Aku rela disalahkan. Saat dimaki akupun diam. Jangan bertengkar lagi. Aku mencintaimu. Istirahatlah...
@diaayisabella
***
Satu bulan berjalan, sekolah sudah mulai menerapkan sistem masuk full untuk semua kelas. Yah berarti Riyan dan Bella bisa bertemu setiap hari, berjalan masuk dan keluar gerbang, makan dikantin bareng.
Selama satu bulan tersebut hubungan mereka berjalan dengan sangat baik tanpa adanya campur tangan dari pihak luar. Hingga pada hari itu ada satu hal yang membuat Bella penasaran dan ingin bertanya kepada Riyan.
"Riyan katanya Bagas di kelas ada yang ngedeketin kamu yah?" tanyanya sambil menuangkan sambal ke bakso yang ada didepannya.
"Hahh perasaan nggak ada deh, emang Bagas bilang kek gimana?"
"Katanya ada cewek yang diam-diam suka sama kamu terus pas sebelum kamu jadian sama aku, dianya mau confess ke kamu,"
"Hah siapa sih anjir, jangan-jangan Bagas ngarang!"
"Udah Bella tenang aja, Riyan nggak bakal macem-macem kok," ucapnya sambil mengelus kepala si pacarnya tersebut.
Bella menatap tajam ke arahnya si cowok tersebut. "Janji ya, kalo sampe bohong liat aja!!"
"Ih iya sayang, jangan gitu serem tau."
Selepas pulang sekolah Bella menghampiri Riyan dikelasnya, karena memang satu arah ke gerbang jadi sekalian saja. Mereka berdua pun berjalan bersama dengan diikuti oleh teman-teman mereka dari belakang.
Sesampainya diparkiran mereka berdua berpisah, kenapa mereka tak pulang bersama-sama? Yah karena Bella biasanya membonceng temannya Siska Bella tak bisa meninggalkannya. Sedangkan Riyan juga sama ia terkadang membonceng sahabatnya yaitu Nopal.
***
Riyan dan Nopal tidak langsung pulang, mereka mampir sebentar ke warung yang biasanya tempat biasanya berkumpul dengan teman-temannya yang lainnya.
"Eh pal bagi rokok dong,"
"Kerjaan lo minta mulu anjir, padahal kayaan lo," ujarnya sambil menyodorkan bungkus rokoknya.
"Ehh pal lo tau nggak?"
"Tau apa ege?"
"Gue tadi didenger dari si Bella katanya ada cewek dikelas kita yang naksir sama gue,"
"Pede banget lo anjir,"
"Anjir Bella dikasih tau sama si Bagas anjir, ga mungkin dia bohong,"
"Tapi menurut lo siapa?" tambah Riyan.
"Apa jangan-jangan si Hana? Dia kan akhir-akhir kek ngedeketin lo,"
"Masa sih?"
"Anjir lo nggak apa dia selalu noleh ke belakang buat ngeliat lo terus setiap buat kelompok dia mau sama lo terus, emang lo nggak nyadar apa?"
"Nggaklah, gue nggak pernah punya pikiran sampe sejauh itu jir,"
"Mending lo jauh-jauh deh dari si Hana,"
"Dih kan bukan gue yang ngedeketin"
"Yah nggak gitu juga maksudnya, emang lo mau urusannya makin runyam,"
"Yah nggak mau lah, gue nggak pengen Bella marah sama gue,"
Setelah mengetahui siapa yang dimaksud oleh Bella tadi, Riyan tidak bisa memberi taunya kepada Bella langsung karena takutnya Bella akan terkena getahnya. Riyan lebih memilih untuk menyelesaikan urusan ini sendirian.
Baginya saat ini yang terpenting adalah bagaimana cara membuat Bella bahagia, dan selalu bahagia tanpa ada rasa khawatir sedikitpun.
***
Di kamar seorang gadis dengan nuansa warna biru dengan sedikit warna ungu. Terdapat seorang gadis yang sedang asik bermain ponselnya dengan tersenyum. Yah siapa lagi kalau bukan Bella, Bella sedang asik saling membalas pesan dengan sang pujaan hatinya.
Namun sesekali juga Bella membalas pesan dari teman-temannya yang seng membicarakan seorang gadis yang dicurigai oleh mereka kalo dia orang yang sedang berusaha mendapatkan pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASIH BERLAKU NGGAK?
Teen FictionFOLLOW DULU YAH, BIAR NGGAK KETINGGALAN UPDATENYA^_^ Benar apa yang dikatakan orang-orang jika masa SMA itu masa yang paling indah, apalagi untuk remaja yang menemukan cintanya di masa itu. Ditahun pertama masa sekolah cowok itu datang didalam ke...