[17. THE END?]

24 6 0
                                    

<<< happy reading >>>

Langit gelap dengan suara bergemuruh terdengar sangat jelas. Seorang wanita menatap wajah cantik dihadapannya. Wajah cantik namun terukir luka dari tatapan matanya.

"Kak, Cia mau berhenti kerja disini" ucap Cia, menatap Jolie yang sudah menatapnya lebih dulu.

"Hah? Why?" Tanya Jolie, mengernyitkan keningnya.

"Ayah nggak izinin Cia kerja kak" jawab Cia.

"Cia..."

"Kak, kok nangis sih, jangan nangis dong" Cia menatap Jolie, jari jempolnya mengusap pipi Jolie yang di penuhi oleh air mata.

"Cia serius?" Tanya Jolie, meyakinkan.

"Iya kak, tapi kakak tenang aja, Cia bakal sering-sering main ke sini kok" ucap Cia.

"Cia hati-hati ya" ujar Jolie.

"Kenapa harus hati-hati?" Tanya Cia.

"Ya hati-hati aja, diluar sana banyak orang jahat Cia, biasanya kalau pulang sekolah Cia kesini jadi kakak tenang. Sekarang kan beda, Cia udah keluar dari sini" ucap Jolie, tak habis dengan ocehan ocehan pentingnya.

"Kak, Cia udah besar sekarang, Cia bisa jaga diri kak" tawanya ia tunjukkan, hanya untuk meyakinkan Jolie bahwa ia sudah menjadi sosok yang dewasa.

"Tetep aja, dimata kakak kamu itu anak kecil yang butuh dijaga" ucap Jolie.

*****
Seorang pemuda dengan pakaian seragam sekolahnya, berjalan menyusuri jalanan kota Bandung. Mencari sosok wanita yang sudah menjadi bagian dari hidupnya. Sebuah ponsel ia genggam berharap panggilannya terbalaskan.

Dua orang wanita keluar dari toko bunga yang terlihat sangat familiar. Salah satu tangan ia genggam, membuat kaki wanita itu berhenti melangkah. Netra kedua sosok pemuda itu saling menatap satu sama lain.

"Cia, tunggu" ucap Aksa. Genggamannya ditepis oleh Cia.

"Nggak ada waktu" ucap Cia.

"Cia, biar aku jelasin dulu" pinta Aksa.

"Jelasin apa lagi, nggak ada yang perlu dijelasin" timpal Cia.

"Ada, sangat ada" ucap Aksa, tidak mau kalah.

"Oke, sepuluh menit" ucap Cia.

"Aku tinggal dulu ya" pamit Hanna yang tidak mau menganggu urusan Cia dan Aksa.

"Maaf"

"Cuma maaf? Basi" ucap Cia, menekankan pada kata paling terakhir.

"Anaya sakit" ucap Aksa.

"Aku juga sakit" timpal Cia

"Anaya sakit keras, Cia" ucap Aksa. Seketika tubuh Cia diam, mulutnya membisu.

"Anaya mengidap gagal ginjal kronis" ucap Aksa.

"Aku nggak tau Anaya bertahan sampai kapan. Aku egois, aku cinta kamu tapi Anaya nggak bisa aku tinggal. Bahkan keluarga kita sepakat untuk menjodohkan kita. Karena hanya aku yang bisa menjaga Anaya. Aku ingin sekali menolak, tapi rasanya mustahil" jelas Aksa.

"Kenapa kamu baru bilang?" Tanya Cia. Air matanya mulai mengalir membasahi kedua pipinya. Rasa sesak di dadanya seakan membuat jantungnya berhenti bekerja sejenak.

"Karena aku takut kamu pergi, Cia" Cia memeluk Aksa, dengan tenaga yang masih tersisa sedikit.

"Jangan pergi ya?" Pinta Aksa. Air matanya terjatuh, membasahi seragam sekolah milik Cia.

SELESAI DI BANDUNG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang