azkiya raquela, seorang anak satu-satunya di kelurga kaya yang memiliki banyak perusahaan namun hidupnya tidak sama dengan kebanyakan anak tunggal lainnya yang bahagia bersama kedua orang tua nya. Dia selalu ditinggalkan sejak kecil oleh kedua orang...
"cih.... Najis, munafik dasar ular berkepala dua, didepan aja baik dibelakangnya mah ngejelek jelekin" ujar kiya setelah melihat hilda pergi dengan fanny dan crystal yang mengipasi hilda seperti layaknya ratu, menggebrak meja kantin membuat ketiga temannya yang sedang enak enak makan jadi tersedak gara gara kiya.
"heehh.... Nyet bisa ga sih lo ga bikin kita kaget pake acara ngebrak ngebrak meja segala lagi, gue siram juga lo pake kuah bakso" ucap aurel menggebu gebu menempeleng kepala kiya cukup keras karena gara gara kiya dia jadi tersedak bakso yang belum sempat dia kunyah didalam mulutnya.
"iya, lagian lo ngomong apaan sih ular berkepala dua, ular berkepala dua, mana ada di sini yang kaya begituan kita semua ini para bidadari cantik yang berhati murni semurni kain kafan, bener ga gaes.... " ucap bunga dramatis.
"ga kain kafan juga kali ege... " kini bunga yang mendapakan tempelengan nikmat dari aurel "sakit anjing..." ucap bunga mengelus elus kepalanya.
"bakal gue bongkar kebusukan kalian, liat aja nanti" ucap kiya tersenyum penuh arti tapi bagi mereka bertiga itu senyuman yang sangat mengerikan.
"woy... Kebusukan siapa yang bakal lo bongkar anjir seru nih ikutan dong" tanya bunga penasaran.
"liat aja besok, bakalan ada pertunjukan besar di sini" ucapnya hingga tanpa sadar bel masuk berbunyi nuru buru mereka ke dalam kelas, jika bukan karena ujian mungkin kiya masih santai di kantin menikmati makanannya yang belum habis.
*****
Bel pulang sedah berbunyi sejak 10 menit lalu tapi kiya masih di kelas dengan temannya untuk membersihkan kelas karena kewajibannya piket "ki si varo nyariin tuh di depan" ucap nana menongol didepan pintu "gue pergi duluan ya" lanjutnya pergi meninggalkan kiya dan varo di depan kelas mereka bedua menganguk membalas ucapan nana yang sudah pergi pulang.
"ada apa?" tanya kiya pada intinya "pulang bareng gue ya, ada yang mau gue ceritain ke lo" ujar varo mengajak kiya hendak menarik tangan kiya namun dengan cepat dihentikan oleh kiya "lo bisa cerita di sini" ucap kiya tidak mau ikut besama varo.
"eehhh... Ki lo belum pulang" merangkul leher kiya "ini mau pulang" ucap kiya melepaskan rangkulan aurel dari lehernya "yaudah sekalian jalan bareng aja sampe luar, oh iya kita duluan ya var" menggandeng tangan kiya pergi melewati varo yang hanya diam saja sambil mengepalkan tangannya, tapi untung saja ada aurel jadi kiya bisa cepat pergi meninggalkan varo sebelum alaska melihatnya lagi.
"gue duluan ya" ujar aurel meninggalkan alaska dan kiya di parkiran "kemana aja kok lama" tanya alaska "tadi piket dulu terus ketemu aurel yaudah jalan bareng" jelas kiya sambil memakai helmnya "ga ketemu sama yang lain?" tanya alaska sekali lagi karena dia sempat melihat kiya mengobrol dengan varo dan nana ketika dia menuju parkiran setelah dari kantin.
"se-sebenernya tadi varo ke kelas buat ngajak pulang bareng soalnya mau ngomongin sesuatu" ucap kiya takut alaska marah "terus..." alaska memang suka mengintogasi orang atau gimana sih tambah kesini tambah ngeselin.
"ya engga terus, terus, udah ah jadi pulang ga sih kalo ga gue pake ojol aja" kesal kiya hendak turun dari motor namun ditahan alaska dan langsung menjalankan motornya keluar gerbang sekolah, pusing sekali terlalu banyak hal yang ditanyakan.
"ngapain berhenti di minimarket?" tanya kiya setelah alaska menghentikan motornya didepan minimarket "turun... " titah alaska menyuruh kiya turun terlebih dahulu "ngapain sih ah... Ribet banget lo" turun dari motor alaska membuka jaketnya dan menalikannya legan jaketnya di pinggang kiya "apaan sih, buat apaan coba diginiin" kesal kiya padahal tinggal masuk ke dalam minimarket apa susahnya sih ngeselin lama lama nih orang satu.
"diem, rok lo tembus mau di ketawain orang orang pas masuk ke dalam" bisik alaska membuat kiya malu?, tentu saja malu bisa bisanya tamu bulanannya ini datang di waktu yang tidak tepat "mau beli apa emang?" tanya kiya setelah mengambil keranjang dan berkeliling "beli yang lo butuhin, cepet udah ini kita pulang" ternyata alaska ke minimarket karena ingin membelikannya pembalut, malu sekali kiya hari ini dibuat alaska.
Kini mereka sedang berada di kasir untuk membayar belanjaan mereka "apa ada tambahan lagi mas" tanya mbak kasir tersebut dengan genit membuat kiya menatapnya tajam alaska yang menyadari tatapan kiya pun tersenyum penuh arti "ga ada mbak itu aja" ucap alaska sopan kiya yang melihatnya mencibir pelan tapi masih terdengar oleh alaska.
"masnya udah ganteng, baik lagi boleh minta nomer wa nya?, oh iya kenalin saya zia" mengulurkan tangannya kearah alaska dan langsung di serobot oleh kiya "gue azkiya istrinya dia, oh iya dia ga punya nomer wa punyanya nomer rekening mau?" tanya kiya sembari meremas tangan zia kuat membuat zia mengaduh kesakitan sampai mengeluarkan bunyi tulang patah sementara alaska dia hanya tersenyum sinis melihat adegan kiya dan dan zia tanpa ingin melerai keduanya.
"gue ingetin sekali lagi dia suami gue" menekan kata kata terakhirnya dan menghempaskan tangan zia dari tangannya "ayo pergi" ucap kiya menggandeng tangan alaska posesive.
"dasar perempuan gila" ucap zia yang masih bisa di dengar oleh kiya dan alaska "dari pada lo jalang sinting, bisanya cuma godain suami orang idih... Najis kasian banget yang bakal jadi suami lo dapet cewek modelan kaya lo" skakmat zia dibuat mati kutu oleh kiya, itu akibatnya kalau berani berurusan dengan queen azkiya.
"lo udah jatuh cinta sama gue?" tanya alaska dalam perjalanan pulang "maksud lo?" tanya kiya balik pasalnya dia tidak mengerti dengan arah pembicaraan alaska "maksud gue itu lo kan tad--" ucapannya terpotong ketika kiya menepuk nepuk pundaknya cukup kencang.
"ala,ala berhenti dulu berhenti" teriak kiya dan langsung dituruti oleh alaska "apa?" tanya alaska bingung "itu ada yang tawuran deh kayanya ikutan yu, seru juga gue lagi kesel pengen nonjokin orang" dengan semangat 45 kiya hendak turun dari atas motor tapi dengan cepat alaska menjalankan motor nya kembali dengan kecepatan tinggi membuat kiya memekik kesenangan (emang agak laen manusia satu ini).
"gapapa ga tonjok tonjokan, kebut kebutan pun jadi kencengin lagi ala kecepatannya" teriak kiya senang malah minta tambah kecepatan, jika kebanyakan perempuan kalau diajak kebut kebutan pada ketakutan beda dengan kiya dia malah ketawa dan merentangkan tangannya sebelah dan satunya lagi memegang alaska agar tidak jatuh berteriak seperti orang gila sampai banyak pasang mata yang melihatnya namun hanya sesaat karena alaska membawa motornya dengan sangat cepat, tanpa sadar terukir senyum indah dibalik helm full ficenya hanya karena mendengar kiya tertawa lepas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*****
Siap siap di bab selanjutnya bakal ada pertunjukan besar 😈
Budayakan memvote & komen setelah membaca cerita ini sebagai bentuk apresiasi pada autor 💟👉