13

12 1 0
                                    

"Aku berencana untuk makan malam di luar. Apa kalian juga ingin pergi?"

Siang hari menuju sore di taman belakang gedung Lotus, Maria dan Olivia tengah duduk di bangku panjang dan memandangi hamparan lapangan yang luas.

Kacamata hitam bertengger di hidungnya, dan mereka berdua tengah menyaksikan pertandingan antara Charles dan Alexander di sana.

1 vs 1, yang jelas-jelas membosankan.

Olivia bertanya, "Di mana?"

Di sisi lain Charles terlihat berusaha menunggangi kuda Alexander untuk menganggu permainannya, namun gagal.
Pria itu melajukan kudanya dengan cepat, sehingga Charles hampir terjatuh.

"Sial." Gumam Charles.

Maria menjawab, "Anchor Bankside. Kau tahu? Sebelah sungai Thames itu."

Olivia mengangguk. "Kenapa tiba-tiba mau diluar? Kamu tahu kan, kalau kita harus selalu makan bersama. Ditambah jarak ke sana memakan waktu hampir 2 jam.
Bagaimana dengan yang lain?"

Maria bersandar lebih nyaman pada bangku. Dia melihat lurus ke depan. "Sejujurnya aku sangat bosan. Setiap hari, hanya seperti itu saja.
Lagipula tidak ada larangan makan di luar. Asal kita tetap bersama itu tetap mendapatkan izin dari kakek."

Seorang pelayan datang dan menyajikan jus di meja sebelahnya.
Dia mengambil itu, dan meminumnya melalui sedotan.
"Ini mangga." Gumamnya. Dia terlihat bahagia.

Olivia tidak mengalihkan pandangannya dari pertandingan.
"Aku setuju saja."

Maria tersenyum.
"Oke. Kalau begitu anak-anak akan dititipkan dulu ke pengasuh mereka."
Ujarnya, dia menyimpan gelas jus yang kosong di meja.

Olivia mendengus. "Memang selalu seperti itu, 'kan?"

Maria tertawa kecil, "Bagaimanapun, mereka adalah anak-anak kita.
Setidaknya tunjukkan lah rasa sayang, meski hanya sebuah pencitraan."
Dia menyelonjorkan kaki panjangnya, lalu kembali fokus pada pertandingan di depan.

Bola itu dipukul dengan kuat oleh Alexander hingga melewati gawang.
Dan wasit, yang merupakan seorang pelayan menyetujui hal tersebut.

Alexander menang, untuk ke 2 kalinya.

Maria melepaskan kacamatanya, "Apa Alex menang?"

Olivia mengangguk, dan Maria berdecih.

"Kenapa dia sangat payah?" Ujar Maria.

Olivia tersenyum miring, "Dia bagus, hanya saja adikku terlalu hebat."

Maria mendelik tidak senang pada Olivia.

Kedua orang di sana, menunggangi kuda ke arah mereka dan turun dari atas kuda ketika sampai. Alexander melepaskan peralatannya, dan duduk di kursi sebelah Olivia.

"Great game." Ujar Olivia, dia menyerahkan satu pisang padanya.

"Thanks." Jawabnya kecil.

Charles yang terlihat kesal, kini menekuk wajahnya dan bersidekap dada.
Maria di sebelahnya sama sekali tidak peduli padanya, dan melihat ke langit.

"Kami setuju untuk makan malam di luar. Kalian harus ikut." Ujarnya.

Charles mendelik padanya.
"Apa? Kenapa tiba-tiba sekali?"

Maria menyela, "Tidak ada alasan, kau tidak boleh tidak ikut."

Charles terlihat semakin buruk.
"Fuck, seluruh calon pewaris harus makan malam dan pagi bersama. Aku muak melihat wajah kalian setiap 3 kali sehari!"
Dia berteriak.

HOUSE OF NOBLE: The Orchid's Symphony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang