TUNTUTAN

157 118 16
                                    

Senyummu secerah arunika, wajahmu yang seindah bumantara. Kau seperti enigma yang berupa fatamorgana, yang membuatku percaya bahwa kau adalah anagataku.

***

"Ahh pal bantuin gue dong," Riyan berkata tidak jelas dengan keadaan matanya yang terpejam.

Nopal yang mendengar itu langsung mendekat agar bisa mendengar lebih jelas. "Hahh apa? Bantuin apa?"

"Bantuin gue deket sama Bella dong,"

"HAHH!! udah gue duga kalo bakal kayak gini anjir ujung-ujungnya," Nopal menggeleng-gelengkan kepalanya.

***

Semalaman mereka benar-benar sangat mabuk hingga akhirnya Riyan memilih menginap di rumahnya Nopal untungnya hari ini hari sabtu jadi mereka bisa tidur dengan tenang karena sekolah sedang libur. Namun Riyan melupakan satu hal yang sangat penting yaitu mengabari orang tuanya.

"Woii Yan bangun anjir udah jam 9 goblok, ponsel lo daritadi bunyi terus jir,"

"Ehmm bentar 5 menit lagi," jawabnya dengan mata yang masih terpejam.

"EMAK LO NELPON DARITADI EGE!!"

Mendengar hal tersebut sontak membuat Riyan langsung bangkit dan meraih ponselnya yang sedang Riyan charging disampingnya.

Dengan keadaan setengah sadar Riyan mengangkat telponnya. "Ha-halo maa,"

"Kamu dimana sih? Ditelpon dari kemaren nggak diangkat,"

"Aku lagi nginep ma,"

"Pulang sekarang!!!"

Setelah menerima telpon tersebut Riyan segera bangkit untuk membersihkan dirinya yang sekarang sedang berantakan, Riyan tidak ingin mamanya melihatnya seperti ini.

Wajah Riyan memerah semu melihat layar ponselnya terpampang pesan dari seorang wanita yang sangat Riyan sukai.

"Kamu lagi ngapain sekarang?"

Hanya pesan seperti itu saja sudah bisa membuat seorang Arrayan Abraham Radeza itu menjadi salah tingkah sendiri, ia segera membalas pesan tersebut tak ingin orang yang disana menunggu terlalu lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya pesan seperti itu saja sudah bisa membuat seorang Arrayan Abraham Radeza itu menjadi salah tingkah sendiri, ia segera membalas pesan tersebut tak ingin orang yang disana menunggu terlalu lama.

"Lo ngapain anjir senyam-senyum sendiri kayak orang gila,"

"Bacot wibu,"

"Lo juga wibu goblok,"

***

Riyan sudah sampai di depan pintu rumahnya, Riyan menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya, saat membuka pintu Riyan melihat bahwa kedua orangtuanya sudah berada di ruang tamu dengan wajah yang tampak seperti kesal.

"Kamu ini sebenarnya mau jadi apa sih!!!"

"Kamu ini sekarang udah SMA udah nggak banyak waktu lagi,"

"Dengan santainya kamu malah nginep dirumah temenmu dan juga seenaknya nggak hadir les!!!"

"Mama sama papa itu udah bayar les kamu mahal-mahal!!"

"Kamu itu harus belajar dengan serius biar setidaknya masuk kedokteran di universitas A kalo kamu begini mau jadi apa kamu!!!"

Riyan sudah biasa mendengar hal tersebut, dan Riyan segera masuk kamarnya untuk belajar sesuai perintah orang tuanya. Meski Riyan terlihat seperti cowok nakal namun Riyan tetap belajar bahkan les hingga larut malam demi keinginan orang tuanya tersebut.

Saat tengah membuka buku pelajaran Riyan lagi-lagi teringat sekilas wajah Bella dengan dihiasi seulas senyum yang manis, alis yang tebal, bulu mata yang lentik, dan hidung kecil mungil. Wajahnya terus-terusan menghantui pikirannya hingga ia tertidur lelap di meja belajarnya.

***

Disisi lain Bella juga sama halnya seperti Riyan, Bella terlihat begitu senang bisa mengenal Riyan namun Bella juga merasa takut halnya tak diinginkan seperti dulu terulang lagi. Bella tak ingin terlalu larut untuk kesenangan sementara ini.

"Ahh dah lah mending makan terus main sama temen-temen, daripada gue makin baper,"

Bella bangkit dan berjalan menuju dapur untuk mengambil makanan, setelah beberapa menit kemudian Bella berpamitan kepada ibunya untuk pergi keluar sebentar.

Seperti pada umumnya Bella, Bagas, Nadia, dan juga Siska berkumpul bersama membahas apa yang hangat dihari itu sambil menyemil makanan yang sudah disiapkan oleh tuan rumah mereka Nadia.

MASIH BERLAKU NGGAK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang