Berdo'alah! Desak tuhan sesukamu. Jika do'a itu tersulam dengan bahan yang halus, jangankan sepotong hati manusia, konon surga pun bisa ditukar.
***
"Bella, kamu dicariin tuh sama Riyan di depan," teriak ibunya Bella dari dapur.
Bella yang mendengar itu langsung melotot, bagaimana bisa Riyan datang kesini tanpa mengabarinya. Namun ternyata salah Bella lah yang tak sempat melihat ponselnya padahal Riyan sudah spam banyak pesan dan telpon namun tak dibalas olehnya.
"Riyan kamu ngapain disini?"
Ucapnya Bella setelah melihat Riyan yang ada di depannya yang bercucuran keringat karena memakai sepeda fixie nya.
Hosh.... hoshh...
Melihat Riyan ngos-ngosan dengan nafas yang tak teratur Bella menjadi tak tega dan menyuruh untuk duduk di teras.
"Riyan duduk di sini dulu ya, Bella ambilin air dingin,"
"Iya Bella,"
Bella keluar dengan membawa segelas air putih yang ditambahkan dengan beberapa irisan jeruk nipis agar lebih terasa segar saat diminum. Riyan yang melihatnya langsung menelan ludahnya karena sudah sangat haus.
"Riyan minum ya airnya Bell," izinnya kepada Bella.
Setelah melihat mengangguk Riyan langsung meminumnya hingga satu gelas habis tanpa sisa air setetes. Bella yang melihat Riyan masih menatapnya dengan tatapan ingin mengintrogasinya.
"Oke mari kita mulai Bella,"
Mendengar hal itu membuat Bella mengerutkan keningnya. Apanya yang dimulai?
"Riyan tau Bella marah sama Riyan kan?"
"Nggak tuh, emang kenapa Bella harus marah sama Riyan? emang Riyan punya salah?" Bella menyindir Riyan dengan sangat halus.
"Punya, Riyan tau kalo Bella baca notif chat dari Nailah kan?"
"Nggak tuh," elaknya.
"Riyan tau sayang,"
"Riyan tau Riyan salah, maafin Riyan yah. Riyan chatan sama Nailah itu juga buat kepentingan tugas doang sayang nggak ada yang lain," jelas Riyan kepada Bella.
"Kenapa nggak tanya ke Bella aja?"
"Ehmm Riyan nggak mau ngerepotin kamu,"
"Maafin Riyan yah Bell, Riyan janji nggak bakal ngulangin lagi beneran," tuturnya dengan tegas.
Melihat Riyan berkata seperti itu membuat Bella luluh kembali, bagaimana pun Bella tidak bisa mendiamkan Riyan dalam waktu yang lama.
"Janji yah?"
"Iya sayang, Riyan janji," katanya sambil mengangkat jari kelingkingnya kepada Bella simbol bahwa Riyan tidak akan mengingkarinya.
"Oke kalo gitu,"
"Kita baikan ya Bella, jangan cuek lagi sama Riyan ya,"
"Iya Riyan, kita baikan oke,"
Akhirnya mereka berdua berbaikan seperti semula. Untuk menciptakan suasana yang nyaman Bella mengambil roti yang dibelinya bersama Riyan dengan sebuah susu coklat untuk topingnya.
Mereka berdua memakan roti warna warni tersebut dengan lahap. Bahkan Riyan saja memakannya sampai belepotan dimana-mana.
"Riyan makannya pelan-pelan aja, masih banyak kok nggak ada yang bakal ngerebut," ucap Bella sambil membersihkan coklat yang ada dibibir Riyan dengan tisu.
"Hehe, kalo rebutan sama Bella Riyan mah ngalah aja. Tapi rotinya enak banget Bella, besok-besok ayo beli lagi yok," ajaknya.
"Bolehh, Bella ayo aja kok,"
Hingga sisa satu roti Riyan sudah tepar karena tak sanggup lagi untuk memakannya. Rasanya perutnya akan meledak karena kekenyangan.
"Ahh Bella, liat Riyan hamil roti," ucap Riyan sambil mengelus perutnya layaknya seorang wanita yang hamil.
"Aduh bapak udah berapa bulan ini, kayak udah besar ya bapak," balas Bella yang dibumbui dengan candaan.
"Udah 12 bulan sih ibu,"
"Aduhh kasian ya belum lahir-lahir juga," ucap Bella dengan prihatin.
"Ahh udah ahh Bella, Riyan jadi malu nih,"
Mereka menyudahi permainan bapak-bapak hamil itu dan dilanjutkan dengan membahas rencana mereka yang akan studi tour di Jogja minggu depan.
Sudah jam setengah sebelas, Bella menyuruh Riyan untuk pulang karena Riyan memakai sepeda fixie bukan motornya otomatis akan memakan waktu yang cukup lebih lama dari biasanya.
"Kalo gitu Riyan pulang dulu ya Bella," pamitnya.
"Iya kamu hati-hati ya, lain kali jangan pake fixie lagi,"
"Loh kenapa," rajuknya.
"Rumah kita itu jauhan Riyan, kamu tadi aja kesini ngos-ngosan kayak gitu,"
"Hehe, tadi Riyan cuma ngetes ototnya Riyan aja kok, udah lama nggak sepedaan," Riyan mengeles sambil menggaruk rambutnya.
"Alasan aja kamu, udah sana pulang udah larut,"
"Iya sayang bye-bye Bebelac nya Riyan,"
Setelah berpamitan Riyan langsung mengayuh sepeda dengan santai sambil melambaikan tangan. Bella yang melihat Riyan sudah agak jauh kembali masuk ke dalam rumahnya karena ngeri juga jika berada di luar sendirian sepi-sepi gini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASIH BERLAKU NGGAK?
Teen FictionFOLLOW DULU YAH, BIAR NGGAK KETINGGALAN UPDATENYA^_^ Benar apa yang dikatakan orang-orang jika masa SMA itu masa yang paling indah, apalagi untuk remaja yang menemukan cintanya di masa itu. Ditahun pertama masa sekolah cowok itu datang didalam ke...