9

13 2 0
                                    

Akhir pekan, Sabtu.

"Anda hendak keluar, tuan muda Christopher?"
Kepala pelayan menyapanya di bawah tangga. Dia terlihat gugup, dan itu terlihat dari wajahnya.

"Ya." Jawab Christopher singkat.
Dia menuruni tangga seraya berpegangan.

Sama seperti kemarin malam.

Tempat yang sama, hari yang berbeda, dan juga noda darah yang sudah hilang.
Christopher tidak memedulikan hal tersebut, namun orang-orang pasti memikirkan hal sebaliknya.

Saat sarapan tadi, dia bisa melihat kursi Charles kosong. Hanya ada empat orang di tempat biasa, dan tiga orang lainnya sama sekali tidak membuat kericuhan.
Mereka menyantap hidangan dalam diam, dan bersikap seolah-olah tidak ada orang lain selain diri mereka masing-masing.

Akhir pekan, adalah hari yang sibuk.
Orang-orang pergi untuk menyegarkan pikiran serta memulihkan kesehatan batin mereka, setelah 5 hari bekerja keras demi orang lain untuk hari ini.

Tidak terkecuali para sepupunya yang lain, mereka juga memiliki jadwal akhir pekan mereka masing-masing.

Hari ini Christopher akan keluar sendiri, tanpa pendampingan dan tanpa pengawasan. Dia sudah berbicara kepada kepala keluarga, dan mendapatkan izinnya.

Saat tiba di depan untuk mengambil kunci mobil dari sopir, Christopher melihat Alexander yang tengah berjalan-jalan seraya menggandeng tangan seorang anak laki-laki.

Anak itu terlihat menyadarinya, dan berkata dengan riang. "Itu Christoph!"
Dia melambaikan tangan kecilnya pada Christopher.

Christopher hanya diam.

Alexander: "…………"
Dia hanya menatap Christopher dari jarak 10 meter itu.

Mereka bertatapan, namun Christopher tidak ada niatan untuk menyapa.
Dia masuk ke dalam dan mulai melajukan mobilnya.

"Christopher sepertinya buru-buru." Ujar anak di samping Alexander.
Dia lanjut mengayun-ayunkan tangan mereka yang bertaut.

"……" Alexander tidak langsung menjawab, namun dia bergerak untuk menggendong anak itu di depannya.

"Iya, dia sibuk. Karena itu jangan dulu mengganggunya hari ini, Christian."
Ujarnya seraya mulai melangkah dan mengelus rambut putranya.

Anak itu tersenyum manis, dia mengangguk gembira.
"Baiklah, ayah."

Saat diperjalanan Christopher mampir ke supermarket terlebih dahulu. Dia keluar setelah memarkirkan mobilnya dan langsung mengambil troli, lalu masuk ke dalam.

Cuaca musim gugur yang sejuk, membuat dia memakai coat coklat panjangnya, dan berjalan-jalan di sesi makanan untuk mengambil beberapa hal.

Saat tiba di bagian rak buah, dia mengulurkan tangannya dan mengecek kondisi apel tersebut.

"Lihat pria di sana, tampan sekali."

Pendengarannya menangkap sebuah suara, yang diarahkan kepadanya.

Christopher melirik kepada arah suara, dan menemukan dua orang gadis muda yang kedapatan tengah memperhatikannya secara diam-diam.

Saat dia menengok, mereka mengalihkan pandangan dengan ekspresi malu.

Cristopher tidak memusingkan hal itu, dia memasukkan beberapa apel yang dipilihnya lalu bergerak untuk menimbang mereka.

Setelah selesai, dia mulai ikut berbaris untuk mengantre dengan beberapa barang di troli nya. Dia mengeratkan syal rajutnya, dan mengeluarkan ponsel untuk menghubungi seseorang di seberang.

HOUSE OF NOBLE: The Orchid's Symphony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang