14

14 2 0
                                    

"Isidor, apa yang kau lakukan di sana?"

Arthur memanggilnya dari belakang.
Dia menoleh dan menjawab:
"Aku hendak ke kamar mandi. Namun tidak sengaja menabrak tuan ini."

Arthur berhenti di sana, dan secara diam-diam menelisik penampilan orang asing yang ditabrak Isidor tersebut.

"Oh, kalau begitu kau harus minta maaf." Ujar Arthur, dia melihat pada orang asing itu.

Isidor menjawab, "Aku sudah minta maaf."

Arthur menambahkan supaya lebih damai.
"Mohon maafkan teman saya tuan." Ujarnya.

Orang itu terlihat kikuk, dia mengangguk kecil dan mengalihkan pandangannya.

Christopher kehilangan sepupunya, dan tidak tahu di mana mereka.
Christopher merasa jengah dalam hatinya untuk menelpon Alexander.

"Arthur kau selesai memesan? Kalau begitu kau kembalilah dahulu." Ujar Isidor, dia memerhatikan orang asing yang ditabraknya.

Arthur mengangguk. "Kau cepatlah kembali." Ujarnya.

Isidor membuat tanda 'OK'.
Dia melihat kepada Christopher, dan berkata: "Saya benar-benar minta maaf—"

"Tidak masalah, tidak apa-apa." Sela Christopher, dia mulai mendekatkan ponsel ke telinganya.

Sementara Isidor tersenyum miris dengan dia yang diabaikan. Dia menghela napas.
"Kalau begitu saya permisi. Terima kasih sudah memaafkan saya."

Lagi-lagi diabaikan.

Kurang ajar.

"Alex, kalian di mana? Aku masih di lobby."

Isidor mendengar suaranya. Tidak kaku dan dingin seperti yang tadi.
Sepertinya dia kemari bersama seorang teman, dan tersesat.

Isidor ingin membantunya, namun dia mengingat respon orang itu padanya.
Singkat dan acuh tak acuh.

Dia juga sudah menghubungi temannya, jadi tidak apa-apa.
Isidor yang sudah masuk ke toilet, segera mengeluarkan ponselnya dan melihat ada sekitar 10 panggilan tidak terjawab dari Alisen, dan 2 panggilan tidak terjawab dari kakeknya.

Dia sudah habis.

Haruskah dia menelepon balik Alisen, atau kakeknya?

Dia memilih opsi aman. Alisen.

"ANDA DI MANA!"
Teriakan memekakkan telinga, langsung terdengar begitu panggilan itu diangkat.

Isidor berdeham,
"Aku ada Bankside.
Teman-temanku membuat pesta perayaan kembali untukku, aku tidak bisa menolaknya. Aku minta maaf, tolong sampaikan itu kepada ibuku."

"NYONYA MILLICENT MUNGKIN TIDAK MAU MEMBICARAKAN ANDA LAGI! KENAPA ANDA SELALU BERKATA SAMBIL BERLARI, DAN TIDAK MENYEBUTKAN TUJUAN DENGAN JELAS! APALAGI ANDA BERNIAT PULANG JAM 12 MALAM!"

"Aku akan kembali dari Bankside sekitar jam 9, lalu berencana mampir sebentar di rumah Arthur. Kau—"

"APAPUN ITU! LEBIH BAIK SETELAH ACARA ANDA DI BANKSIDE SELESAI, ANDA LANGSUNG PULANG! PULANG!
APA ANDA MENGERTI!"

Isidor merasa perutnya mulas karena omelan itu, "Iya, iya. Aku paham."

Lalu tanpa basa-basi, mematikan panggilan itu. Dia menghela napas.
Dan mulai membuka room chatnya dengan Alisen.

"Tolong sampaikan pada kakek yang tadi aku katakan. Aku juga akan kembali pukul 9 malam, dan sampaikan permintaan maafku kepada mereka."
Kirim.

Dia tidak memiliki keberanian untuk menelepon balik kakeknya, dan mulai mempertanyakan kebodohannya.
Mengapa dia melakukan hal ini dan itu, yang membuat kesal keluarganya?

HOUSE OF NOBLE: The Orchid's Symphony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang