• ⟡ 「 𝟕𝟗 - 𝐌𝐚𝐧𝐚 𝐒𝐢𝐡𝐢𝐫 」 ⟡ •

1.1K 167 46
                                    

⟡ ------------------------- ⟡

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐟𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐨𝐤𝐞𝐲𝐲?

⟡ ------------------------- ⟡


'Hening' itulah satu kata untuk mendeskripsikan suasana saat ini.

Halilintar dan Thunder, keduanya saling terdiam.

'Haish.. sampai kapan kami terus berada di sini?!' Tanya batin Thunder kesal.

Pasalnya, ia dan Halilintar sudah berjam-jam berada di tempat ini tanpa melakukan apapun sama sekali. Benar-benar membosankan.

Baiklah.. jadi, Thunder saat ini sedang berada di dimensi buatannya Halilintar. Anggap saja kemampuan sihirnya sudah meningkat karena berhasil menyegel Strom. Jadi, ia pun sudah bisa membuat dimensinya sendiri.

Dan dimensi buatan Halilintar ini, tempatnya sangat indah.

Ini adalah sebuah hamparan rumput yang luas. Ada beberapa kawasan yang ditumbuhi oleh bunga-bunga. Ah.. lebih tepatnya bunga mawar sih. Kebanyakan ada mawar merah, tapi ada juga warna lainnya.

Ada juga pohon-pohon yang tumbuh di beberapa tempat. Diantaranya ada pohon apel, pir, dan mangga.

Halilintar pun saat ini sedang duduk di salah satu dahan pohon mangga. Ia menatap langit dimensinya yang mirip dengan dunia nyata.

Sementara itu, Thunder pun duduk di bawah pohon mangga itu. Ia memandang ke depannya dimana ada sekumpulan bunga mawar merah yang bermekaran. Sesekali ia juga melirik ke arah Halilintar yang berada tepat di atas kepalanya.

Wushh!

Angin sepoi-sepoi menerpa wajah keduanya. Memberikan ketenangan yang tiada tara. Tapi sayangnya itu hanya berlaku pada Halilintar.

Kenapa? Karena Thunder sudah terlanjur bosan. Dia bisa gila kalo lama-lama disini.

"Tuan! Mau sampai kapan kita disini? Aku bosan tau!" Ujarnya kesal.

"Hadehh.. kau ternyata cepat bosan ya?" Ujar Halilintar sembari memutar irisnya malas.

"Ck! Lagipula siapa yang gk bakalan bosan hah?! Kita sudah berada di tempat ini selama berjam-jam tau!"

"Huft.. harusnya kau itu senang! Ini itu yang disebut ketenangan tau!

"Iyaa.. ini memang ketenangan, tapi ini terlalu tenang! Aku bosan jika harus terus memandang hamparan ini!"

"Hm.."

Halilintar seketika berpikir. Yang dikatakan oleh Thunder itu ada benarnya juga. Mereka sedari tadi cuma memandang ke depan tanpa melakukan apapun.

Sungguh kegiatan yang tak berfaedah, tapi menenangkan kalo kata Halilintar.

"Hmm.. mau baca novel?" Tawar Halilintar akhirnya.

"Huh? Emang disini ada novel?"

"Tentu saja!"

Halilintar sontak mengangkat tangan kanannya ke depan, ia menciptakan sebuah lingkaran sihir kecil. Kemudian lingkaran sihir itu pun langsung mengeluarkan beberapa buku yang pastinya adalah novel.

Halilintar pun mengambil salah satu novel itu dan mengangkatnya tepat di atas kepala Thunder.

"Noh! Tangkap!

"Eh? Tangkap ap-"

Brakk!

"Auch!!"

Thunder sontak mengelus kepalanya yang dijatuhi sebuah novel oleh Halilintar.

Kembali Kepada Kalian [Halilintar] - 𝐒𝟏 || 「𝘌𝘯𝘥 ✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang