Jam 8 pagi, adalah waktu dimana semua orang mulai bersiap untuk beraktivitas setiap harinya.
Sinar matahari yang masuk ke dalam kamar melalui jendela, juga menyinari sepasang kaki putih dan jenjang dari seseorang yang duduk di sisi jendela.
Dia memeluk lututnya, sementara jari-jari kakinya terus bergerak dan mengubur wajahnya di lipatan tangan.
Sebuah ketukan terdengar, dan pintu terbuka dari luar. Maythan yang sudah berpenampilan rapi masuk ke dalam dan memberi salam begitu melihat Christopher di sisi jendela.
"Tuan muda Christopher, sudah waktunya untuk turun dan sarapan bersama yang lainnya." Ujar nya.
Tidak ada jawaban dari Christopher.
Maythan berkata sekali lagi:
"Tuan muda, sudah waktunya untuk turun dan sarapan bersama yang lainnya."Tubuh itu bergerak dan kelopak matanya berkedip beberapa kali. Surai pirang platinum nya seperti sebuah cahaya, saat diterangi cahaya matahari pagi.
Wajah seperti patung pahatan itu, menatap Maythan dengan mata biru es nya yang indah.Christopher menggosok kaki kirinya dengan kaki kanan, dan dengan suara rendah berkata: "Bawakan mereka kemari, tolong."
"Tidak bisa tuan, tuan besar sudah memerintahkan agar semua penerus menerima sarapan dan makan malam mereka secara bersamaan di ruang makan. Mohon segera bersiap."
Wajah Christopher tertekuk tidak sedap. Dia turun dari sisi jendela dengan meloncat kecil, dan memakai sandalnya lalu turun ke bawah tanpa berganti pakaian tidurnya.
Maythan hendak menghentikannya dengan meraih tangannya, namun Christopher langsung menghindar dan menatapnya tajam.
Dia mendesis, "Jangan sentuh aku."
Lalu berjalan keluar.Di lorong bangunan, dia bertemu dengan para pelayan. Mereka terkejut melihatnya masih memakai pakaian tidur, dan menatap canggung satu sama lain. Bertanya-tanya, mengapa Christopher bertindak seperti itu?
Maythan yang berjalan di belakangnya, hanya diam saja. Dia memperhatikan punggung Christopher, dan mengikutinya sampai ke ruangan makan.
Sesampainya di sana, semua orang sudah berkumpul. Ruangan makan itu sangat besar, dan ada 3 meja panjang yang berjajar di sana dengan beberapa kursi.
Di bagian paling dalam ruangan, meja panjang yang berada di tengah-tengah adalah yang ditempati para penerus.
Tidak ada yang berani duduk di sana, dan hanya bisa memandang atau berkhayal untuk duduk di sana.Keempat kursi dari keenam kursi sudah terisi, namun kursi yang paling ujung masih kosong dengan penghuni tetapnya.
Christopher masih belum muncul.Dan hal itu membuat hati sebagian besar orang di sana tidak senang.
"Ada apa dengan Christopher? Mengapa dia belum datang?" Ucap Maria.
Dia melihat kepada meja lainnya, dan berdecak, "Mengapa kita harus menunggu dia untuk makan?
Ini sangat konyol!"Charles mendengus kesal, "Apa dia meremehkan kita? Sombong sekali anak itu."
Olivia duduk dengan sempurna, dia berkata dengan tenang: "Dia masih muda, kita tidak boleh terlalu keras padanya."
"Ini bukan soal kekerasan, ini sopan santun! Anak itu... Dia mungkin menganggap kita remeh karena masalah kemarin." Timpal Maria.
Wanita dengan gaun merah itu menyerukan ketidaksenangan nya, dan bersidekap dada dengan decakan kesal.Mata birunya menatap pada Alexander, "Alex kau seharusnya pergi memberikan peringatan untuknya! Dia bersikap sombong seperti ini, karena kamu hanya diam saja kemarin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HOUSE OF NOBLE: The Orchid's Symphony
General FictionIsidor Rutherford harus menjadi asisten dari salah satu anggota keluarga Heinsenberg---Christopher. Dia yang juga berasal dari keluarga kaya, merasa kesulitan mengimbangi jalan pikiran dan juga tingkah laku dari semua orang di rumah Heinsenberg. L...