[3. TULISANKU]

88 43 43
                                    

<<< happy reading >>>

Cia duduk di sebuah toko buku yang baru saja ia kunjungi bersama Aksa. Kini Aksa tengah membeli minuman di toko yang berada di sebrang toko buku. Aksa berjalan seraya memegangi dua botol minum. Aksa duduk di samping Cia seraya menyodorkan satu botol minum yang baru saja ia beli.

"Ini minumnya Cia" ucap Aksa.

"Terima kasih" Cia membuka botol minuman itu dan meminumnya.

"Sa, ayo pulang" ucap Cia.

"Ayo, aku antar ya?" Pinta Aksa.

"Boleh" ucap Cia. Cia duduk di jok belakang sepeda yang digayuh oleh Aksa.

"Sa, bandung indah ya" ucap Cia.

"Iya, sangat indah" balas Aksa.

****
Di sebuah restoran mewah Yang dihadiri oleh Catra dan Hanna. Catra datang bersama dengan keluarganya. Kali ini Hanna datang tidak dengan keluarganya. Perlu diketahui, Catra terlahir dari keluarga kaya. Ayah Catra merupakan pengusaha sukses dan ibunya adalah seorang dokter. Begitu juga dengan Hanna, Ayah Hanna merupakan pengusaha sukses yang memiliki lebih dari satu perusahaan besar. Namun sayangnya, ibu Hanna sudah pergi meninggalkannya sejak ia masuk sekolah menengah atas (SMA).

Siang ini, Hanna terlihat sangat cantik dengan atasan berwana biru dan celana panjang berwarna putih yang dikenakannya. Hanna duduk di kursi yang berada di sebelah Catra.

"Hanna, gimana sekolahnya?" Tanya Vanya, ibunda dari Catra.

"Lancar tante" ucap Hanna, sedikit malu-malu.

"Kalau kamu ada kesusahan bilang aja, siapa tau Catra bisa bantu" ucap Aditama, ayah dari Catra.

"Iya om, sejauh ini masih aman-aman aja kok om" balas Hanna.

"Oh ya, papa kamu kemana?" Tanya Vanya.

"Papa lagi ada kerjaan Tante, jadi enggak bisa kesini" jawab Hanna.

"Bun, aku nggak bisa lama-lama disini" ucap Catra dengan tiba-tiba.

"Kenapa nak?" Tanya sang ibu kepada Catra.

"Aku ada janji sama temen-temen Bun" balas Catra.

"Ya sudah kamu antar Hanna pulang sebelum kamu pergi" ucap Vanya dan di balas oleh anggukan kepala putra semata wayangnya.

"Ayo" ucap Catra kepada Hanna.

Catra mengendarai motonya dengan kecepatan yang sedikit lebih tinggi. Sesampainya di depan rumah Hanna, Hanna turun dari motor Catra. Tanpa mengucapkan apapun, Catra langsung bergegas pergi meninggalkan Hanna. Hanna masuk kedalam rumah dengan raut wajah yang sangat lelah. Seperti biasanya, Hanna sendirian di rumah. Ayahnya masih berada di kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Hanna masuk kedalam kamarnya lalu bergegas membersihkan tumbuhnya di kamar mandi. Selesai sudah Hanna membersihkan tumbuhnya, ia bergegas merebahkan tubuhnya di atas kasur kamarnya. Perlahan matanya mulai tertutup rapat hingga akhirnya ia benar-benar tertidur lelap.

****
Cia duduk di atas kursi belajarnya. Cia mengambil buku diari yang tersimpan di rak buku. Ia membuka halaman pertama, halaman kedua dan berhenti di halaman ketiga buku itu. Memang baru dua halaman yang ia isi. Wajar saja, buku ini baru ia beli 4 hari yang lalu. Buku diari yang lama sudah selesai ia tulis hingga halaman terakhir.

Cia mengambil pulpen berwarna hitam yang ia simpan di ujung meja belajarnya. Perlahan tangan Cia bergerak mengarahkan pulpen itu keatas kertas buku diarinya. Satu kata, dua kata hingga beberapa kata ia rangkai dengan sangat indah. Tulisannya yang sangat cantik melengkapi keindahan buku ini sekarang.

----------

Aku bahagia hari ini, aku bersyukur bisa kenal Aksa walaupun kami baru saja kenal. Aku tidak menyangka Aksa benar-benar baik. Sebenarnya aku sudah lama tau Aksa. Aku tau kerena Aksa sering membeli bunga di toko tempat aku bekerja. Tapi, saat itu aku anggap Aksa sebagai pembeli biasa. Sekarang, semuanya berbeda. Aku yakin Aksa membeli bunga-bunga itu untuk orang yang dia sayang atau mungkin cinta. Sepertinya aku mulai tertarik kepada Aksa.

Ah sudahlah, kenapa aku berpikir sampai kesana. Lagi pula mana mungkin Aksa mau denganku.
Wanita miskin.

FABRICIA 2020

----------

Cia menutup buku itu dan beralih ke buku pelajaran sekolahnya. Ada beberapa tugas yang belum ia kerjakan. Jadi Cia akan mengerjakannya malam ini.

****
Kamar Aksa terlihat terang karena lampu kamar yang dinyalakan semua. Aksa berbaring di atas tempat tidur seraya memainkan ponselnya. Aksa mencari satu kontak di dalam ponselnya. Ternyata kontak yang Aksa cari adalah kontak Cia. Diam-diam Aksa memanggil teman sekelas Cia untuk menanyakan nomor ponsel Cia. Aksa mulai mengetik dan mengirimi Cia Pesan.

 Aksa mulai mengetik dan mengirimi Cia Pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Isi pesan Aksa]

Entah apa balasan Cia setelah ini. Setelah mengirimi pesan tersebut, Aksa langsung mematikan ponselnya dan memejamkan matanya. Berbeda dengan Cia, Cia masih duduk di atas kursi belajarnya. Kali ini Cia tidak memandangi buku pelajaran melainkan memandangi ponsel yang memperlihatkan pesan yang Aksa kirim. Sedikit demi sedikit senyuman Cia mulai merekah.

Cia berjalan Menuju ranjang yang berada di sebelah jendela kamarnya. Cia membuka pintu jendela kamarnya dan memandangi langit malam. Begitu indah langit dimalam ini. Banyak sekali bintang-bintang yang menemani malamnya.

 Banyak sekali bintang-bintang yang menemani malamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chapter 3 finished

Cie cie in Cia plisss hahaha>>>>

Jangan lupa vote🌟

Jangan lupa komen🖋️

Jangan lupa share📨

SELESAI DI BANDUNG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang