BUKU PAKET

184 128 16
                                    

Tapi akuu kangen rambutnya yang panjang

***

Setelah beberapa menit Nopal menelpon Bagas akhirnya si empunya rumah keluar.

"Lo berdua ngapain anjir kesini siang-siang bolong," ujar Bagas melihat kedua teman sekelasnya didepan rumahnya.

"Tanya aja nih sama Riyan, dia yang punya ide," tunjuk Nopal ke Riyan.

Riyan pun menjelaskan maksud dan tujuannya datang kesitu yah buat apa lagi kalo bukan karena ingin ketemu sama Bella, tapi Riyan berencana seolah-olah itu terjadi karena tidak sengaja.

"Jadi lo maunya kek gimana," tanya Bagas.

"Ya gue pura-pura kerja kelompok aja disini, terus lo telpon Bella bilang aja mau pinjem buku,"

"Yaudah terserah lo aja jir,"

Nopal yang sedari tadi mendengarkan perdebatan mereka berdua hanya diam dengan menatap layar ponselnya, dan masih melanjutkan mabarnya dengan teman sekelasnya juga, dia sama sekali tidak tertarik dengan pembahasan mereka.

"Udah buruan anjir!!"

"Sabarlah jir, ini lagi utiwi,"

Bagas pun membuka ponselnya dan mencari nama kontak Bella dan segera meneleponnya sesuai dengan permintaan Riyan, yah walaupun dengan terpaksa tapi tetap ia lakukan.

Bella
"Hahh apa?"
tanya Bella diseberang sana.

Bagas
"Lo ada dirumah nggak?"

Bella
"Ho'oh, lagi dirumah."

Bagas
"Nah kebetulan banget lo buruan kesini gih!!"

Bella
"Ngapain jir?"

Bagas
"Mau pinjem buku paket sama bulpen, kebetulan nih ada Riyan sama Nopal disini lagi kerja kelompok. Lo buruan kesini ya gue tunggu!!" setelah berbicara panjang lebar Bagas segera mematikan ponsel miliknya tanpa menunggu jawaban dari Bella, yah karena Bagas pasti tau kalo Bella bakal kesini.

Setelah menerima telpon dari Bagas Bella segera menuju kamar mandi untuk cuci muka dan berganti pakaian, kemudian Bella meminta izin ke orang tua nya untuk keluar sebentar sambil menenteng buku paket ditangannya tak lupa juga membawa tempat pensil berwarna hitamnya.

Hanya perlu waktu dua menit Bella berjalan kaki Bella sudah berada di teras rumahnya Bagas dengan ditemani beberapa cemilan yang dibawa oleh Riyan dan Nopal.

"Nih bukunya," menyodorkan buku tersebut kedepan.

Riyan dengan sigap menerima buku tersebut dengan menampilkan senyumnya yang manis. Kemudian mereka bertiga mulai mengerjakan tugas yang memang benar telah diberikan di kelas mereka.

Bella yang sedari tadi memperhatikan mereka bertiga hanya bisa melihat mereka menulis sambil cemilan yang ada didepannya.

"Ehh Bell gue pinjem bulpen 1 dong ada nggak?" tanya Nopal.

"Ada, nih ambil aja,"

Beberapa menit kemudian mereka selesai mengerjakan tugas dan memilih untuk menutup bukunya, karena mereka benar-benar sudah lelah setelah bergulat dengan pikiran mereka.

"Ehh lo nonton anime juga ya," tanya Riyan ke Bella, setelah tak sengaja melihat wallpaper ponselnya.

"Eh iya nih, kalo lo gimana?"

"Gue mah nonton juga, nih si Nopal juga nonton juga," sambil menunjuk Nopal yang sedang bermain game online lagi.

Mereka berdua akhirnya larut dalam pembicaraan mereka tentang anime itu dan sesekali Nopal juga ikut nimbrung dalam pembicaraan mereka. Bagas? Jangan ditanya lagi dia lebih memilih untuk melihat YouTube daripada harus ikut dalam obrolan para wibu tidak jelas itu.

"Gue pulang duluan yah, dah sore nih," pamit Riyan dan Nopal ke Bagas.

Kenapa hanya pamit ke Bagas? Yah karena Bella sudah pulang duluan tadi sebab Bella sempat dicari oleh mamanya untuk diajak ke pasar membeli beberapa barang.

***

Malam harinya di kamar dengan tembok dominan berwarna coklat putih itu terdapat cowok yang tengah rebahan sambil berkutik dengan ponselnya sedari tadi.

"AKHH GUE CHAT APA KAGAK YA ANJIR," frustasi nya yang sedari tadi bingung untuk mengirim pesan apa ke Bella.

Setelah pulang tadi Riyan sempat meminta nomornya ke Bagas. Tapi malah sekarang dia tidak tau harus mengetik apa kepada cewek itu.

"Gue ngirim chat kayak gimana anjir biar nggak keliatan jamet," cetusnya yang dari tadi tidak mendapatkan ide.

Sudah sepuluh menit Riyan memikirkan kata-kata yang tepat untuk dikirim hingga akhirnya Riyan kehilangan semangatnya, yah memang Riyan tipikal orang yang mudah menyerah.

Pemuda itu menghela nafasnya panjang-panjang dan bangkit dari tempat tidurnya untuk menuju ke meja belajarnya. Riyan menatap lekat pada buku yang dihadapannya sekarang, walaupun hatinya ingin melakukan aktivitas lainnya namun pikirannya masih tertuju pada ponsel miliknya.

Karena tidak ingin pikirannya tertuju pada ponsel, akhirnya Riyan mengambil satu buku pelajaran yaitu Fisika untuk dikerjakan beberapa soal yang tadi dijelaskan pada saat dikelas.

Sebuah balok bermassa 5 kg terletak di atas permukaan datar yang kasar. Gaya horizontal sebesar 20 N diterapkan pada balok. Jika koefisien gesekan kinetik antara balok dan permukaan adalah 0,2, tentukan percepatan gerak balok!

"Soal macam apa ini anjir," rengeknya setelah membaca satu soal yang ada dibuku.

"Oke Riyan fokus, lo pasti bisa ngerjain nih soal kayak biasanya, fokus," yah memang setiap ada tugas Riyan akan mengerjakan dengan perlahan namun pasti.

Riyan yang sudah kembali fokus ke bukunya mulai mengerjakan soal tersebut dengan sungguh-sungguh dan walaupun beberapa Riyan menoleh kebelakang untuk melihat ponselnya.

Sekitar 15 menit akhirnya Riyan bisa menyelesaikan satu soal tersebut dengan hasil kerjanya sendiri entah itu benar ataupun salah.

Diketahui:
Massa balok (m) = 5 kg
Gaya horizontal (F) = 20 N
Koefisien gesekan kinetik (μ) = 0,2

Jawaban:
Menggunakan Hukum Newton II: F - Fges = ma 20 - μN = ma 20 - 0,2N = 5a 20 - 1N = 5a N = 20 N a = (20 - 120) / 5 a = 0 m/s^2

Jadi, percepatan gerak balok adalah 0 m/s^2, artinya balok bergerak dengan kecepatan konstan.

Yah jawaban seperti itulah yang tertulis dibuku tulisnya. Setelah mengerjakan soal tersebut Riyan kembali melangkah ke kasurnya dan merebahkan tubuhnya sambil menatap ponsel yang ada disampingnya.

"BODOAMAT COO, GUE CHAT AJA ANJIR DARIPADA KEPIKIRAN GUE!!!" resahnya.

MASIH BERLAKU NGGAK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang