<<< happy reading >>>
Seluruh siswa dikelas Cia telah menyelesaikan tugas matematika yang diberikan oleh Pak Bima. Cia merasa sangat lega karena telah menyelesaikan soal mematikan yang mematikan itu. Walaupun kepalanya terasa sangat pening. Kini waktunya para siswa untuk istirahat. Cia pergi keluar kelas dan berjalan menuju kantin sekolah. Cia berjalan menuju tepat duduk dengan membawa semangkuk mie instan dan segelas es teh manis. Cia duduk di meja makan yang ada di bagian ujung kantin. Cia menyantap makanannya hingga setengah tandas. Tiba-tiba, Cia dikejutkan dengan suara Hanna yang baru saja datang.
"Cia cia" panggil Hanna. Cia mengangkat kepalanya untuk menatap wajah Hanna.
"dari mana si?" Tanya Cia kepada Hanna yang baru saja duduk.
"Maaf Cia tadi aku kebelet jadi aku pergi ke toilet dulu" jelas Hanna.
"Kamu nggak makan?" Tanya Cia seraya menatap Hanna yang berada dihadapannya.
"Nggak lapar Cia" jawab Hanna.
"Tumben, biasanya dikit-dikit minta antar ke kantin" ledek Cia.
"Cia ih, itu kalau aku lagi badmood aja jadi bawaannya ingin makan terus" ucap Hanna
"Mana ada orang tiap hari badmood" ucap Cia.
"Ada, aku" balas Hanna seraya menatap Cia yang sedang menikmati makanannya.
****
Sepulang sekolah...
Aksa sudah menunggu Cia sedari tadi di tempat parkir motor. Seperti apa yang sudah ia katakan kepada Cia yaitu akan mengantarkannya ke toko bunga. Maka dari itu ia akan membuktikan bahwa perkataannya itu bukan sekedar omong kosong.Cia berjalan dengan santai berbarengan dengan Hanna. Aksa menatap Cia yang sedang berjalan sembari tertawa dengan Hanna. Senyum Aksa mulai merekah dengan mata yang tidak beralih, masih menatap Cia. Aksa melambaikan tangannya kepada Cia yang sudah menatapnya dari jauh.
"Hanna, Cia duluan ya" ucap Cia kepada Hanna.
"Pasti mau jalan-jalan sama Aksa" ucap Hanna, menebak.
"Cia mau kerja" ucap Cia, tidak membenarkan ucapan Hanna.
"Diantar Aksa?" Tanya Hanna dan Cia hanya mengangguk.
Cia berlari kecil menghampiri Aksa yang sudah menunggunya. Cia berhenti dihadapan Aksa yang berdiri tegak di samping motor. "Aksa maaf lama" ucap Cia namun aksa hanya mengangguk dan tersenyum.
"Aksa marah ya? Cia lama banget ya?" Tanya Cia yang menduga bahwa Aksa marah kepadanya.
"Enggak Cia, aku nggak marah" ucap Aksa yang membuat Cia tenang.
"Terus kenapa Aksa diam aja?" Tanya Cia.
"Nggak apa-apa Cia" jawab Aksa, singkat.
"Udah ayo aku antar" ucap Aksa. Aksa menaiki motornya dan disusul oleh Cia menaiki motor Aksa. Sebelum mereka pergi ke toko bunga, Cia dan Aksa memutuskan untuk mengganti seragam mereka dengan baju biasa. Cia kembali kerumah Cia begitupun dengan Aksa yang kembali kerumah Aksa. Setelahnya, Aksa kembali kerumah Cia untuk menjemput Cia.
Aksa melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Aksa memang tidak berani ngebut ketika sedang membonceng perempuan. Apalagi perempuan itu semanis dan secantik Cia.
"Cia, udah lama kerja di toko bunga?" Tanya Aksa supaya tidak canggung disepanjang jalan.
"Lumayan, semenjak nenek meninggal" jawab Cia.
"Memangnya orang tua Cia kemana?" Tanya Aksa yang ke-dua kalinya.
"Orang tua Cia udah pisah dan Cia nggak tau mereka kemana, mungkin mereka udah bahagia dengan hidup mereka masing-masing" jelas Cia.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELESAI DI BANDUNG
Novela Juvenil"kalau cia di kasih 1 permintaan, apa yang bakal cia minta?" "Cia nggak mau di pukul ayah" Apakah hanya kematianku yang ditunggu semua orang? Sebenarnya aku bisa bahagia, tapi tidak disini. Melainkan di kehidupan setelah kematian. Mengapa tuhan men...