5

13 2 0
                                    

"Michaelis, apa rencanamu untuk akhir pekan besok?"

Louise yang tengah mengangkat jemuran, menoleh pada Kanna.

"Ah..." Dia terlihat berpikir sejenak, lalu berkata: "Entahlah. Aku belum memikirkannya. Bagaimana dengan mu Kanna?"

Kanna membawa keranjang bajunya, dan menjawab: "Aku akan pulang ke rumah saja. Ada nenek dan adikku, aku harus mengunjungi mereka.
Kita masuk pada hari Rabu, dan mendapatkan libur pada Sabtu-Minggu.
Mereka sangat murah hati."
Dia menyeka keringat di dahinya.

Mendengar jawabannya, Louise bertanya dengan tertarik. "Jadi kamu memiliki saudara?"

Kanna mengangguk. "Iya, dia adik laki-laki yang 8 tahun lebih muda dari aku. Usianya baru 10 tahun saat ini."
Ujar nya seraya mulai menjemur pakaiannya.

"Begitu ya..." Ujar Louise.

"Sepertinya dia baru lulus sekolah menengah atas." Batin Louise.
Dia membersihkan debu yang menempel pada pakaiannya.

Kalau dipikir-pikir, apa yang diucapkan Kanna benar.
Mereka sangat murah hati.
Louise pikir pelatihan ini akan sangat intens, tapi ternyata ini sangat fleksibel dan santai.

Seperti saat ini.

Dia dan Kanna satu kelas dalam pembelajaran yang dibawakan oleh nona Mary siang tadi.
Dia adalah pelayan berwajah galak dan berambut merah, yang dulu sempat membimbing mereka di hari pertama.

Dia adalah pelayan pribadi nyonya kepala keluarga ini, dan secara pribadi ikut mengajar peserta pelatihan.

Beberapa saat yang lalu, Louise dan rekan-rekannya diminta untuk memperhatikan bagaimana para pelayan merapikan, membersihkan, serta mengurusi barang-barang serta kebutuhan sehari-hari.

Dan membasuh pakaian, adalah yang pertama diajarkan kepada mereka.

Setumpuk pakaian kotor hadir di depan mereka, dan semuanya adalah milik anggota keluarga rumah ini.

"Jangan sampai membuat kesalahan. Kalian harus benar-benar mencucinya dengan baik." Ujar nona Mary.

Louise yang melihat logo di kerah pakaian itu, seketika meringis.
Dia tahu label ini sangat mahal, dan akan menggores tabungannya untuk menggantinya.

"Pertama-tama pilih lah pakaian sesuai dengan bahan nya." Dia memperlihatkan sebuah pakaian di tangannya.

"Ini satin. Dan untuk pakaian ini, sangat disarankan dicuci dengan tangan.
Karena ditakutkan akan mudah terurai bila dicuci dengan mesin cuci. Semuanya silakan ambil pakaian dari ember kalian masing-masing dan identifikasi bahannya."
Ujar nona Mary.

Louise yang tertegun dengan pernyataan itu, ragu-ragu mengambil pakaian di dalam ember di depannya.
Dia meraba-raba bahan pakaian itu, dan meringis; tidak tahu harus tertawa atau menangis.

"Aku tidak tahu ini apa." Ujarnya miris dalam hati.

"Itu polyester."

Louise menengok pada Kanna di sebelahnya. Perempuan muda itu tersenyum, dan Louise langsung membeku karena ketahuan kebingungan.

"Ah... Terima kasih." Bisiknya.

"Nah, jika sudah diindentifikasi kalian bisa mencari tahu cara perawatannya. Buka tab kalian, dan silakan cari di internet. Saya akan beri waktu 5 menit."

Dan itu lah sepenggal kilas balik beberapa saat lalu.

Louise tersenyum miris, ketika dia terus-terusan terkena omel oleh nona Mary.

"Seharusnya ini jangan diperas! Cukup jemur saja setelah kamu mengeringkannya setengah kering.
Ini akan mengerut, dan apakah kamu mau bertanggung jawab?"

HOUSE OF NOBLE: The Orchid's Symphony Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang