(Act 1) 1: The Prince's mesmerising encounter

64 6 0
                                    

Kelopak mata itu terbuka dengan perlahan, dia berkedip beberapa kali hingga akhirnya menampilkan iris hitam yang sewarna dengan rambutnya.

Matanya mengedar, dan tersadar beberapa saat kemudian; bila dia tengah berada tempat orang lain. Dia memegangi pelipisnya dan tertawa tanpa suara.

"Sudah bangun?"

Sebuah suara mengalihkan atensinya, dan irisnya menangkap sosok pria dengan surai merah membawa air dan juga semangkuk sup. Dia meletakkan itu di hadapannya.

"Kau sangat kacau malam tadi."
Lelaki muda itu—Prince Norberto Marhler, mengambil duduk di kursi seberang pria yang tampak linglung itu.

"Aku khawatir kau akan memukul kepalamu sendiri."
Ujarnya jenaka seraya terkekeh, karena melihat penampilan kacau Isidor di depannya.

Isidor Rutherford—mengambil air di nampan, dan meminumnya.
Dia sedikit pusing dan mual, kemudian mengambil sup dan memakannya dengan perlahan.

"Serius kawan." Prince mendengus geli, lalu melanjutkan.

"Kau sangat kacau malam tadi. Apa sebegitu tidak inginnya kau kembali ke Inggris?" Dia tertawa renyah melihat raut wajah temannya yang tertekuk.

Isidor mengunyah makanan dan menelan itu.
Dia kemudian menghela napasnya, "Aku mau saja, tapi masalahnya firasatku saat ini buruk."

Dia bahkan merasakan lututnya sakit sejak 2 hari yang lalu. Dan benar saja! Dia diminta untuk kembali ke rumahnya.

"Terus di sini juga tidak akan membuatmu selamat dari firasat buruk itu."

Isidor mendelik mendengar perkataan Prince. Sedangkan temannya itu terus tertawa.

"Menurutku kau kembali saja dulu," Prince mengambil permen di saku celananya.

Dia membuka makanan itu, dan berkata: "Jika memang buruk, aku akan membantumu untuk kabur ke China."

Isidor menaikan alisnya, dia meletakkan mangkuk sup di meja. "Kenapa China?"

"Song Yu akan membantumu bersembunyi di sana."
Dia menggigit permen itu, dan mengunyahnya.

Wajahnya penuh dengan ekspresi licik, dan itu membuat Isidor puas dengan rencananya.

Isidor menjentikkan jarinya; paham.
"Oke, kau harus menepati janji mu itu!"
Ujarnya lalu mengulurkan tangannya.

Dia berjabat tangan dengan Isidor, dan berkata: "Deal."

Dan itulah sepenggal kilas balik kemarin, saat dia masih bersembunyi di apartemen temannya.

Sebelum mobil-mobil polisi datang, dan membawanya pulang secara paksa ke rumah singgah keluarganya yang selama ini dia tempati.

Prince yang apartemennya digeledah secara paksa, juga kebingungan. Saat itu, dia melihat asisten Isidor datang dan menceramahi Isidor hingga mau masuk ke mobil dan pulang.

Isidor tidak tahu harus menganggap ini sebagai bentuk kasih, atau pengusiran.

Namun begitu dia sampai di villa, barang-barangnya sudah dikemas. Koper-kopernya berjajar di kamar, dan dia diberitahukan akan berangkat besok.

Dan disinilah Isidor berada ... Menunggu di lounge kelas pertama, dengan tubuh terkulai lemas, dan helaan napas yang terus keluar dari bibirnya.

Sebuah rengekan, bahkan sempat terdengar keras. Beruntung lounge itu sepi dan hanya ada mereka serta 3 orang lain saja di sana.

Namun nampaknya, Alisen—asisten pribadinya, tampak terganggu dengan tingkah lakunya. Pria itu tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop, berkata dengan sarkas.

HOUSE OF NOBLE: The Orchid's Symphony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang