[2. SEE IT]

106 40 18
                                    

<<< happy reading >>>

Pagi ini, langit terlihat sangat cerah. Sepertinya biasanya, Cia pergi kesekolah dengan membawa ransel berwarna coklat. Ia berjalan dengan santai karena saat ini waktu masih menunjukkan pukul 06.10 sedangkan bel masuk sekolah berbunyi pukul 07.00. Lagi pula jarak antara rumahnya dan sekolah tidak terlalu jauh.

Brakk...
Alangkah terkejutnya Cia ketika seorang lelaki dengan mengendarai sebuah sepeda menabrak tubuh Cia hingga terjatuh. Kaki Cia terbentur pada trotoar jalan. Kakinya luka dan mengeluarkan cairan merah, darah. Walaupun darah yang keluar hanya sedikit tapi luka ini cukup terasa sakit.

"Maaf, saya nggak sengaja" ucap lelaki yang menabrak Cia.

"Iya nggak apa-apa" ucap Cia seraya mencoba berdiri.

"Ah sakit" Cia meringis kesakitan ketika ia mencoba untuk berdiri.

"Sini saya bantu" ucap lelaki itu seraya mengulurkan tangannya. Cia mendongakkan kepalanya menatap lelaki itu.

"Terima kasih" ucap Cia.

"Kaki kamu luka, saya bantu obatin ya?" Pinta lelaki itu.

"Nggak usah, nggak sakit kok" ucap Cia.

"Kalau gitu, kesekolah bareng saya aja. Kebetulan sekolah kita sama, anggap saja ini tanggung jawab saya karena sudah nabrak kamu tadi" ucap lelaki itu. Cia hanya mengangguk dan bergegas menaiki jok belakang sepeda milik lelaki itu.

"Btw kamu orang yang jual bunga di 'beautiful flower' ya?" Tanya lelaki itu.

"Iya, kok kamu bisa tau?" Tanya Cia.

"Kemarin saya kesana untuk membeli bunga" jelas lelaki itu.

"Oh gitu" ucap Cia.

Sesampainya mereka di parkiran sekolah. Cia turun dari sepeda dan ingin segera bergegas pergi ke kelas. Belum ada 5 langkah Cia berjalan, lelaki itu memanggil namanya. Cia menoleh kebelakang dan melihat tangan lelaki itu seperti ingin bersalaman.

"Kenalin saya Aksara, panggil aja Aksa" Ucap lelaki itu yang mengaku bahwa namanya adalah Aksara. Cia menjabat tangan Aksa dan berkata "aku Cia"

"Btw nggak usah ngomong pake 'saya', itu terlalu formal" ucap Cia.

"Oke" Aksa mengiyakan ucapan Cia.

"Aku masuk duluan ya, dahh" ucap Cia seraya melambaikan tangannya.

"Dahh" Aksa membalas lambaian tangan Cia.

Sesampainya Cia dikelas, Cia duduk dikursi yang berada di paling depan. Disebelahnya terdapat Hanna yang sedang mengerjakan tugas yang belum selesai.

"Hai Cia" ucap Hanna.

"Hai, kebiasaan banget kamu Hanna, ngerjain PR di sekolah" ucap Cia yang tidak habis pikir terhadap kelakuan sahabatnya yang satu ini. Tidak hanya sekali Hanna mengerjakan pekerjaan rumah di sekolah. Ini sudah yang kesekian kalinya.

"Aku ketiduran Cia jadi nggak sempat ngerjain PR" ucap Hanna yang masih melanjutkan kegiatan menulisnya.

"Cia, tadi aku lihat kamu diparkiran sepeda, cowo itu siapa Cia?" Tanya Hanna yang tidak sengaja melihat Cia yang sedang berbincang-bincang dengan Aksa.

"Itu Aksa" ucap Cia.

"Hah? Aksa? Kamu pacaran sama aksa?" Tanya Hanna.

"Nggak Hanna, tadi dia nggak sengaja nabrak aku jadi dia anterin aku ke sekolah. Kebetulan sekolah kita sama" jelas Cia.

"Oh gitu, tapi kalau dia beneran suka kamu gimana?" Tanya Hanna dengan memasang raut wajah jahilnya.

"Apaan sih Hanna, mana mungkinlah. Kita aja baru kenal tadi pagi lagian ya kayaknya dia udah punya pacar soalnya kemarin dia beli bunga di tempat aku kerja" ucap Cia.

"Ya siapa tau bunga itu buat mamanya atau adiknya" ucap Hanna yang tidak ada habisnya meledek Cia.

"Udah, kerjain tuh PR kamu" ucap Cia yang mampu membuat Hanna gelagapan setengah mati.

****
Kringg...
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Semua siswa berhamburan keluar dengan sangat tidak teratur. Berbeda dengan Cia dan Hanna, mereka masih berada di Kelas karena mereka yakin gerbang sekolah pasti masih penuh.

"Hanna, temenin aku yuk?" Pinta Cia.

"Kemana?" Tanya Hanna.

"Ke toko buku" ucap Cia.

"Boleh"

Cia dan Hanna segera bergegas keluar sekolah. Namun tidak disangka, Hanna melihat kekasihnya sudah berdiri di depan gerbang sekolah. Sepertinya Catra sudah lama berdiri di dekat gerbang.

"Hanna, itu bukannya pacar kamu?" Tanya Cia.

"Oh iya, tumben banget ke sini" ucap Hanna.

Hanna dan Cia menghampiri Catra yang sudah memasang wajah malas.

"Catra kok kamu disini?" Tanya Hanna.

"Lama banget sih Lo, ayo ikut gue" ucap Catra seraya menarik tangan Hanna untuk naik ke motornya.

"Tunggu, mau kemana?" Tanya Hanna, menahan tarikan tangan Catra.

"Mama mau ketemu sama Lo" ucap Catra. Sebenarnya hubungan antara Cia dan Hanna itu dilandaskan perjodohan. Makanya Catra begitu benci kepada Hanna. Namun berbeda dengan Hanna, ia begitu sayang kepada Catra.

"Cia aku nggak bisa anter gakpapa?" Tanya Hanna.

"Iya Hanna nggak apa-apa" ucap Cia.

Cia mulai melangkahkan kakinya keluar dari sekolah. Cia berjalan dibawah terik matahari yang begitu panas. Tanpa Cia sadari, sedari tadi Aksa memperhatikannya dari belakang. Aksa menghampiri Cia dengan menaiki sepedanya.

"Cia, mau kemana?" Tanya Aksa.

"Aku mau ke toko buku" ucap Cia, menghentikan langkah kakinya.

"Ayo aku anter" ucap Aksa

"Nggak usah, aku bisa sendiri" ucap Cia, menolak Aksa.

"Nggak apa-apa ayo bareng, sekalian ada yang mau aku beli" ucap Aksa memaksa.

"Ya udah ayo" ucap Cia yang akhirnya mengiyakan ajakan Aksa.

Chapter 2 finished

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chapter 2 finished

Jangan lupa vote🌟

Jangan lupa komen🖋️

Jangan lupa share📨

SELESAI DI BANDUNG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang