yang ada di seragam Persitku bertuliskan nama Saka, aku selalu tersenyum bahagia, cinta itu memang belum ada di dirinya di awal pernikahan tapi aku dengan naifnya meyakini jika rasa sayang dan peduli yang Saka miliki akan berubah menjadi cinta seiring dengan berjalannya waktu. Setiap waktunya aku berusaha membesarkan hatiku jika satu waktu nanti sikap peduli dan romantis yang dilakukan Saka kepadaku bukan hanya sekedar sandiwara di hadapan keluarga kami, tapi karena dia benar-benar mencintaiku. Sayangnya seperti yang kalian tahu, harapku terlalu besar, naifku menenggelamkan diriku sendiri.

Sekarang, jangankan menyandang nama Saka Aryaatmaja di belakang namaku, melihatnya saja aku sudah sebal, mendapati dirinya di depan wajahku yang tanpa tahu malu menyebut dirinya sebagai suamiku membuatku jengah. Jika saja perubahan sikap Saka ini terjadi sebelum aku merasa lelah mungkin aku akan menjadi wanita yang paling berbahagia karena cinta sepihak ku pada akhirnya bersambut, sayangnya semuanya sudah terlambat, aku lelah mencintai sendirian hingga nyaris mati. Semuanya sudah terlanjur hancur, dan aku enggan memperbaikinya lagi.

Bahkan untuk sekedar memberikan kata maaf pun terasa berat. Rasanya terlalu banyak hal mengecewakan hingga kata maaf saja tidak cukup untuk menunjukkan penyesalannya.

Beralih dari tenda perhubungan aku menuju dapur darurat, disini tidak ada jobdesk khusus untukku mengingat keahlian yang aku miliki adalah di bidang ekonomi, aku membantu Ayudia, tapi aku juga membantu yang lain, contohnya membantu di dapur ini. Meskipun aku tidak suka memasak, tapi soal potong memotong atau mengupas bahan masakan aku bisa diandalkan. Dapur umum yang di didirikan Yayasan Gema Bahagia ini memasak dalam jumlah besar nyaris sepanjang hari, senyum para volunteer lainnya mengembang saat aku bergabung dengan Mama-Mama penduduk lokal.

Jika biasanya di kota tidak kenal maka tidak menyapa, Mace disini langsung berbicara akrab denganku seolah beliau-beliau tengah lama mengenalku. Aku sama sekali tidak menyangka jika menjadi volunteer membuatku mendapatkan banyak pengalaman yang menyembuhkan hatiku yang merana. Ditanah yang sedang dilanda bencana ini, yang jauh dari pusat Ibukota dengan keterbatasan sumber daya, aku banyak-banyak bersyukur. Sebelumnya aku merasa jika hidupku begitu menyedihkan hingga aku lupa jika setiap manusia memiliki ujiannya tersendiri.

Bersemi Di Ujung PerpisahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang