[11. NOT CARE]

36 11 0
                                    

<<< happy reading >>>

Aksa duduk dikursi yang berada di depan rumah Cia. Entah kenapa perasaannya malam ini benar-benar tidak enak. Seakan-akan hal buruk akan terjadi. Aksa mencoba menepis pikiran buruknya dan mencoba berpikir positif. Namun, itu semua sia-sia. Aksa mencemaskan keadaan kekasihnya sekarang.

Sudah setengah jam Aksa menunggu kehadiran Cia. Padahal jarak rumah Cia dan ayahnya tidak terlalu jauh. Tidak akan menghabiskan waktu hingga setengah jam. Tanpa berpikir panjang Aksa membuka ponselnya dan melacak keberadaan Cia melalui ponselnya. Dan benar saja Cia berada di perjalanan yang bukan kearah rumahnya. Entah kemana Cia akan di bawa. Aksa menyalakan mesin motornya dan bergegas pergi menghampiri Cia.

*****
Di satu sisi Cia benar-benar kebingungan apa yang harus ia lakukan. Cia sudah mencoba untuk memberontak namun tidak ada balasan dari supir ojek online yang Cia pesan tadi.

"Pak, tolong turunin saya disini" pinta Cia yang mencoba menahan air mata untuk tidak terjatuh.

"Disini sepi neng, nanti kamu di gangguin sama orang jahat gimana?" Ucap Supir ojek dengan memasang raut wajah menjengkelkan.

"Bukannya bapak yang jahat, pak tolong jangan ganggu sa, turunin saya disini" ucap Cia. Kali ini netranya sudah tidak bisa menahan air matanya. Air matanya berhasil jatuh membasahi kedua pipinya.

"Saya nggak akan jahatin neng, saya cuma mau main sama neng" supir ojek ini benar-benar gila. Cia bisa trauma jika begini caranya.

"Saya nggak mau pak, saya akan laporin bapak ke polisi kalau bapak berani macam-macam sama saya" ucap Cia, mengancam.

"Saya nggak takut neng, saya bukan orang bodoh yang bisa ditipu dengan ucapan neng"

"Bapak pikir saya orang bodoh yang bisa mengikuti permainan bapak? Nggak pak, saya benar-benar akan laporkan bapak ke polisi" ucap Cia yang benar-benar sudah tidak tahan.

Cia dan supir ojek itu berhenti disebuah gedung tua yang sepertinya sudah tidak terpakai. Disini benar-benar sangat sepi, tidak ada satu orangpun yang terlihat kecuali Cia dan supir ojek. Tangan Cia ditarik paksa oleh supir itu untuk masuk kedalam gedung. Tangannya terasa sangat sakit akibat genggaman tangan supir ojek itu yang sangat kuat.

"Pak, saya mohon, saya mggak mau kesini" tangan Cia mulai histeris karena ketakutan.

"Udah ikut aja" nada bicara supir ojek itu semakin meninggi.

Kini Cia sudah berada di lantai 2 gedung kosong itu. Cia sudah tidak bisa memberontak lagi karena tangan dan kakinya sudah di ikat dengan tali. Bahkan tubuhnya juga diikat di sebuah pilar yang cukup tinggi.

"PAK LEPASIN SAYA" teriak Cia yang mampu memenuhi seluruh ruangan di lantai 2.

Supir ojek itu mencari lakban berwarna hitam yang sudah ia siapkan. Supir ojek itu merobek lakban dengan kasar dan memakainnya di mulut Cia. Kali ini Cia benar-benar sudah pasrah, tidak tau apa yang harus ia perbuat. Cia hanya berharap ada orang yang datang untuk menolongnya.

"Ya tuhan, Cia takut, tolong Cia" batin Cia berbisik. Cia benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa. Sekujur tubuh Cia terasa nyeri karena ikatan tali yang begitu kuat.

"Halo, saya berhasil membawa pesanan bos" ucap supir ojek kepada orang dibalik telepon.

"Jangan biarkan dia pergi dan buat dia tersiksa, saya akan datang besok" ucap seseorang bersuara berat dari balik telepon.

SELESAI DI BANDUNG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang