Suara renyah dari goresan pena itu, mengukir sebuah tanda tangan yang sempurna dan indah di bagian bawah dokumen perjanjian.
"Oke. Karena kalian sudah menyetujui ini, maka besok kalian akan pergi."
Louise yang masih memegang pena untuk tanda tangan, merasa disiram oleh air dingin saat mendengar kalimat itu.
Dia ingin bertanya, namun didahului oleh nyonya Millicent yang sejak tadi hanya diam memerhatikan mereka.
"Tuan Michaelis, kamu pasti sangat terkejut. Maaf karena ini adalah permintaan yang sangat mendadak dari pihak lainnya."
Ujar nyonya Millicent.Louise meletakkan pena nya, dia mengangguk. "Saya juga penasaran, nyonya."
"Diantara banyaknya peserta pelatihan, mengapa anda memilih saya?"
Lanjutnya.Nyonya Millicent: "Tuan Danis berkata jika kemampuan kamu dalam beradaptasi dan bersikap itu sangat bagus. Kamu cepat menyesuaikan diri, cepat tanggap dan hasil penilaian kamu juga memuaskan. Karena itu kami memilih kamu."
Louise yang mendengar itu, tidak mau mendengar apapun lagi.
Dia hanya mengangguk kecil, "Begitu ya.""Baiklah." Tuan James tiba-tiba berdiri di kursi, lalu diikuti oleh semua orang di ruangan.
Louise dengan kikuk juga berdiri.
"Kalian berdua akan berangkat besok, persiapkan barang-barang kalian. Aku akan mengurus sisanya."
Pria tua itu melangkah keluar seraya membawa tongkatnya."Isidor, kamu ikut ibu." Ujar nyonya Millicent.
Wanita itu beralih pada Louise, dan berkata: "Dan tuan Michaelis kamu bisa mengikuti tuan Danis. Dia akan memberikan kamu beberapa nasihat untuk besok."
Louise mengangguk. "Baik, nyonya."
Isidor menepuk bahunya, dan membuat Louise tersentak kaget.
Senyuman cerah terpampang di wajahnya, dan dia berkata: "Mulai besok kita adalah rekan. Mohon bantuannya ya, Michaelis."
Lalu dia pergi keluar dan menyisakan Louise bersama kedua orang lain di dalam.
Louise tenggelam dalam pemikirannya sekilas. Dia berharap ini adalah kesempatan yang bagus.
Dia tidak mau melewatkan apapun lagi.
****
"Apa yang ingin anda katakan, nyonya?" Isidor mengambil duduk di kursi seberang meja kerja ibunya.
Dia mendengus kecil, dan ada nada ejekan dalam intonasi suaranya.
Nyonya Millicent yang duduk menyilangkan tangannya di dada, mengambil sebuah berkas dan melemparkannya ke meja.
"Bacalah."Isidor dengan acuh tak acuh mengambil benda itu, dan membukanya.
Dia mulai membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat yang tertera di sana."Christopher ... Heinsenberg."
"Dia yang akan menjadi 'majikan' mu.
Itu adalah biodata mengenai dia, dan beberapa panduan asistensi yang baik." Dia bangkit dari duduknya."Kemari lah, aku akan mengajarimu beberapa pengetahuan dasar sebagai asisten yang baik."
Isidor bangkit dari duduknya, dan melihat ibunya berjalan ke arahnya.
Selama beberapa jam di ruangan itu, Isidor terus mendengarkan dan memerhatikan setiap arahan yang diberikan ibunya.
Berjalan.
Bersikap.
Mengatur jadwal, dan bahkan cara berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOUSE OF NOBLE: The Orchid's Symphony
General FictionIsidor Rutherford harus menjadi asisten dari salah satu anggota keluarga Heinsenberg---Christopher. Dia yang juga berasal dari keluarga kaya, merasa kesulitan mengimbangi jalan pikiran dan juga tingkah laku dari semua orang di rumah Heinsenberg. L...