28

88 7 0
                                        

Selamat membaca

"ihh... Siapa ya yang tega ngebunuh dia"

"iya padahal dia keliatannya anak baik baik, pendiem lagi orangnya"

"kasian banget tapi gue juga ngeri ngeliatnya"

Begitulah bisikan bisikan dari para siswa yang berkerumun di tempat kejadian ada sebagian yang iba dan ada juga yang merasa takut akan keadaan mayat siswa yang bernama liam pratama tersebut.

Dorr....

Suara tembakan yang menggema diseluruh ruangan from night membuat para siswa berhamburan untuk menyelamatkan diri mereka masing masing kecuali hilda yang senantiasa berdiri ditempat karena merasakan sakit dibagian kepalanya dan varo yang sibuk membelah kerumunan untuk kembali lagi setelah menyadari bahwa hilda tidak ikut ke luar dengan mereka.

"eh... Var lo mau kemana" teriak kiya yang melihat varo kembali masuk ke dalam.

"hilda masih di dalem" teriak varo agar terdengar oleh kiya.

"hah... Kok bisa" ucap kiya bingung dia kira varo membawa hilda keluar seperti alaska membawanya keluar.

"aku ke dalem dulu, lo tunggu di sini jangan kemana mana" ucap alaska memegang pundak kiya dan langsung berlari kecil ke dalam menyusul varo.

"masa gue disini sendiri sedangkan mereka ada di dalam, kalo mereka kenapa napa gimana?, apa gue masuk aja ya? tapi takut laska marah, udahlah masuk aja" final kiya menyusul alaska ke dalam.

"lepasin dia" ucap varo kepada orang yang menodongkan pistol di kepala hilda.

Orang itu pula yang membunuh liam pratama dan membuat acara malam ini menjadi kacau.

"lepaskan dia dan akan saya bicarakan hukumanmu kepada atasan saya agar bisa menguranginya" bujuk sakira pada aura verlika orang yang telah menodongkan pistol pada hilda.

"hahaha.... Omong kosong kalian semua tuh sama aja, sama sama munafik anjing, kalian ga pernah mikirin perasaan orang lain yang kalian perduliin cuma orang orang cantik dan berkuasa doang, sedangkan gue gue bukan orang kaya seperti kalian yang bisa masuk sekolah ini dengan gampangnya, gue harus berjuang mati matian buat bisa keterima di sekolah ini tapi apa?"

"Kalian fikir jadi gue itu enak hah!! Yang setiap hari harus dapetin ejekan, makian bahkan harus pasrah nerima bullyan dari kalian, gu-e tuh cape hiks... Gue pengen jadi kaya kalian yang punya temen banyak" ungkap aura menangis, miris sangat miris memang di dunia ini masih banyak sekali orang yang melakukan perundungan dan menyebabkan korbannya menjadi stres bahkan lebih parahnya lagi seperti aura sekarang, yang rela melakukan apapun demi membalaskan dendamnya tanpa memperdulikan akibatnya.

"kira, dia? Jadi selama ini dia nyamar?, terus dulu?..." masih banyak lagi pertanyaan yang berputar diotak kiya yang baru saja sampai dan menyaksikan sakira dengan pakaian polisinya.

"MUNDUR, KALO KALIAN MAJU SATU LANGKAH LAGI GUE PASTIIN PELURU INI AKAN BERSARANG DI KEPALANYA" bentak aura sambil menekankan pistolnya dikepala hilda yang sudah tak berdaya merasakan nyeri di seluruh tubuhnya dan darah sudah mengalir deras dihidung hilda sedangkan sakira dan varo berhenti melangkah karena hertakan dari aura.

"baiklah tapi lepaskan dia terlebih dahulu" lanjut sakira sembari memberi kode pada alaska yang berada di belakang aura.

"hehh... Siapa lo nyuruh gue lepasin dia, mimpi" ujar aura menekan kata 'mimpi' diakhir kalimatnya.

"gue mohon lepasin dia lo boleh jadiin gue tawanan lo, tapi gue mohon lepasin hilda" ucap varo meneteskan air matanya melihat kekasihnya lemah tak berdaya.

Melihat aura yang terbawa suasana membuat sakira mengkode alaska agar menangkapnya dari belakang.

Grepp

Kiya menangkap hilda yang sudah lemah penuh dengan darah.

"sayang kamu kuat bertahan ya" ucap varo menciumi tangan hilda dan menyeka darah yang mengalir deras di hidungnya.

"tolong panggilin ambulan cepet" lanjut varo terisak melihat keadaan hilda sekarang dan kiya pun memberikan hilda pada sakira dengan cepat berlari ke arah meja mengambil ponselnya yang tertinggal untuk menelpon ambulan.

"ga-usah a-ku cu-ma mau ngo-mong sa-ma kamu" ucap hilda terbata bata.

"ma-af, to-long ja-gain ad-ik aku set-elah aku ti-ad.." belum selesai berbicara mulut hilda sudah dibungkam oleh tangan kekar varo.

"ssttt... Ga boleh ngomong gitu kamu pasti kuat, dan kita akan hidup bahagia bersama" ucap varo menghiraukan ucapan hilda tadi.

"ambulan udah datang" ujar kiya berlari nafasnya tersegal segal kini varo menggendong hilda keluar menuku ambualan.

Sementara disisi lain.

"lepasin.... Lepas" berontak aura yang ingin mengarahkan pistol tersebut pada alaska namun dengan sekuat tenaga alaska merebutnya dan...

Doorr....

Dorrr...

Door...

Peluru tersebut ditembakkan keatas dalam perkelahian sengit keduanya, yang tanpa sadar aura mengambil pisau dari sakunya.

Jjleepp....

Dorr....

Suara nyaring itu terdengar di telinga kiya masih mengatur nafasnya dan matanya seketika panas, hatinya bergemuruh hebat, kepalanya terasa pusing melihat alaska tergeletak dengan pisau yang menancap di perutnya dan peluru yang bersarang di dadanya.

Kejadian itu sangat cepat membuat emosinya memuncak melihat aura yang tengah berlari keluar setelah menembakan peluru kepada alaska.

Melihat sekitar kiya dengan cepet menyaut pistol dipinggirnya dan menembakan pistol tersebut pada aura.

Dor....

"akhh" Kaki aura terkena tembakan dari kiya saat menoleh betepa terkejutnya aura melihat kiya yang sudah berada di depannya dengan memegang 2 vas besi berukuran sedang.

"mau apa lo" ucap aura taku takut karena pistolnya terpental saat dirinya ditembak oleh kiya.

*****

Gimana nih kabarnya kalian semoga sehat selalu ya....

Maaf ya baru update setelah sekian abad

autor waktu itu ga mood buat mikirin alurnya mau kemana jadi... Yaudah gitu deh

Tapi sekarang autor lagi mood bgt mungkin autor bakal update lagi sesuai mood hehe 😁

Makasih yang udah nunggu 💝

Jangan lupa vote 🤘

Dan komen "lanjut" biar mood autor nambah 📩🐱

TRANSMIGRASI AZKIYA RAQUELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang